BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 12 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Seminggu berlalu dan hari ulang tahunku, serta hari ketika dia akan meminangku tinggal 6 minggu lagi.

Tak sabar aku menunggu hari itu. Hari ketika akan disematkan lagi cincin itu ditanganku.

Masih dalam angan-anganku, tiba-tiba mas Doni menelfonku. Dia bilang mungkin pertunangan kita belum bisa dilaksanakan saat ini.

Entah ada kabar dari mana, sore tadi dia dipanggil oleh pengasuhnya di akademi. Akademinya mendapat kabar bahwa dia akan melangsungkan pertunangan denganku. Dia diberitahu untuk segera membatalkan atau menundanya hingga dia lulus nanti, sebelum akademinya bertindak lebih jauh yang akan membuatnya mendapatkan sanksi.

Saat ini mas Doni sudah dalam tahap akhir pendidikan. Tingkat III sudah ada di lengannya, dan tinggal menunggu waktu dia akan menjadi seorang perwira TNI.

Aku cukup sedih dengan diundurnya pertunanganku, tapi kembali aku memikirkan perjuangannya. Setiap tetes keringat yang dia keluarkan, keletihannya, darah yang kadang keluar ketika dia melakukan pelanggaran dan semua kerja kerasnya selama pendidikan.

Dengan besar hati aku menenangkan hatinya, bahwa cincin itu bisa kapan saja dia sematkan dijariku. Dan pertunangan kita, aku akan menunggu hingga tiba saatnya.

Dia terdengar lega setelah mengetahui aku bisa menerima keadaan ini. Kemudian dia memintaku untuk menunggunya hingga kelulusan nanti.

Dia bilang, bahwa beberapa bulan lagi akan diadakan malam pelepasan tugas… setelah itu dia diwisuda, dan dalam malam itu, seperti malam akrab yang dulu pernah kita lalui… dia memintaku untuk menyiapkan diri… dengan senang hati aku menyambutnya,dan aku bilang, “aku yang akan melepaskan mu mas…. Bertugaslah untuk Negara, dan aku disini, menunggumu dengan segenap cinta.”

Dia kembali terdengar lega dengan pernyataanku….

Waktu berlalu, dan komunikasi kita menjadi sedikit berkurang, karena memang saat ini dia sedang mempersiapkan skripsi dan menempuh banyak ujian di akademiknya….

Latihan diluar kota, pelajaran hingga larut malam, yang membuat dia benar-benar kelelahan…dan waktu untuk istirahat, yang dulu biasa dia pergunakan untuk menghubungiku, menjadi benar-benar dia gunakan untuk beristirahat..dan aku paham akan hal itu. Sementara disini, aku hanya bisa terus berdoa untuk kesuksesannya.

Mama Terlihat Aneh

Suatu hari, sepulang sekolah, aku lihat mobil mama mas doni di halaman rumahku… yah, pasti mama mas doni sedang ngobrol dengan mamaku…

Begitu aku masuk rumah, aku sapa mereka yang sedang berbincang-bincang, tiba-tiba dengan raut wajah gugup mereka menghentikan pembicaraan. Aku bertanya-tanya… lagi pada ngobrolin apa sih???

Tapi mamaku menyautku dan bilang “dah sana, bersih-bersih diri dulu, ganti pakaian lalu makan…”

aku menuruti apa kata mamaku, dan setelah aku selesai makan serta sholat, kulihat mama mas doni sudah tidak ada dirumahku. Lalu aku mencari mamaku, dan bertanya, “dimana mama mas doni?”

Mama menjawab sambil tidak memandangku “sudah pulang kok…”

Mama terlihat aneh…
Aku penasaran,aku coba menanyakan pada mama, “ada apa sih mah? Kok mama nggak kayak biasanya? Mama umpetin sesuatu ya dari icha? ada masalah mah? Mamanya mas doni apain mama? Cerita mah sama icha…”

Mamaku terduduk diatas kursi makan… dengan wajah sendu mamaku menanyaiku, “icha sayang sama mas doni? Icha bahagia kan hidup sama mas doni?”

Langsung aku jawab pertanyaan mama…“iya mah, mama tau sendiri kan gimana aku sama mas doni… kami saling menyayangi, kami saling melengkapi.”

Mama tersenyum memandangiku, sambil berkata “mama bahagia kalau tau anak mama bahagia… apapun akan mama berikan asal anak mama bahagia” kemudian mama memelukku…

Banyak sekali pertanyaan yang terlintas dibenakku…berputar-putar dikepalaku,,,
Mama kenapa? Nggak biasanya mama kayak gini? Aku harus cari tau,,, ada apa ini?? Aku yakin pasti ada sesuatu yang disembunyikan dari aku…

Hari terus berlalu….

Tiba-tiba saat aku disekolah…ada sms masuk di HP ku… dari nomor yang tidak ku kenal… dan nomor itu mengirimu sms yang intinya dia pengen kenalan sama aku.

Aku nggak bales sms itu…

SeorangPria yang Mengajak Kenalan

Sekali, dua kali..tiga hingga empat kali no itu trus sms aku. Aku cuekin aja… sms nggak pernah aku bales, tiba-tiba no itu missed call HP ku..berulang-ulang kali… tetap aja aku cuekin…dan makin lama-makin lama no ini makin meresahkanku…

Karena jengkel, aku angkat tlfn dari no itu. Aku Tanya ini siapa ? maaf aku lagi nggak minat kenalan sama siapa-siapa !
Lalu kudengar suara seorang lelaki, dia menyapaku dan bilang ingin berkenalan denganku..kalo aku nggak mau, dia akan trus menelfonku.

Aku jengkel, lalu aku matikan saja HP ku…

Setelah beberapa jam aku nyalakan HP ku kembali, lagi-lagi no itu mengangguku…

Ya sudah lah, apa salahnya berkenalan. Kemudian aku menjawab sms nya dengan sangat singkat padat dan jelas. Setiap pertanyaanya aku jawab dengan sangat sederhana. Dan tiba saat dia menanyakan apakah aku sudah memiliki kekasih? Aku langsung menjawab “sudah”.

Harapanku dia akan berhenti mengangguku, tapi nyatanya tidak..dia trus saja sms aku. Malah dia menceritakan semua kegiatannya setiap hari. Jarang aku membalas sms nya. Tapi dia trus saja sms aku. Aku pengen cerita ini ke mas doni, tapi aku takut mengganggu konsentrasi ujiannya.

Ternyata kesalahan besar aku tidak menceritakan keadaan ini pada mas doni. Entah dari mana asalnya, mas doni tau tentang dia, Agung, cowok yang mengajakku kenalan.

Malam itu mas doni menelfonku dengan nada sedikit mengintrogasi. Dia menanyakan, kenalkah aku dengan agung? Seorang mahasiswa di universitas yang tak jauh dari tempatku bersekolah. Aku bilang, “iya, aku kenal…” lalu aku menanyakan, apakah mas doni juga kenal dengan dia?

Lalu dia jawab, “mas tau…!”

Kemudian mas doni bertanya, kenal dari mana aku dengan dia ?

Lalu aku bertekad untuk mejelaskan awal perkenalanku dengan mas doni…
Aku bilang “ mas, sebenernya dari kemarin adek pengen cerita hal ini sama mas. Tapi adek takut ini akan menggangu konsentrasi mas dalam menghadapi ujian. Aku cerita dari awal..bagaimana dia mengajakku kenalan, aku sudah berusaha tidak memperdulikannya, tapi dia terus menghubungi aku”

Tiba-tiba mas doni memotong pembicaraanku… dia berkata “haruskah kamu kirim sms dan mengkhawatirkan kesehatannya kalau kamu Cuma sebatas kenal sama dia dek? “

Aku kaget dengan perkataan mas doni…. Aku bertanya-tanya…”khawatir kesehatannya? Maksud mas apa sih?”

Dia jawab” iya, dari awal memang kamu cuek sama dia, tapi kenapa skrng sampai kesehatannya pun kamu khawatirkan? Kesepiankah kamu? Mas tinggal beberapa minggu untuk menghadapi ujian?”

Aku nggak rela dia mengatakan aku sebagai cewek yang kesepian, dan dari nadanya bicara, seakan-akan aku mencari pelampiasan pada lelaki lain ketika aku ditinggal olehnya.

Pertengkaran kecilpun terjadi, ini adalah pertengkaran pertama setelah bertahun-tahun kita menjalin hubungan. Aku sedih, dan aku hanya bisa menangis ketika dia terus bertanya dan meminta penjelasanku…aku tidak mampu berkata apa-apa mendengar dia tidak lagi percaya padaku. Tanpa sadar ditengah tangisanku yang makin menderu, aku menutup telfonnya. Aku lupa kalau saat itu dia menelfonku ditelfon rumah, dan aku juga lupa kalo selama ujian ini HP dia tinggal dirumahnya. Aku jadi bingung, bagaimana aku harus menghubunginya. Padahal kedepan dia sudah tidak ada pesiar lagi hingga dia lulus nanti.

Hingga tengah malam akau duduk termenung di meja telfon, aku mengharap dia kembali menghubungiku. Sambil merenungkan pertengkaran kita. Aku jadi teringat, iya…kemarin Agung, lelaki yang mengajakku kenalan itu, bercerita kalau dia sedang sakit. Dia hidup sendiri di kota ini, dan sekarang badannya sedang panas tinggi. Sifat manusiawiku keluar, dan pagi harinya aku coba menanyakan keadaannya. Sudah sehatkah dia ? dan aku baru sadar… mungkin inikah yang dimaksud kekasihku, bahwa aku mengkhawatirkan kesehatannya. Aku menyesaaal, sangat sangat menyesal..aku pukul diriku sendiri malam itu… bodohnya aku..melakukan hal ini…tanpa memberitahu kekasihku…. Aku menangis meratapi kecerobohanku…!

Aku tertidur, dan pagi hari aku berfikir kembali.. dari mana mas doni bisa mengetahui tentang agung? HP saja dia tak bawa. Dan terlebih dia juga tidak bisa pesiar. Aku ambil HP ku, dan aku coba menghubungi agung. Apa maksud dari semua ini? Dia pasti ingin mengadu domba aku dengan mas doni. Dia pasti ingin merusak hubunganku dengan kekasihku.

Ini pasti sudah direncana. HP nya sudah mati..tidak dapat menerima pesan dan panggilan lagi. Aku jadi semakin yakin, ada dalang dibalik semua ini.

Aku hiraukan masalah itu, kini aku memutar keras otakku untuk mencari cara bagaimana aku bisa bertemu dengan mas doni dan aku bisa menjelaskan semua ini. Aku pergi kerumah kakaku, dan aku berharap,kakak iparku bisa membawaku masuk ke dalam asrama mas doni. Tapi ternyata, tak semudah itu bisa menemui siswa disana. Terlebih ini masa karantina yang sebenar-benarnya.

Aku pun pulang. Dengan sejuta kegelisahan, kegundahan dan kesedihan yang menyelimutiku.

3 hari berlalu tanpa aku mendengar kabar dan suara kekasihku… dan malam itu, mas doni menelfonku…
Suaranya terdengar sangat lemas… belum berkata apa-apa pun aku sudah meneteskan air mata. Aku tau, kekasihku disana sangat lelah…dia sangat tertekan, dan saat-saat seperti ini, harusnya aku mensuport dia, malah aku membuat ulah dengannya. Aku menangis, dan mas doni berkata lirih..” sudah dek, mas sudah lupakan masalah itu… mas lelah dek, mas capek..mas pusing dan sakit. Mas hanya ingin adek memberikan mas ketegaran. Beri aku semangat dek…”

Sakit hatiku… benar-benar sakit mendengar ucapannya… aku ingin berlari memeluknya, menangis dipelukannya…aku ingin mendekapnya….melindunginya dari keletihannya…. Sungguh aku ingin berteriak…aku benci dengan keadaan ini……..! dia sangat membutuhkanku, pelukanku, tapi disini aku hanya bisa menangis sambil memegang gagang telfon yang sama sekali tidak bisa memperbaiki suasana.”

Hatiku terlalu lemah…lagi-lagi aku tak bisa berkata apa-apa…selain kata maaf…maaf…dan maaf yang keluar dari mulutku…

Mas doni mungkin juga lelah menunggu tangisanku…dari awal dia menelfonku aku hanya bisa bilang maaf maaf dan maaf…. Dia nampak kecewa, dan dia menyuruhku untuk pergi beristirahat. Dan diapun mematikan telfonnya.

Aku menangis lebih kencang ketika dia menutup telfonnya…bodohnya aku tidak menjelaskan semua nya padanya, aku malah berkata maaf,maaf dan maaf… yang membuatknya berfikir bahwa memang aku melakukan kesalahan. Dan aku? Apa yang aku lakukan tadi?? Dia sakit, dia letih, lelah dan penat dengan semua ini…aku malah diam saja tanpa membetinya semangat.

Lagi-lagi aku menyalahkan diriku sendiri.

Hari berlalu, aku coba untuk melupakan masalah ini…. Aku anggap ini sudah tiada…dan aku mengembalikan kepercayaan diriku lagi dihadapan mas doni. Aku berjanji tidak akan membahas masalah ini lagi. Mungkin kelak, aku bisa memperbaiki nama baikku didepan mas doni, ketika kita sudah dalam keadaan baik….ketika nanti dia sudah lulus dari akademi, dan hubungan kita sudah kembali seperti dulu.

Hampir seminggu ini mas doni tidak menghubungiku, taka pa, karena dia memang sudah berpesan padaku, bahwa kahir-akhir ini jadwalnya akan semakin pada.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh kenyataan lain...

Sepulang sekolah, aku pergi kerumah kakaku… mestinya, sore itu adalah jadwal dimana aku harus mengikuti bimbingan belajar disalah satu tempat bimbingan. Tapi karena satu dan dua hal, mengakibatkan sore itu tidak ada jadwal untuk bimbinga belajar.

Aku bosan dirumah, aku coba untuk berkunjung kerumah kakaku dan bermain bersama ponakanku. Sesampai di depan rumah, aku melihat mobil mama juga ada di parkiran rumah kakaku. Wah,ada mama ni disini…. Lumayan nanti pulang bisa bareng mama.

Waktu aku melepas sepatuku di teras rumah, aku mendengar suara mama sedang menangis sambil curhat sama kakaku. Aku penasaran, ada apa dengan mama? Biasanya mama curhat sama aku? Ini kok sama kakak?

Aku mencoba mendengarkan curhatan mama dari balik jendela. Ternyata ini adalah masalahku… kini terjawab sudah semua pertanyaan dalam hatiku, tentang perubahan sikap mamanya mas doni. Dan tentang keanehan-keanehan sikan mama mas doni yang sering aku temui.

Bersambung...


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 12 )

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial