Tulisan ini dikirim melalui Forum Curhat tgl. 25 Desember 2008.
Mah...Pah...maafkan anakmu ini. Dengan sepenuh hati aku ingin berkata "Mengapa harus kalian kenalkan aku dengan dia?” Ingin sekali aku membuat mereka bahagia karena sebagai anak banyak sekali berhutang budi. Aku berusaha membahagiakan mereka bagaimanapun caranya akan kujalani.
Waktu terus berlalu dan jarak kami pun bertambah jauh. Dari mulai kota, pulau dan sekarang kami berpisah negara. Mulanya aku melangkah tanpa kenal siapa dia, bagaimana sifat dia, bagaimana cara hidup dia, bagaimana cara bicara dengan dia dan bagaimana berbicara dengan orang lain,.....dsb nya.
Aku seperti orang buta tanpa tongkat berjalan pelan ...
Dan waktu pun terus berputar tak terasa 8 tahun kami menikah dan menghasilkan putra-putri yang dapat menghiburku. Ternyata yang kujalani selama ini hanya sebuah perjalanan yang menjenuhkan, keseharianku hanya menjaga rumah, mengasuh anak dan menjalani kewajiban seorang istri. Rumah tangga kami dingin tanpa komunikasi, derita mulai dirasakan karena tanpa kasih sayang dan perhatian. Dia memang pekerja yang ulet dan rajin tapi selepas itu dia lebih terlihat tersenyum bahagia saat dia bersama keluarganya. bila saatnya berkumpul bersama kami (anak istri) sangatlah berbeda, dia berubah menjadi seekor “HARIMAU”, diam-diam tanpa bicara, tapi bila kami sedikit salah dia mulai mengaaauum.....
Andai saja mereka memukul atau menganiaya, aku bisa melaporkan ke kedutaan atau polisi tapi ini semu ...
bila aku mengadu tak ada seorang pun percaya. Aku hanya dapat meneteskan airmata dan hidupku tanpa ada senyum, wajahku yang orang selalu bilang baby face ‘n cantik sekarang tak terlihat lagi.
Aku harus bagaimana dan harus sampai kapan menempuh hidup seperti ini...
Curhat ini bisa anda lihat di Forum Curhat. Silakan jika teman-teman mau memberikan komentar, saran atau solusi untuk pemecahan masalahnya. komentar bisa di posting ini atau di Forum Curhat.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Memang berat apa yang anda alami saat ini, hidup di negeri asing dengan pria yang tidak ada cintai, dengan karakter yang keras pula.
Hidup tak selalu seperti yang kita harapkan. Namun, apa pun yang terjadi roda kehidupan akan terus berputar. Hanya ada dua pilihan bagi kita, menyerah atau berusaha bangkit untuk meraih impian kita.
Sedikit saran saya, cobalah perbaiki hubungan anda dengan sang suami. Mengapa suami anda dingin, kurang komunikasi dan temperamental? Anda tentu yang lebih tahu. Lakukanlah beberapa langkah kecil dan coba lihat hasilnya. Coba cari hal-hal yang anda sukai dari suami anda, bisa hobynya, makanan kesukaanya, cara berpakaiannya atau apa saja. Coba sampaikan padanya dengan tulus bahwa anda menyukainya, bukan sebuah kepura-puraan atau basa-basi, karena dia akan mengetahuinya. Bila dia memberi respon positif, coba gali lebih dalam. Dari sini anda bisa mulai menjalin komunikasi untuk saling memahami satu-sama lain. Proses untuk saling memahami adalah proses tanpa akhir.
Langkah kecil lainya, sampaikan pujian tulus atas apa yang dilakukanya. Misalnya, “Bajumu tampak sangat serasi hari ini” atau “Dasimu sangat cocok dengan warna kemejamu”. Pujian yang saya maksud adalah pujian yang tulus, bukan basa-basi.
Cobalah cari hal-hal yang anda sukai darinya, cari hal-hal yang pantas dipuji darinya dan lakukan hal itu setiap hari. Setelah beberapa hari coba lihat hasilnya, adakah perubahan positif dari sikapnya? Mengubah keadaan memang tak semudah seperti membalik telapak tangan, perlu waktu dan kesabaran.
Sumber kebahagiaan sebenarnya ada dalam diri anda sendiri. Jika anda mencarinya di luar sana, anda hanya akan menemui lebih banyak kekecewaan. Coba gali hal-hal apa saja yang membuat anda bahagia saat melakukanya. Hoby misalnya. Mungkin anda merasa senang saat melakukan olah raga kesukaan anda, saat anda memasak di dapur atau saat anda menemani anak-anak berbelanja atau main game. Coba sempatkan waktu untuk melakukan hal-hal kecil yang menyenangkan dan membuat anda bahagia.
Hidup ini terlalu berharga jika hanya kita lewati dengan kekecewaan dan kesedihan. Detik demi detik yang berlalu tak akan pernah kembali. Isilah detik-detik kehidupan kita dengan melakukan hal-hal yang positif untuk diri kita, anak-anak kita, keluarga kita dan orang lain yang jauh lebih tidak beruntung dibanding kita. Anda berhak untuk bahagia, terlebih anak-anak anda juga berhak untuk hidup dalam keluarga bahagia dengan limpahan cinta dari kedua orang tuanya. Karena anak-anak anda adalah masa depan anda. Apa pun yang anda lakukan, masa depan anak-anak anda adalah yang utama.
Hanya itu yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)