BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Pengantin Baru yang Gelisah

    

Curhat ini dikutif dari “Forum Curhat” tanggal 27 Januari 2009

Saya anak perempuan tunggal. Sejak ayah saya meninggal, saya hanya tinggal berdua dengan ibu. Semenjak itu kita selalu kemana-mana berdua. Hubungan kami sangat dekat. Saya dan ibu saling menyayangi walaupun tidak jarang kami juga bertengkar. Pada saat pertengahan saya menjalani kuliah, saya berpacaran dengan pria dan cukup memiliki tujuan yang serius. Dia dua tahun lebih tua dari saya, kami saling menyayangi dan merasa cocok satu sama lain. Namun keseriusan saya berhubungan dengan pacar saya menjadikan ibu saya cemas, karena pacar saya tinggal di luar kota dan ibu saya mengatakan bahwa dia kurang setuju karena menurutnya dia kurang sreg dengan pacar saya. Namun setelah itu, saya baru mengetahui dari ibu bahwa beliau kurang setuju karena mungkin saja pada suatu saat nanti saya dan pacar saya menikah, saya akan "dibawa" dan akan meninggalkan ibu sendirian. Awalnya saya tahu mungkin itu hanya kekhawatiran seorang ibu saja, karena kami sangat dekat dan tergantung satu sama lain, tidak terbayangkan kalau suatu saat kami berpisah. Setelah saya beri pengertian bahwa saya tidak akan mungkin tega meninggalkan ibu sendiri, beliau sedikit tenang. Akhirnya saya dan pacar menjalani hubungan dengan tenang pula karena merasa sudah direstui oleh ibu.

Setelah 3 tahun kami berpacaran (walaupun sempat putus karena ibu sering bermasalah dengan pacar, menurut saya karena ketakutan berlebih ibu, bahwa pacar akan merebut saya nanti, jadi ibu selalu berpikiran negatif. Akhirnya pacar mengalah dan mungkin capek merasa dirinya tidak pantas untuk saya dan tidak direstui oleh ibu) hubungan saya dan ibu turun naik, sering kami bertengkar hanya karena ibu ingin saya memilih calon suami yang tinggal satu kota dengan saya, jadi beliau tidak akan takut lagi merasa ditinggalkan.

Sampai saatnya pacar melamar saya dan meyakinkan ibu bahwa dia tidak akan "mengambil" saya begitu saja, dia akan menyayangi saya dan menyayangi ibu juga. Dia akan pulang setiap weekend ke rumah saya, dia tidak masalah tinggal terpisah dengan saya setelah kami menikah. Ibu juga akhirnya setuju dan memberi saya ijin agar sewaktu-waktu saya kerumah calon suami (yang masih tinggal dengan ortunya) setelah saya menikah. Akhirnya ibu memberikan restu pada kami, dan kami menikah. Sekarang usia pernikahan kami belum mencapai dua bulan.

Awalnya saya sangat bahagia ibu bisa memberi restunya, tetapi semenjak seminggu menikah, rasa ketakutan ibu semakin menjadi. Beliau merasa bahwa suatu saat harus melepaskan saya dan setiap beliau memikirkan hal itu, kami selalu bertengkar, karena beliau terus menerus berpikiran buruk terhadap saya dan suami, bahwa kami akan meninggalkan beliau sendirian. sesuai janji, suami saya pulang setiap weekend, pernah juga beberapa hari dalam seminggu, saya menemani suami di rumahnya dan saya sangat bahagia bisa berdekatan dgnnya, tapi di satu sisi saya pun cemas dan khawatir tentang perasaan ibu. Setiap saya pergi, saya disangka memang saya ingin bersama suami terus, tidak mau bersama ibu, karena sekarang saya sudah menjadi istri orang. Setiap saya pulang ke rumah pun kadang-kadang kami bertengkar hanya karena ibu merasa diabaikan, karena setiap suami pulang weekend, saya selalu menemani dan menghabiskan waktu bersama suami. Padahal sebagai pengantin baru saya juga ingin merasakan indahnya saat-saat bersama suami setiap saat. saya protes, saya merasa tidak bersalah jika saya menemani suami pada saat suami pulang, toh setiap weekdays saya setiap hari bersama ibu, bahkan kami masih tidur bersama seperti sebelum saya menikah. Jadi tak ada salahnya, karena saya jarang bertemu suami. saya jadi bingung membagi diri saya. Saya tidak mau menyakiti keduanya. Saya harus bagaimana menghadapi dilema seperti ini, help!

saya tidak mau berpisah dengan ibu, tapi saya pun ingin bersama suami. Sepertinya suami tidak mungkin pindah kerja, karena dia sudah mulai mapan dan memantapi karirnya di sana, tidak mau mengambil resiko. Sedangkan ibu dan saya pun tidak ingin jika suatu saat kami berdua pindah mengikuti suami ke kotanya. Tolong, saya lelah dengan situasi seperti ini. saya sangat menyayangi ibu, tidak terbersit di benak saya untuk jauh dan berpisah darinya. Saya juga menyayangi suami, dia sangat pengertian dan mau mengalah membiarkan kami hidup terpisah karena kami sayang ibu, tidak ingin membuat ibu sedih.

Tapi kenapa ibu selalu saja berpikiran saya terlalu membela suami, bagaimanapun katanya ibu yg melahirkan saya banyak pengorbanannya, tidak ada mantan ibu sampai kapanpun. Sampai-sampai pernah suatu saat karena bertengkar dan ibu emosi, beliau mengucapkan kata-kata yang membuat saya sangat sakit hati, crying: "Mama gak apa-apa kalou pun kamu cerai! daripada kondisinya terus begini, anak durhaka! lebih membela suami daripada ibu sendiri!”
Astaga! saya sangat bingung dan shock dengan perkataan ibu. Tega-teganya mengucapkan kata-kata yang membuat saya down. Walaupun emosi, tapi tetap saja saya tidak terima, apakah saya gak bisa mendapatkan kebahagiaan setelah menikah? Kenapa jadinya begini? Padahal semuanya atas ijin Tuhan YME akhirnya saya menikah dengan suami saya pun. Saya tidak menyesal,....tapi saya bingung menghadapi ibu,.....please help!

Jika anda mau memberi komentar, saran atau masukan silakan di kolom komentar di bawah posting ini atau di Forum Curhat.

Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 1
Anonim mengatakan...

dear pengantin baru yg gelisah, gini.... klo kamu muslim... ada hadis utk seorang istri kpd suaminya dan seorang anak kpd ibunya. pengikut rasuluulah bertanya kpd Rasullulah : ya Rasul, siapakah orang yg paling dimulikan didunia ???.... lalu Rasul menjawab : ibumu. lalu siapa lagi ya Rasul ?? (tanya pengikut Rasul).... Ibumu..(jawab Rasullulah, lalu siapa lagi ya Rasul??(tanya pengikut Rasul)....dan Rasul pun menjawab ibumu....baru ayahmu. jadi sampai tiga kali rasul mejawab ibu..baru ayah. itu masalah hub anak dengan ibunya. sedangkan kalau masalah istri dengan suaminya...Rasul pernah bersabda "seandainya saja dibolehkan seseorang sujud,,maka akan kusuruh dia sujud dengan suaminya". jadi surga dan neraka seorang istri ada di suaminya. sukurlah kamu mendapatkan suami yg mampu mengerti kecemasan kamu.. itu udh jadi point plus buat kamu. tapi jgn kamu hrs dimengertiin terus.... kamu juga hrs mengerti apa yg diingan suami kamu. mendingan kamu ajak ibumu utk tinggal bersama. klo tdk mau... kamu pilih hidup dgn suamimu. insya Allah mungkin dengan kejauhan ibumu pasti akan mengerti. and keep contact with your mom. jika dia mengeluh atau bilang kamu anak durhaka.... coba kamu katakan dengan kata2 yg singkat tapi mengena contohnya " apapun yg mama pikirkan tentang aq... ga akan bisa merubah hatiku kepada mama bahwa aku selalu sayang mama, namun karna keadaan yg sulitlah membuat kita terpisah seperti ini. tapi aq selalu berdoa bahwa mama akan dalam lindungan Tuhan... dan aq rindu mama...aq ingin mama ikut kami...karna aq membutuhkan mama."........ nah seperti itulah kata2 yg mengena dihati...insya Allah ada jalan klo kamu trs berkata dan berbuat baik pada kedua hati kamu (mama dan suamimu). cheers kiky

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial