BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Hidup Harus Bertujuan

    

Oleh : M.M. Nilam Widyarini


Dalam hiruk pikuk kehidupan, orang beraktivitas dengan tujuan tertentu. Ada yang mengejar sesuap nasi, memburu cita-cita, memenuhi panggilan hidup dengan melayani orang lain, dan sebagainya. Namun, orang-orang tertentu menjalani aktivitas sehari-hari sekadar untuk melewatkan waktu, tanpa ada niat tertentu.

Andri (25 tahun), dengan background pendidikan S1 akuntansi, telah mapan sebagai karyawan pada sebuah perusahaan. Di samping bekerja, pemilik IP (indeks prestasi) sangat memuaskan ini juga kuliah S2 karena menerima beasiswa.

“Betapa senangnya menjadi Andri!” ini mungkin merupakan komentar spontan yang wajar kita berikan saat mengetahui status Andri. Meski demikian, apa yang terjadi justru sebaliknya: ia resah. Di kelas ia menonjol justru karena tidak tampak antusias seperti teman-temannya, dan terkesan depresif.

Suatu saat, kepada salah seorang dosennya ia mengajukan pertanyaan dan pengakuan yang tak terduga: “Bagaimana caranya meningkatkan motivasi? Saya sudah beberapa bulan ini kehilangan motivasi untuk melakukan apa pun.”

Kasus di atas merupakan contoh ekstrem ketika seseorang mengalami kehilangan tujuan dalam hidup, kehilangan motivasi. Tanpa tujuan, tanpa motivasi, seseorang kehilangan dorongan untuk bertindak.

Akibatnya, ia tidak mampu mengembangkan potensi diri, tidak mampu mencapai prestasi berarti. Bukan hanya kapasitas yang tidak berkembang, bahkan berbuah emosi negatif karena ketidakpuasan.

Yang menjadi persoalan di sini adalah, mengapa seseorang dapat mengalami kehilangan tujuan hidup, dan bagaimana agar tetap memiliki tujuan/motivasi? Sebelumnya perlu diketahui keterkaitan antara tujuan dan motivasi.

Tujuan dan Motivasi


Robert E. Franken dalam bukunya, Human Motivation (2002), menguraikan sebagai berikut: Perilaku manusia merupakan usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya karena dua alasan: butuh untuk menguasai lingkungan dan menjaga kelangsungan hidupnya (survival).

Adanya kebutuhan untuk menguasai lingkungan mendorong manusia terus belajar dan mengembangkan diri. Kesulitan dalam mengembangkan diri ini seringkali dirasa mengancam kelangsungan hidup. Dan pada saat dirasa ada hal yang mengancam dalam kehidupan sehari-hari, sirkuit otak diaktifkan, sehingga timbullah energi untuk berperilaku.

Berdasarkan penjelasan Franken tersebut berarti bahwa energi untuk berperilaku timbul apabila manusia mengalami ketegangan dalam rangka memenuhi suatu kebutuhan yang berhubungan dengan pertahanan hidupnya. Hal ini tampak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kebutuhan secara otomatis memberikan arah-tujuan untuk berperilaku (teori kebutuhan).

Di samping itu, terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa tujuanlah yang menentukan arah perilaku. Teori yang berorientasi tujuan ini berpandangan bahwa tujuan menciptakan ketegangan, dan individu bergerak ke arah tujuan untuk mengurangi ketegangan. Jadi arah dan energi perilaku merupakan hasil dari adanya tujuan.

Tujuan-tujuan tersebut berasal dari mana? Dapat berasal dari aspek biologis, aspek belajar (pengalaman dari lingkungan sosial), dan aspek pikir (thinking) yang kita miliki. Tujuan yang paling memotivasi berasal dari gabungan tiga aspek tersebut.

Dengan dua teori di atas, tulisan ini secara khusus menyoroti pentingnya tujuan dalam menggerakkan perilaku. Hal ini mengingat bahwa tujuan dapat diciptakan, sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjelaskan bagaimana agar kita dapat terus memiliki motivasi dalam hidup.

Tujuan dapat berkembang dari adanya kebutuhan. Namun, dalam rangka menguasai lingkungan, manusia dapat mengembangkan tujuan-tujuan yang lebih canggih (kompleks dan bersifat menyongsong masa depan) dapat lebih sejahtera secara fisik maupun psikologis.

Tanpa adanya kebutuhan yang berkembang menjadi tujuan atau tanpa adanya tujuan yang dikembangkan dalam hidup, orang tersebut tidak akan memiliki energi yang mendorongnya untuk bertindak atau kehilangan motivasi hidup.
Untuk dapat survive dan meraih keberhasilan dalam hidup, manusia perlu mengembangkan kompetensi. Lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan, kompetensi mencakup keberhasilan mengatasi tantangan-tantangan, sukses dalam berinteraksi dengan lingkungan, mampu menyusun tujuan-tujuan, dan memandang diri sendiri sebagai orang yang cakap (mampu melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain).

Berikut ini beberapa hal yang berhubungan dengan perkembangan kompetensi, yakni sense of control, kebutuhan berprestasi dan penguasaan, serta self esteem. Untuk dapat mengembangkan kompetensi, setiap orang perlu memiliki tiga hal tersebut.

(1). Sense of control adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya sendirilah yang mengendalikan hidupnya atau peristiwa-peristiwa yang ia alami (bukan ditentukan oleh nasib/takdir atau orang lain yang berkuasa). Orang yang memiliki sense of control merasa bahwa apa yang akan terjadi dalam hidupnya dapat diprediksi. Hal ini merupakan pemenuhan atas kebutuhan survival.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of control ini merupakan kognisi dasar untuk mengalami optimisme dan harapan. Dengan adanya harapan dan optimisme, seseorang akan mampu terus mengembangkan kompetensi.

(2). Kebutuhan untuk berprestasi dan penguasaan. Adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan dan menguasai keterampilan tertinggi ini merupakan dasar yang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan kita untuk sukses dalam berinteraksi dengan lingkungan dan meraih apa yang diharapkan dalam hidup. Misalnya, untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial atau untuk bekerja dalam situasi tertentu kita perlu memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan sosial. Tanpa kompetensi sosial, kita akan tersingkir dan tidak mampu mencapai tujuan.

(3). Self esteem. Di dalam psikologi, self esteem sering diterjemahkan sebagai harga diri dan didefinisikan sebagai “penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik positif maupun negatif” (Deaux dkk., 1993). Mereka yang mempunyai keyakinan akan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dan merasa dirinya bernilai adalah orang yang harga dirinya positif. Sebaliknya, mereka yang harga dirinya negatif akan merasa lemah, tidak berdaya.

Harga diri positif cenderung membuat individu menjadi lebih bersemangat, menetapkan tujuan-tujuan (tantangan) yang lebih sulit untuk diri sendiri, dan mengembangkan aspirasi untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa harga diri merupakan pusat dari perkembangan kompetensi. Tanpa hal ini seseorang akan gagal untuk merealisasikan potensinya.

Dengan gambaran adanya tiga aspek yang menjadi dasar pengembangan kompetensi tersebut di atas berarti bahwa tanpa adanya tiga aspek tersebut seseorang dapat gagal mengembangkan kompetensi. Berarti gagal pula mengembangkan tujuan dalam hidup.

Dalam kasus Andri, ada kemungkinan ia kehilangan motivasi dan mengalami depresi karena kehilangan sense of control serta self esteem sekaligus justru karena ketidakmampuan menghadapi situasi yang berat: bekerja sambil kuliah.

Masalahnya terutama karena sebagai fresh graduate ia menghadapi dua peran yang sama-sama tidak mudah. Dari sisi pekerjaan, ia menghadapi kesulitan dalam penyesuaian karena kurang memiliki keterampilan sosial. Dalam hal studi, ia kesulitan karena ia mengambil bidang yang berbeda dengan bidang studi S1-nya.

Memelihara Motivasi


Bagaimana agar seseorang dapat mengembangkan tujuan dalam hidup, dapat disimpulkan berdasarkan uraian mengenai pentingnya kompetensi dan hal-hal yang mendasari pengembangan kompetensi yang telah diuraikan di atas.

Kompetensi merupakan jawaban atas kebutuhan survival manusia. Dengan kompetensi kita juga akan meraih kesuksesan dalam hidup, serta mendorong kita untuk terus mengembangkan tujuan-tujuan. Singkat kata, pengembangan kompetensi membuat kita survive, mampu meraih sukses, dan tetap bermotivasi.

Apabila terdapat masalah sehubungan dengan tiga aspek yang menjadi dasar pengembangan kompetensi di atas (sense of control, kebutuhan berprestasi dan penguasaan, serta self esteem), kemungkinan disebabkan karena kegagalan yang beruntun, secara garis besar dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegagalan di satu bidang jangan dipandang kegagalan hidup menyeluruh.

Menggali nilai-nilai (hal-hal yang dianggap penting dalam hidup) dan berusaha merealisasikannya.
Menetapkan tujuan hidup jangka pendek maupun panjang. Tujuan yang ditetapkan hendaknya benar-benar diinginkan dan punya peluang untuk dicapai.
Menggali sisi positif yang dimiliki (prestasi, sifat-sifat, potensi).


M.M. Nilam Widyarini, Dosen Program S1 dan S2 Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Sumber: Tabloid SENIOR, edisi 261

Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial