Suatu sore saya melihat dengan rasa kasihan yang mendalam, ibu yang baru pulang kerja dari kebun menggendong kayu bakar, wajahnya bermandi keringat dengan napas terengah-engah. Rasa kasihan itu begitu kuatnya sampai tak terasa air mata menetes membasahi pipi.
Rasa sayang atau kasihan kepada seseorang apalagi kepada kedua orang tua yang telah bersusah payah membesarkan kita adalah sangat wajar dan sepantasnya. Tapi hati-hati bila rasa kasihan itu tak wajar atau berlebihan seperti yang saya tuturkan di atas. Rasa kasihan itu bisa saja merupakan gejala awal gangguan kejiwaan.
Sebelum saya memahami bahwa saya mengalami gangguan kejiwaan, hal itu saya anggap wajar. Setelah saya tahu bahwa saya menderita gangguan bipolar, saya analisa gejala awal ketika terjadi pergantian suasana hati dari manik ke depresi, rasa kasihan mendalam dan kuat itu biasanya saya rasakan. Rasa kasihan yang berbeda dari rasa kasihan yang saya rasakan dalam kondisi normal. Sehari-hari dalam kindisi normal saya biasa melihat ibu pulang dari kebun dengan kondisi seperti di atas, ada rasa kasihan tapi rasa kasihan yang wajar, tidak semendalam seperti ketika depresi datang.
Dr. Windi Dryden dan Jack Gordon dalam bukunya “Berpikir positif untuk kebahagiaan hidup”, bahkan menyebut rasa kasihan diri atau kasihan orang lain sebagai ‘biang kerok’ penyebab gangguan kejiwaan.
Jadi hati-hati jika muncul perarasaan kasihan kepada diri-sendiri atau rasa kasihan kepada orang lain yang sangat kuat dan tidak seperti biasanya, bisa saja itu merupakan gejala awal gangguan kejiwaan. Jika perasaan itu muncul secepatnya buang jauh-jauh. Jika perasaan itu tak hilang juga atau malah terasa semakin kuat, segera konsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mengetahui kondisi kejiwaan anda yang sebenarnya. Nggak usah ragu atau malu, ke Psikolog atau Psikiater kan belum tentu sakit jiwa.
Jika anda enggan ke spikolog atau psikiater karena berbagai alasan, tak usah bingung, curhat aja di blog ini... (jadi nggak enak nih, nanti dikira promosi lagi...). Maksud saya anda bisa curhat online di blog atau web mana saja yang anda suka, toh tak ada yang tahu identitas anda yang sebenarnya. Anda cukup duduk di depan computer, tulis keluh-kesah anda lalu kirim. Dalam waktu yang tak terlalu lama anda sudah akan menerima tanggapan balik.
Gimana klo nggak punya computer? Gampang, cari saja warnet terdekat. Dengan biaya 2000-4000 rupiah, anda sudah bisa nulis dan kirim curhat anda. Curhat online lebih mudah, murah, praktis dan efisien.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
dfgd
jd bingung nih...ternyata ada autis, indigo, trus ada bipolar lagi....weleh2...hidup kok rumit ya.... mereka spt nya beda tipis...
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)