BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Memaafkan

    

Oleh : Tarjum

Beberapa waktu yang lalu, sudah agak lama, saya menyaksikan acara “Oprah Show” di salah satu stasiun televisi swasta. Dalam episode tersebut Oprah Winfrey, sang pembawa acara mengangkat tema “Memaafkan”. Jangan salah walaupun temanya memaafkan, acara talk show terpopuler sejagat ini bukan melulu membicarakan tentang maaf-memaafkan dengan beragam teori, hukum-hukum positif ataupun hukum agama semata. Bukan pula semacam acara ceramah keagamaan atau spiritual tentang nilai-nilai luhur dan keutamaan ‘memaafkan’. Namun acara ini dikemas sedemikian rupa, sehingga para penonton di studio maupun penonton di layar kaca dibuat tersentuh dan terkesima seakan sedang menyaksikan drama reality show.

Inilah mungkin kepiawaiaan Oprah, sang penggagas sekaligus pembawa acara talk show ini mengemas dan menayangkan acaranya dengan luar biasa. Sehingga pesan dari tema ‘memaafkan’ tersebut benar-benar mengena di hati para pemirsanya, bahkan bisa menyentuh emosi dan kedalaman jiwa para pemirsanya, termasuk saya yang hanya menonton di layar kaca. Saya sampai berlinang air mata karena begitu tersentuh dengan tayangan tersebut.

Pada sesi pertama, Oprah menampilkan bintang tamu seorang ibu yang hampir meninggal dan sempat koma beberapa hari di rumah sakit karena dianiaya seorang perampok yang masuk ke rumahnya. Lalu bagaimana sikap sang Ibu (yang karena peristiwa itu sampai kesulitan berbicara) terhadap orang yang telah menganiayanya sampai hampir meninggal? Apakah dia marah, dendam dan sakit hati kepada si penganiaya? Ternyata tidak! Dia dengan setulus hati memaafkan si pelaku.

Namun tidak demikian dengan anak-anaknya (hadir dalam acara tersebut mendampingi ibunya), mereka masih marah dan dendam kepada si pelaku. Oprah lalu menghadirkan si pelaku melalui layar kaca. Si pelaku yang sudah berada di balik terali besi memohon maaf kepada perempuan yang telah dia aniaya, kepada keluarga dan anak-anaknya. Saat melihat wajah sang pria yang telah menganiaya ibunya, kedua anak sang ibu tampak geram dan sangat marah. Namun ketulusan sang penganiaya untuk meminta maaf dan ketulusan sang ibu untuk memaafkan mampu meredam kemarahan dan meluluhkan hati anak-anaknya. Akhirnya sang anak pun bersedia memaafkan si pelaku.

Pada sesi kedua, Oprah menampilkan bintang tamu seorang wanita paruh baya yang cerdas, cantik dan anggun. Kekurangan si wanita ini adalah dia kehilangan kedua kakinya. Dia adalah salah seorang korban aksi teroris peledakan bom di stasiun kereta api bawah tanah London, Inggris. Akibat ledakan bom tersebut kedua kakinya harus diamputasi sampai sebatas diatas lutut. Saat ditanya bagaimana sikap dan perasaan dia kepada para pelaku peledakan bom yang telah membuatnya cacat seumur hidup, dia menjawab dengan tenang namun tegas penuh keyakinan bahwa dia telah memaafkan para pelaku peledakan bom tersebut. Luar biasa! Tak nampak kesan sedih, marah atau dendam di raut wajah anggunnya yang dihiasi senyuman menawan.

Dia beralasan, bahwa dengan memaafkan si pelaku, dia telah melepaskan diri dari belenggu kemarahan, kesedihan, sakit hati dan dendam yang akan menghantui kehidupanya di masa yang akan datang.

Sungguh tayangan yang mengharukan dan menyentuh kedalaman jiwa. Tanpa harus banyak mengumbar kata-kata dan teori, para pemirsa di studio maupun yang menonton dari layar kaca (termasuk saya) bisa memahami dengan jelas, tentang betapa luhur dan mulianya sikap mau ‘memaafkan’ dan bagaimana nilai positifnya bagi yang meminta maaf maupun bagi yang memaafkan.

Karena itulah mungkin Tuhan menilai orang yang memaafkan lebih tinggi derajatnya ketimbang orang yang meminta maaf. Karena tak mudah memang memaafkan kesalahan orang lain kepada kita. Apalagi jika kesalahan itu berakibat fatal terhadap diri kita. Butuh keluhuran budi, kemuliaan akhlak dan kebesaran jiwa untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain dengan tulus.

Dalam suasana Idul Fitri ini, mari kita saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan masing-masing, melapaskan diri dari belenggu kemarahan, kesedihan, sakit hati dan dendam untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dengan hati, jiwa dan raga bersih.



Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Memaafkan”

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial