Curhat ini dikutif dari “Forum Curhat” tanggal 27 Januari 2009Saya anak perempuan tunggal. Sejak ayah saya meninggal, saya hanya tinggal berdua dengan ibu. Semenjak itu kita selalu kemana-mana berdua. Hubungan kami sangat dekat. Saya dan ibu saling menyayangi walaupun tidak jarang kami juga bertengkar. Pada saat pertengahan saya menjalani kuliah, saya berpacaran dengan pria dan cukup memiliki tujuan yang serius. Dia dua tahun lebih tua dari saya, kami saling menyayangi dan merasa cocok satu sama lain. Namun keseriusan saya berhubungan dengan pacar saya menjadikan ibu saya cemas, karena pacar saya tinggal di luar kota dan ibu saya mengatakan bahwa dia kurang setuju karena menurutnya dia kurang sreg dengan pacar saya. Namun setelah itu, saya baru mengetahui dari ibu bahwa beliau kurang setuju karena mungkin saja pada suatu saat nanti saya dan pacar saya menikah, saya akan "dibawa" dan akan meninggalkan ibu sendirian. Awalnya saya tahu mungkin itu hanya kekhawatiran seorang ibu saja, karena kami sangat dekat dan tergantung satu sama lain, tidak terbayangkan kalau suatu saat kami berpisah. Setelah saya beri pengertian bahwa saya tidak akan mungkin tega meninggalkan ibu sendiri, beliau sedikit tenang. Akhirnya saya dan pacar menjalani hubungan dengan tenang pula karena merasa sudah direstui oleh ibu.
Setelah 3 tahun kami berpacaran (walaupun sempat putus karena ibu sering bermasalah dengan pacar, menurut saya karena ketakutan berlebih ibu, bahwa pacar akan merebut saya nanti, jadi ibu selalu berpikiran negatif. Akhirnya pacar mengalah dan mungkin capek merasa dirinya tidak pantas untuk saya dan tidak direstui oleh ibu) hubungan saya dan ibu turun naik, sering kami bertengkar hanya karena ibu ingin saya memilih calon suami yang tinggal satu kota dengan saya, jadi beliau tidak akan takut lagi merasa ditinggalkan.
Sampai saatnya pacar melamar saya dan meyakinkan ibu bahwa dia tidak akan "mengambil" saya begitu saja, dia akan menyayangi saya dan menyayangi ibu juga. Dia akan pulang setiap weekend ke rumah saya, dia tidak masalah tinggal terpisah dengan saya setelah kami menikah. Ibu juga akhirnya setuju dan memberi saya ijin agar sewaktu-waktu saya kerumah calon suami (yang masih tinggal dengan ortunya) setelah saya menikah. Akhirnya ibu memberikan restu pada kami, dan kami menikah. Sekarang usia pernikahan kami belum mencapai dua bulan.
Awalnya saya sangat bahagia ibu bisa memberi restunya, tetapi semenjak seminggu menikah, rasa ketakutan ibu semakin menjadi. Beliau merasa bahwa suatu saat harus melepaskan saya dan setiap beliau memikirkan hal itu, kami selalu bertengkar, karena beliau terus menerus berpikiran buruk terhadap saya dan suami, bahwa kami akan meninggalkan beliau sendirian. sesuai janji, suami saya pulang setiap weekend, pernah juga beberapa hari dalam seminggu, saya menemani suami di rumahnya dan saya sangat bahagia bisa berdekatan dgnnya, tapi di satu sisi saya pun cemas dan khawatir tentang perasaan ibu. Setiap saya pergi, saya disangka memang saya ingin bersama suami terus, tidak mau bersama ibu, karena sekarang saya sudah menjadi istri orang. Setiap saya pulang ke rumah pun kadang-kadang kami bertengkar hanya karena ibu merasa diabaikan, karena setiap suami pulang weekend, saya selalu menemani dan menghabiskan waktu bersama suami. Padahal sebagai pengantin baru saya juga ingin merasakan indahnya saat-saat bersama suami setiap saat. saya protes, saya merasa tidak bersalah jika saya menemani suami pada saat suami pulang, toh setiap weekdays saya setiap hari bersama ibu, bahkan kami masih tidur bersama seperti sebelum saya menikah. Jadi tak ada salahnya, karena saya jarang bertemu suami. saya jadi bingung membagi diri saya. Saya tidak mau menyakiti keduanya. Saya harus bagaimana menghadapi dilema seperti ini, help!
saya tidak mau berpisah dengan ibu, tapi saya pun ingin bersama suami. Sepertinya suami tidak mungkin pindah kerja, karena dia sudah mulai mapan dan memantapi karirnya di sana, tidak mau mengambil resiko. Sedangkan ibu dan saya pun tidak ingin jika suatu saat kami berdua pindah mengikuti suami ke kotanya. Tolong, saya lelah dengan situasi seperti ini. saya sangat menyayangi ibu, tidak terbersit di benak saya untuk jauh dan berpisah darinya. Saya juga menyayangi suami, dia sangat pengertian dan mau mengalah membiarkan kami hidup terpisah karena kami sayang ibu, tidak ingin membuat ibu sedih.
Tapi kenapa ibu selalu saja berpikiran saya terlalu membela suami, bagaimanapun katanya ibu yg melahirkan saya banyak pengorbanannya, tidak ada mantan ibu sampai kapanpun. Sampai-sampai pernah suatu saat karena bertengkar dan ibu emosi, beliau mengucapkan kata-kata yang membuat saya sangat sakit hati, crying: "Mama gak apa-apa kalou pun kamu cerai! daripada kondisinya terus begini, anak durhaka! lebih membela suami daripada ibu sendiri!”
Astaga! saya sangat bingung dan shock dengan perkataan ibu. Tega-teganya mengucapkan kata-kata yang membuat saya down. Walaupun emosi, tapi tetap saja saya tidak terima, apakah saya gak bisa mendapatkan kebahagiaan setelah menikah? Kenapa jadinya begini? Padahal semuanya atas ijin Tuhan YME akhirnya saya menikah dengan suami saya pun. Saya tidak menyesal,....tapi saya bingung menghadapi ibu,.....please help!
Jika anda mau memberi komentar, saran atau masukan silakan di kolom komentar di bawah posting ini atau di Forum Curhat.
Artikel Terkait:
- 5 Saran Simpel Untuk Cowok yang Sedang Mencari Cewek Idaman
- " The Greatest Pain in Life "
- Stres Karena Pacar Ditentang Orang Tua
- Menulis Komentar dapat Hadiah! Mau?
- Forum Curhat : “Hancur Sudah Harapanku”
- Masalah Ortuku, Masalahku juga…
- Rasa Bersalah dan Rasa Takut yang tidak Jelas
- Saya Lelah dengan Diri saya dan hidup ini
- Apa itu Hidup?
- Cinta yang Tak Lekang pada Sang Mantan
- Minder kerena Kelebihan Berat Badan.
- ”29 Tahun Menghadapi Sikap Kasar (verbal) Suami”
- “Ingin Rasanya Aku Menjual Sebelah Ginjalku”
- Aku Harus Bagaimana?
- Gadis Belia yang Tersiksa karena Sikap Pacar yang Posessif ( curhat ke-2 )
- Gadis Belia yang Tersiksa karena Sikap Pacar yang Posessif
- Seseorang yang Gelisah dan Berpikir untuk Bunuh Diri !
- Bahagia yang Menghasilkan Air Mata
- Sebenarnya Kenapa Aku ini?
- Inspirasi dari Gadis Mungil dengan Down Sindrom
- 5 Tips Rahasia Awet Muda, Cantik dan Menawan
- Inilah Cinta yang Sederhana dan Apa Adanya
- Apa kata Krisna jika Melihat Kisah Cinta Rais dan Risna?
- “Pengorbanan Cinta”, Bukan Novel Biasa!
- Cinta Sejati yang Membuatku Menangis
- Mengapa dan Bagaimana Dia Jadi Tongki?
- Perselingkuhan, Bagaimana Mencegah dan Mengakhirinya?
- Jalan Hidup Gue
- Jika Kekasih atau Pasangan Anda Acuh Tak Acuh, Bagaimana Menyikapinya?
- Pacar dan Sahabatku Meninggalkanku Bersamaan
- Apa yang Anda Inginkan dari Pasangan Hidup Anda?
- Jika Mau Melamar Sang Kekasih, Apa yang Akan Anda Katakan Kepada Calon Mertua?
- Seorang Karyawati Nekad Bunuh Diri
- Jika Ditinggal Kekasih yang Sangat Dicintai lalu Ditinggal Sahabat, Apa yang akan Anda Lakukan?
- Tema “Cinta” Mendominasi Forum Curhat
- Bagaimana Meyakinkan Orangtua bahwa Anda Sudah Siap Menikah?
- Arti Cinta Bagi Seorang Bipolar (Bagian 2)
- Arti Cinta Bagi Seorang Bipolar (Bagian 1)
- Jangan Takut untuk Mencintai, Seseorang sedang Menunggu Kedatangan Anda
- Pengorbanan Cinta
- 5 Saran Simpel Untuk Cowok yang Sedang Mencari Cewek Idaman
- Pengorbanan Cinta
- Cinta atau Sahabat
- Keajaiban Memberi
- Hati-Hati dengan “Sang Pencuri Impian”
- Cinta yang Luar Biasa Seorang Ayah kepada Anak Angkatnya
- Pengamen Nyentrik di Markas Polres Subang
- Apa kata Krisna jika Melihat Kisah Cinta Rais dan Risna?
- Mengapa dan Bagaimana Dia Jadi Tongki?
- Ebook True Story “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”
- Inpirasi dari film “Mongol”, True Story Genghis Khan
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Gabriel Muniz, Bocah Tanpa Kaki yang Punya Talenta Luar Biasa
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Ujian Tuhan untuk Seorang Istri Luar Biasa yang Bijaksana dan Berjiwa Besar
- Kejujuran Iblis Kepada Nabi Muhammad SAW ( 2 )
- Kejujuran Iblis Kepada Nabi Muhammad SAW
- Seorang Karyawati Nekad Bunuh Diri
- Pelajaran Berharga dari Nenek “Berbibir Merah” di Lereng Merapi
- Bagaimana Mengatasi Kejenuhan Rutinitas Kerja dengan Cara Sederhana namun Unik dan Berkesan
- Pelajaran Berharga dari Seorang Janda Tua
- Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Pasukan Super Khusus Amerika Serikat, “Tim Enam” Navy SEAL?
- Bagaimana Bertahan Hidup Selama 3 Minggu di Lautan Lepas?
- Zhang Da, Bocah Tangguh yang Pantang Menyerah!
- Inilah Kaver buku “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”
- Perempuan Tua yang Hilang Ingatan itu Diusir Petugas Ronda
- Keajaiban Memberi
- Ketegaran Jiwa Seorang Sekizofrenia
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
dear pengantin baru yg gelisah, gini.... klo kamu muslim... ada hadis utk seorang istri kpd suaminya dan seorang anak kpd ibunya. pengikut rasuluulah bertanya kpd Rasullulah : ya Rasul, siapakah orang yg paling dimulikan didunia ???.... lalu Rasul menjawab : ibumu. lalu siapa lagi ya Rasul ?? (tanya pengikut Rasul).... Ibumu..(jawab Rasullulah, lalu siapa lagi ya Rasul??(tanya pengikut Rasul)....dan Rasul pun menjawab ibumu....baru ayahmu. jadi sampai tiga kali rasul mejawab ibu..baru ayah. itu masalah hub anak dengan ibunya. sedangkan kalau masalah istri dengan suaminya...Rasul pernah bersabda "seandainya saja dibolehkan seseorang sujud,,maka akan kusuruh dia sujud dengan suaminya". jadi surga dan neraka seorang istri ada di suaminya. sukurlah kamu mendapatkan suami yg mampu mengerti kecemasan kamu.. itu udh jadi point plus buat kamu. tapi jgn kamu hrs dimengertiin terus.... kamu juga hrs mengerti apa yg diingan suami kamu. mendingan kamu ajak ibumu utk tinggal bersama. klo tdk mau... kamu pilih hidup dgn suamimu. insya Allah mungkin dengan kejauhan ibumu pasti akan mengerti. and keep contact with your mom. jika dia mengeluh atau bilang kamu anak durhaka.... coba kamu katakan dengan kata2 yg singkat tapi mengena contohnya " apapun yg mama pikirkan tentang aq... ga akan bisa merubah hatiku kepada mama bahwa aku selalu sayang mama, namun karna keadaan yg sulitlah membuat kita terpisah seperti ini. tapi aq selalu berdoa bahwa mama akan dalam lindungan Tuhan... dan aq rindu mama...aq ingin mama ikut kami...karna aq membutuhkan mama."........ nah seperti itulah kata2 yg mengena dihati...insya Allah ada jalan klo kamu trs berkata dan berbuat baik pada kedua hati kamu (mama dan suamimu). cheers kiky
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)