Oleh: Tarjum
Berkunjung ke desa, melihat-lihat ladang dan sawah tak lengkap rasanya jika tidak turun ke sawah, merasakan dingin dan lembutnya lumpur sawah. Nggak usah takut, ini bukan lumpar panasnya Lapindo di Sidoarjo, tapi lumpur yang subur, sumber penghidupan para petani di pedesaan. Dengan turun ke sawah, anda akan merasa lebih menyatu dengan alam pedesaan.
Rekan-rekan sekalian, mari rame-rame turun ke sawah! Rasakan dingin dan lembutnya lumpur sawah. Nggak dalam kok, paling dalam sekitar 20 – 50 cm.
Berjalanlah ke tengah sawah dan telusuri bagian-bagian sawah, mau berlari-lari di tengah sawah juga boleh. Perhatikan di sekeliling anda, lihatlah dengan sedikit teliti pematang sawah di sekitar bebek-bebek yang bergerombol, berenang dan mencari makan. Siapa tahu anda menemukan telur bebek barang satu-dua butir. Biasanya ada bebek yang tidak sempat bertelur di kandang suka bertelur di pematang sawah.
Menangkap ikan
Mau menangkap ikan? Silakan rogohkan dengan hati-hati dan perlahan jari-jari tangan anda ke cekungan-cekungan bekas tapak kaki pada bagian sawah yang airnya masih jernih dan agak dalam. Jika beruntung anda bisa menangkap ikan betok (sejenis ikan nila seukuran tiga jari tangan), ikan lele atau ikan gabus.
Jangan kaget jika tiba-tiba ada yang melompat, menerobos sela-sela jemari tangan anda, itu pasti ikan gabus. Ikan gabus terkenal licin dan gesit, susah ditangkap jika hanya menggunakan tangan, apalagi yang belum terbiasa menangkap ikan. Jika anda kesulitan menangkap ikan dengan tangan, gunakan saja caduk atau jaring, lebih mudah dan praktis. Jika sudah dapat, simpan di dalam ember ikan-ikan tangkapan anda.
Menangkap Belut
Selanjutnya kita akan melakukan sesuatu yang lebih menantang namun mengasyikkan, mencari dan menangkap belut di lumpur sawah. Anda sekalian pasti sudah tak asing lagi dengan keluarga ikan air tawar yang hidup di lumpur sawah ini. Binatang air yang satu ini terkenal super licin, gesit dan susah ditangkap. Butuh keahlian khusus untuk menangkapnya. Ayo, kita cari dan belajar menangkap belut.
Sebelum menangkap belutnya, kita harus menemukan liangnya dulu. Liang belut biasanya berada agak tersembunyi di pinggir rumpun padi atau di pinggir pematang sawah. Diameter lubang sekitar 1 – 2 cm. Nah, kalau liangnya sudah ketemu, buat lingkaran dengan tumpukan lumpur mengelilingi liang belut tadi, dengan diameter sekitar 0,5 – 1 meter. Lalu kuras air di dalam lingkaran, gali dengan hati-hati lumpur di sekeliling liang dengan kedalaman sekitar 30 cm. Ini maksudnya agar sang belut tak lari menerobos lingkaran.
Selanjutnya kita tinggal menggali lubang belut dan menangkap penghuninya. Hati-hati jangan sampai air masuk ke dalam lingkaran. Sekarang, ayo kita tangkap sang belut yang sangat licin ini! Gali dan angkat dengan hati-hati rumpun padinya, lubang belut akan terlihat lebih besar dan lebih jelas. Dalam dua sampai tiga galian biasanya sang belut akan terlihat, paling tidak bagian kepalanya yang menghadap ke bagian atas lubang. Lepp..!! sang belut akan mundur, masuk ke dalam lubangnya karena kaget.
Jangan biarkan dia lari, gali dengan cepat lumpurnya, setengah bagian belut akan terlihat, gali sekali lagi! Maka sang belut akan keluar dari liangnya dan meronta-ronta dalam lingkaran. Tangkap segera dengan cara menjepitnya dengan dua kuku jari telunjuk dan ibu jari, awas tubuhnya sangat licin, jangan sampai dia lepas dan masuk lagi ke dalam lumpur. Jika sudah tertangkap, pukulkan sang belut ke kepalan tangan anda yang satunya untuk melumpuhkanya.
Selamat! Anda sudah berhasil menangkap sang belut.
Perburuan yang luar biasa mengasyikan sekaligus menegangkan. Setelah perburuan, dijamin anda ngos-ngosan dan duduk lemas di dalam kubangan lumpur.
Anda belum capek? Ayo kita lanjutkan perburuannya.
Menangkap Siput
Sekarang kita akan mencari dan menangkap siput sawah. Nah, kalau yang ini sih gak usah pake tenaga dan keahlian khusus, cukup pasang mata, cari siput-siput yang berukuran cukup besar seukuran ibu jari kaki. Siput-siput itu biasanya nemplok (nempel) di rumpun padi, di pematang pinggir sawah atau berendam di lumpur di bawah permukaan air. Mudah terlihat dan dikenali, berbentuk bulat dengan kulit berwarna hitam.
Kalau sudah ketemu, tinggal comot dan masukan ke dalam ember, mudah kan? Jangan khawatir siput nggak akan lari! Lha wong, siput nggak bisa lari kok...he-he-he…
Sekarang mungkin anda sudah merasa agak lelah setelah bergumul dengan lumpur sawah, menangkap ikan, belut dan siput. Saat mentari sudah agak meninggi dan panasnya mulai terasa menyengat, saatnya anda istirahat di gubuk sawah. Sebelumnya, sebaiknya anda membersihkan badan dengan air sumur yang jernih dan menyegarkan. Jangan lupa pake sabun mandi, karena lumpur dan air sawah kadang membuat kulit agak gatal-gatal.
Jika anda sudah membersihkan badan dan dan ganti pakaian, istirahatlah dengan santai dan tenang di gubuk sawah. Semilir angin persawahan yang sejuk menyegarkan, bisa membuat anda mengantuk. Tunggu dulu! Tahan dulu rasa kantuk anda, karena kita akan mengolah dan menikmati hasil tangkapan anda, ikan, belut dan siput.
Sampai di sini dulu petualangan kita.
Pada tulisan berikutnya WISATA PEDESAAN (III), saya akan membahas bagaimana memasak dan menikmati hasil tangkapan anda. Ikan bakar bumbu kecap, cobek belut pedas, sate siput dan telur bakar yang hangat dinikmati dengan nasi timbel ditambah sambal dan lalap segar. Setelah capek berjibaku dengan lumpur sawah, makan di gubuk sawah sambil menikmati pemandangan alam pedesaan yang indah, wah, lezat dan nikmat sekali rasanya.
Sampai di sini dulu rekan-rekan, sampai jumpa di gubuk sawah.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)