Seorang gadis remaja yang baru lulus SMA, curhat via inbox facebook. Curhat tentang kekasihnya yang diduga mengalami gangguan bipolar. Berikut curhatnya :
Oleh Astrid Priscilla Dion
Salam kenal ya, nama saya Astrid, saya tinggal di Batam. Saya sudah join di grup facebook SOLUSI BIPOLAR.
Saya baru aja tamat SMA, dan sekarang lagi menunggu kuliah.
Dulu waktu sekolah semenjak SMP, karena saya tertarik dengan psikologi dan banyak yang mendukung, saya jadi Peer Councelor (Konselor Sebaya) dari Forum Anak Daerah yang dipimpin Lembaga Perlindungan Anak Indonesia. Jadi saya banyak dapat edukasi tentang penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan mental yang kemungkinan diderita oleh anak-anak sampai remaja.
Sebelumnya saya nggak terlalu memperhatikan bipolar, karena selama ini belum ada yang saya bantu yang mendekati gejala-gejala itu. Biasanya sih kebanyakan cuma bermasalah dengan kepribadiannya, inteligence, learning disorder, dan ADHD. Saya sendiri juga penderita ADHD.
Tapi kebetulan saya punya pacar om, ceritanya kita udah temenan lama dari kelas 1 SMA. Dia itu selalu pindah2 sekolah, selalu drop out sampe udah belasan kali. Tiap masuk sekolah baru, dia cuma datang 2 atau 3 hari, setelah itu dia absen sampe di DO. Dari dulu dia selalu hilang-timbul orangnya. Dia juga make ganja, sama main judi taruhan bola di internet sampai berjuta-juta.
Kita temenan deket, tapi dia nggak terlalu terbuka orangnya om. Saya sering menghibur dia kalau dia keliatan ada masalah atau stress. Tapi kalau ditanya boleh saya tau masalahnya? Dia bilang, dia juga gak tau masalahnya apa.
Saya sih gak maksa, tapi saya pernah tanya, kenapa dia gak pernah lama masuk sekolah, katanya sih dia gak betah sama suasanya belajarnya, dari ceritanya saya menyimpulkan kalau dia cuma learning disorder aja. Saya coba kasih saran-saran yang kepikiran, dia meng-iya-kan. Dia bilang saya benar, dia sbnrnya butuh cara belajar berbeda sesuai dgn kebutuhannya, dia gak cocok sekolah di sekolah konvensional, dia mau homeschooling. Saya pikir hanya itu masalahnya. Soalnya dia pinter, IQ-nya 130 loh. Dia juga dari kecil sebelum SMA, sekolahnya selalu juara kelas.
Jadi waktu saya jadian sama dia, akhir tahun 2012, di awal bulan kami pacaran dia baik kali om, normal gitu. Tapi lama-lama jadi berubah, kadang 2 atau 3 hari dia baru ngehubungin saya, katanya sih dia tidur. Saya tanya ada masalah apa, soalnya dia bilang pusing. Tapi dia selalu bilang dia gak tau apa masalahnya. Kan gak masuk akal, lah wong masalahnya sendiri kok dia ndak tau.
Kalau saya bilang gak percaya, ntar dia bilang gini om, “Aku tau kok aku selalu salah, aku emang gak berguna.” Saya serba salah dong jadinya. Saya gak percaya, saya kira dia cuman main2 aja pacaran sama saya.
Akhirnya dia kenalin saya ke orang tuanya, dia bilang dia serius. Nah malah orang tuanya curhat sama saya. Orangtuanya bilang udah capek ngurusin dia. Untung keluarganya orang berada. Akhirnya demi lulus sekolah, dia masuk homeschooling. Tapi udah masuk homeschooling juga masih kayak gitu, dia cuman datang 2 hari, terus alfa. Seterusnya, dia cuman seminggu sekali aja datangnya. Sampe Ujian Nasional pun dia gak datang. Akhirnya dia lulus krn bantuan dari guru nya (gak gratis tentunya).
Orangtuanya sering nangis oom curhat sama saya, orgtuanya minta bantuan saya buat nasehatin dia. Laah saya gimana mau nasehatin dia, wong dia aja gak menggubris saya. Kalau kita lagi ketemu, dia baik banget, humoris, dia perhatian sama keluarganya, dia rajin solat, belajar, trus semangat makan. Tapi nanti kadang dia menghilang gak ada kabar sampe berhari-hari, dia kurus banget om sama sekali gak makan, tidur terus, matanya merah trus lingkarannnya hitam, gak peduli sama keluarga bahkan urusan apapun, depresi gitu.
Udah dua bulan terakhir ini dia stress karena masalah hutang bekas judinya 4 juta lagi. Kadang dia nghubungin saya, kami komunikasi spt biasa, dia humoris nghibur saya kayak dia gak punya masalah apa2, spt manusia paling bahagia di dunia gitu. Tapi kalau udah ditagih utangnya sama kolektor, dia langsung berubah, putus komunikasi, gak peduli siapapun bahkan sama dirinya sendiri. Dia pernah bilang sama saya punya keinginan bunuh diri, dia tidur sampai 4 atau 5 hari.
Padahal orang tuanya mau dia kuliah di luar provinsi atau kerja, biar bisa menghargai uang dan jauh dari orang tua bisa mandiri. Sementara saya gak yakin dia bisa kerja dan konsentrasi kuliah kalau kondisinya kayak gitu. Menurut yang saya baca, bipolar bisa makin parah antara usia 16-25, saya takut kalau dia memang menderita penyakit ini dan gak segera diobati, malah makin parah dan buruk akibat ke depannya.
Sama seperti tulisan om di blog curhat kita, dia seperti hidup di dua kutub. Menurut oom apa ada kemungkinan dia itu menderita bipolar? Saya takut dugaan saya salah oom.
Kalau memang benar, gimana caranya saya memberitahu dia ttg kelainan itu supaya dia gak tersinggung oom? Apalagi orang tuanya, saya takut mereka gak terima oom. Soalnya selama saya jadi konselor, biasanya org yg mendatangi saya memang mau bekerja sama, bukan saya yang mengajak om.
Saya minta saran oom sebaiknya saya harus bagaimana, saya harap semoga oom mau membantu. Terimakasih sebelumnya oom sudah mau membaca curhatan saya yang panjang ini.
Wassalamualaikum.
Saran Admin:
Untuk memastikan apakah dia mengalami gangguan jiwa dan apa jenis gangguannya, sebaiknya konsultasi dengan ahlinya, psikiater. Klo menduga-duga, salah diagnosa dan salah penanganannya, nanti malah memperparah kondisinya jiwanya. Jelaskan juga ke orang tuanya, bahwa kemungkinan dia mengalami gangguan jiwa dan perlu penanganann medis yang serius.
Si penderita juga harus tahu dan sadar apa yang terjadi dengan dirinya. Kalau si penderitanya sendiri tidak tahu dan tidak merasa dirinya sakit, bagaimana orang lain bisa membantu mengobatinya? Apakah nanti dia terima atau tidak dengan penjelasan anda, itu hak dia dan orang tuanya, yang penting anda sudah menjelaskan tentang kondisi psikis dia yang sebenarnya.
Secepatnya anda jelaskan ke pacar anda dan orang tuanya agar segera konsultasi ke psikiater sebelum terlambat. Sebelum kondisinya semakin parah dan penanganannya juga akan semakin sulit.
Demikian saran saya, semoga membantu.
Jika anda berkenan memberikan saran untuk Astrid, silakan sampaikan di komentar.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)