Oleh : Tarjum
Sepulang kerja saat aku duduk santai di depan tv, istriku menyerahkan selembar sobekan kertas buku berisi tulisan tangan anak pertama kami, Vania namanya. Pada tanggal 13 Maret kemarin dia genap berumur 7 tahun dan sekarang dia baru kelas 1 SD. Dia menulis di lembaran kertas tersebut menggunakan pinsil hampir satu halaman penuh. Setelah aku baca tulisannya, aku tanya kepada istriku, apakah tulisan itu dia karang sendiri atau menyalin dari buku? Menurut istriku, itu tulisannya sendiri yang dia buat sambil nonton tv.
Berikut tulisannya, aku salin sesuai aslinya. Karena dia menulis tanpa titik dan koma, tiap kalimat aku pisahkan dengan spasi.
Apakah kalian tau yang berkuasa di langit adalah tuhan karna yang berkuasa ituh kita gak tahu tapi kita tahu karna tuhan nolong kita yang dibumi dan yang susah
Aku ga mau tuhan kesal sama aku karna tuhan maha kuasa di negeri semuah
Dan aku dilahirkan dari orang tuaku tapi pasti itu titipan tuhan yang maha kuasa dan aku yakin tuhan maha adil karna tuhan nolong aku waktu aku lagi sesat dan lagi punya kesesatan yang tidak aku perbaiki
Terus datanglah tuhan yang maha kuasa terus kita tidak sesat karna ditolong tuhan
Waktu kita cari apa-apa dan tuhan melihatnya dimanah kita menyimpan apa-apa dan tuhan yang menemui tapi aku dikasih tau sama tuhan yang maha kuasa
Tapi aku bahagia sekali karna aku bisa berkenalan dengan tuhan yang maha kuasa
Tapi aku mau mengucapkan terima kasih atas semuah bantuan kamu (maksudnya tuhan)
Ketika masih di TK Nol besar, Vania sudah lancar membaca dan menulis. Sejak itu dia suka menulis tentang apa saja. Dia suka menulis surat untukku atau untuk ibunya, berupa ungkapan kebahagiaan, kesedihan atau sekedar bercanda. Pernah dia menulis surat bernada kesal untuk aku yang waktu itu sering kerja lembur dan pulang larut malam.
Melihat kesenanganya menulis, sejak ia masuk SD aku membelikannya sebuah buku harian untuk membiasakannya menulis secara teratur di buku harian. Aku suka memberinya dorongan semangat agar ia rajin membaca dan menulis tentang apa saja yang ia suka. Aku ingin dia melakukan yang ia suka tanpa ada keterpaksaan. Aku ingin dia menjadi dirinya sendiri. Aku hanya ingin membimbingnya agar ia bisa mengembangkan bakat dan kemampuanya sampai tingkat tertinggi yang bisa ia capai.
Malam itu aku katakan padanya bahwa tulisannya sangat bagus (aku dan istriku selalu memuji tulisannya walaupun ia hanya menulis beberapa baris kalimat) dan aku janji, tulisannya akan ditampilkan di internet. Dari raut wajah dan sorot matanya yang berbinar-binar, aku tahu dia gembira sekali mendengar pujian dan janjiku itu.
Mungkin ada diantara teman-teman pengunjung curhatkita yang berkenan mengomentari tulisannya untuk memberinya dorongan semangat agar ia lebih rajin dan tekun berlatih menulis.
Halaman ini akan aku print dan aku serahkan padanya, agar ia tahu bahwa aku memenuhi janjiku. Setelah melihat dan membaca tulisan ini mungkin ia akan semakin semangat menulis.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)