Dikirim oleh : Vivin
Pagi ini saya menerima kiriman email curhat dari seorang ibu yang prihatin dengan tanda-tanda sikap trauma putera semata wayangnya. Berikut curhatnya :
Hati seorang ibu mana yang tidak merasa pedih dan terenyuh mendengar jawabannya. Mungkinkah seorang anak yang belum lulus SD punya keingian seperti itu. Seberapa dalam kesedihannya sampai ia berpikir seperti itu ? Saya tahu dirinya selalu merasa kesepian karena ia tidak punya adik/kakak. Sedangkan papanya pun hanya seminggu satu/dua kali bertemunya.
Anak saya selalu berkata, “Mama setelah dewasa nanti saya tidak mau menikah.” Saya tanya kenapa? “Karena saya tidak mau menjadi seorang Bapak yang tidak bertanggung jawab seperti papa.” Selama ini saya berusaha untuk ceria dan tegar dihadapannya. Tetapi nampaknya tetap tidak mempan.
Teman-teman adakah yang bisa membantu saya untuk menemukan solusi ? saya takut anak saya menjadi depresi
Email Vivin : vivin.88@hotmail.com
Jika anda sekalian mau memberi komentar atau saran untuk Vivin, silakan kirim ke emailnya, ke email saya : sivalintar@yahoo.com atau langsung di kolom komentar di bawah posting ini.
Image by : shanti.blogdetik.com/tag/ibu/
Artikel Terkait:
curhat inspirasi
- Inspirasi dari Gadis Mungil dengan Down Sindrom
- Hati-Hati dengan “Sang Pencuri Impian”
- 5 Tips Rahasia Awet Muda, Cantik dan Menawan
- Solusi Holistik Pemulihan Depresi & Bipolar
- Cinta yang Luar Biasa Seorang Ayah kepada Anak Angkatnya
- Pengamen Nyentrik di Markas Polres Subang
- Inilah Cinta yang Sederhana dan Apa Adanya
- Apa kata Krisna jika Melihat Kisah Cinta Rais dan Risna?
- Banyak “Tongki” Masuk ke Desa Kami
- Pakwi, Pelukis Wayang Peraih MURI
- Jika Engkau Sibuk Mengurus Kebaikan bagi Orang lain, Tuhan yang akan Mengurus Kepentinganmu
- Inpirasi dari film “Mongol”, True Story Genghis Khan
- Hana Madness dan Kreasi Bipolar
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Sahabat yang Unik dan Langka
- Guruku Teladanku
- Cemas, Takut dan Bimbang Terhadap Diri-Sendiri, Bagaimana Solusinya?
- Jika Mau Melamar Sang Kekasih, Apa yang Akan Anda Katakan Kepada Calon Mertua?
- Do'a dan Renungan
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Gabriel Muniz, Bocah Tanpa Kaki yang Punya Talenta Luar Biasa
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Salahkah Aku di Lahirkan ke Dunia ini?
- Rencana “Gowes Sepeda Jakarta-Magelang” dalam Rangka Hari Kesehatan Jiwa
- “Man Jadda Wajada!” Mantra 'Sakti' dari Pesantren
curhat kisah
- Hati-Hati dengan “Sang Pencuri Impian”
- Cinta yang Luar Biasa Seorang Ayah kepada Anak Angkatnya
- Pengamen Nyentrik di Markas Polres Subang
- Apa kata Krisna jika Melihat Kisah Cinta Rais dan Risna?
- Mengapa dan Bagaimana Dia Jadi Tongki?
- Ebook True Story “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”
- Inpirasi dari film “Mongol”, True Story Genghis Khan
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Gabriel Muniz, Bocah Tanpa Kaki yang Punya Talenta Luar Biasa
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Ujian Tuhan untuk Seorang Istri Luar Biasa yang Bijaksana dan Berjiwa Besar
- Kejujuran Iblis Kepada Nabi Muhammad SAW ( 2 )
- Kejujuran Iblis Kepada Nabi Muhammad SAW
- Seorang Karyawati Nekad Bunuh Diri
- Pelajaran Berharga dari Nenek “Berbibir Merah” di Lereng Merapi
- Bagaimana Mengatasi Kejenuhan Rutinitas Kerja dengan Cara Sederhana namun Unik dan Berkesan
- Pelajaran Berharga dari Seorang Janda Tua
- Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Pasukan Super Khusus Amerika Serikat, “Tim Enam” Navy SEAL?
- Bagaimana Bertahan Hidup Selama 3 Minggu di Lautan Lepas?
- Zhang Da, Bocah Tangguh yang Pantang Menyerah!
- Inilah Kaver buku “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”
- Perempuan Tua yang Hilang Ingatan itu Diusir Petugas Ronda
- Keajaiban Memberi
- Ketegaran Jiwa Seorang Sekizofrenia
curhat sahabat
- Cinta Sejati yang Membuatku Menangis
- Jika Engkau Sibuk Mengurus Kebaikan bagi Orang lain, Tuhan yang akan Mengurus Kepentinganmu
- "Lakshmi Si Tanpa Obat"
- Pacar dan Sahabatku Meninggalkanku Bersamaan
- Apa yang Anda Inginkan dari Pasangan Hidup Anda?
- Cemas, Takut dan Bimbang Terhadap Diri-Sendiri, Bagaimana Solusinya?
- Jika Mau Melamar Sang Kekasih, Apa yang Akan Anda Katakan Kepada Calon Mertua?
- Do'a dan Renungan
- Salahkah Aku di Lahirkan ke Dunia ini?
- Pelajaran Berharga dari Nenek “Berbibir Merah” di Lereng Merapi
- Bagaimana Mengatasi Kejenuhan Rutinitas Kerja dengan Cara Sederhana namun Unik dan Berkesan
- Bagaimana Anda Mendefinisikan Gangguan Bipolar yang Anda Alami?
- Haruskah Menceritakan Semua Masalah Kejiwaan yang Anda Rasakan Kepada Psikiater?
- Jangan Mengatakan, “Aku Tidak Mampu! Aku Bodoh!” Jangan Pernah!
- Puisi Bipolar
- Tidak Ingin Berkutat dengan Perasaan “Minder” dan “Tidak Mampu” ( Bagian 2, selesai)
- Tidak Ingin Berkutat dengan Perasaan “Minder” dan “Tidak Mampu” (Bagian 1)
- Berdamai Dengan Depresi
- Bagaimana Meyakinkan Orangtua bahwa Anda Sudah Siap Menikah?
- Arti Cinta Bagi Seorang Bipolar (Bagian 2)
- Arti Cinta Bagi Seorang Bipolar (Bagian 1)
- Tangan Saya Gemetar Ketika Menulis Sebuah Saran di Forum Curhat
- Mimpi Buruk Bukan Alasan Tuk Terpuruk
- The Conclusion Bipolar Symptom of Mine
- 5 Saran Simpel Untuk Cowok yang Sedang Mencari Cewek Idaman
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Yth. Ibu Vivin,
Saya bisa membayangkan betapa terkejutnya anda mendengar kata-kata anak anda itu. Kita bisa menduga bahwa ia merasakan kesedihan yang mendalam dan ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Saya tidak mengatakan itu trauma, meskipun anak anda mengatakan demikian, karena trauma memiliki definisi tersendiri. Kalau hubungan anda dengan anak cukup dekat dan bisa berkomunikasi dengan baik, hendaknya itu tetap dijaga. Beri dia kesempatan untuk mengutarakan perasaannya dan anda mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa berusaha untuk terburu-buru memberikan penilaian atau menyarankan sesuatu sebagai jalan keluar.
Kalau ada keluarga laki-laki yang sudah dewasa beri kesempatan anak anda untuk dekat dengannya. Anak laki-laki seusia dia memerlukan seorang pria dewasa yang bisa menjadi contoh.
Kalau kesedihannya berkepanjangan dan mengganggu proses belajarnya atau kegiatan sehari-harinya sudah saatnya minta tolong kepada seorang psikolog atau psikiater.
Semoga ini bisa membantu.
Salam,
Albert M.
Saya sarankan ibu tersebut mau membawa anaknya ke psikiater anak dan kalau dia mau di hipnoterapi bisa mnghubungi Dr. Erwin Kusuma (psikiater anak sekaligus hipnoterapis). Untuk itu coba hubungi bagian psikiatri RS Gatot Subroto Jakarta.
Terima kasih
Salam
eka
Huuff....emang susah banget tuh klo punya masalah kayak gini. Yang sabar ya mba...
Klo menurut aku sih anak mba sharusnya belum cukup umur untuk meminta dirinya dihipnotis. Kalo trauma sih wajar, karna anak balita sekalipun bisa mengalami trauma. Harusnya sih mb cerita juga kenapa anak mba bisa trauma. apakah selama pernikahan mba selalu disiksa suami didepan anak? ato suami selalu ngebentak-bentak mba di depan anak? ato mungkin anak mba biasa dijadikan pelampiasan jika mba dan suami sedang bertengkar?
Jika anak mba mengalami hal-hal diatas, memang agak sulit aku rasa untuk dia bisa menerima, pasti mengalami trauma berat.
Kurasa anak mba memerlukan sosok ayah yang baik, perhatiam, sayang sama dia, lembut. begitupun dia membutuhka ibu seperti itu. Kalo boleh aku bilang sih, mba coba aja kasih dia pendekatan dengan pria yang bisa menggantikan ayahnya. Maaf, bukan maksudku mba harus cari suami baru ya...tapi ini juga bisa dilakukan oleh ade laki-laki mba, kakak laki-laki mba, ato teman laki-laki mba. Sehingga trauma yang selama ini dia alami mungkin akan berangsur-angsur sembuh. Selain itu mba juga harus sering memberi pengertian tentang masalah-masalah di keluarga mba, tentunya dengan maksud agar dia lebih berfikir positif dan harus menggunakan bahasa anak-anak. Selain itu, sesekali mba juga boleh dateng ke psikiater untuk mendapatkan pola-pola dalam mengatasi psikologis anak mba. Mmm...aku sih ngga begitu ngerti ya...tapi semoga bermanfaat dan semoga anak mba cepet sembuh dari traumanya.
Regards,
Seni
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)