Setia vs Selingkuh

    

Oleh : Muhammad Rafi

Saat ini sedang tren lagu bertema “selingkuh” berbagai group band tanah air seperti tak mau ketinggalan untuk menelurkan album bertema selingkuh. Apakah ini menjadi tanda bahwa perselingkuhan mulai menjadi gaya hidup bagi sebagian orang di Indonesia……?

Dalam dunia entertain tanah air, berita selingkuh seperti tak pernah sepi di beritakan, ada-ada saja para pencari warta mengetahui bahwa rumah tangga si A sedang mengalami masalah hadir nya orang ketiga….dan bla….bla..bla…

Rentannya perselingkuhan di dunia artis memang sempat di akui oleh beberapa artis yang di mintai tanggapannya mengenai hal tersebut. Di singgung tentang penyebab rekan-rekan mereka selingkuh, ada beberapa alasan yang mereka kemukakan, salah satunya disebabkan peragulan mereka di lokasi syuting dengan para artis yang sebagian besar cantik dan tampan.

Ditambah lagi dengan jarangnya kebersamaan mereka dengan keluarganya, akibat tuntutan pekerjaan membuat para artis lebih dekat dengan teman syutingnya ketimbang keluarga mereka di rumah.
Perselingkuhan bukan hanya menjangkiti para artis bahkan masyarakat non artis dan golongan ekonomi bawahpun ikut-ikutan mencoba main api. Sangat panjang kalau kita membahas tema selingkuh di masyarakat kita saat ini.

Penyebab Selingkuh

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dan alasan bagi seseorang untuk melakukan tindakan perselingkuhan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. FAKTOR KEJENUHAN / BOSAN

Sudah menjadi sifat dari manusia untuk mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan. Apalagi bila melakukan atau mengalami sesuatu yang sama dalam waktu yang lama, maka akan mncul perasaan jenuh dan bosan. Demikian juga dengan hubungan percintaan. Pada saat-saat tertentu pasti akan muncul adanya rasa jenuh dan bosan dengan pasangannya. Bila tidak segera dicarikan solusinya, maka akan terjadi tindakan perselingkuhan.

2. FAKTOR SIKAP YANG OTORITER

Setiap orang tentu ingin dirinya merasa dihargai, baik itu sebagai laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, apabila dalam hubungan percintaan salah satu pihak cenderung ingin menguasai dan maunya menang sendiri, maka akan mengakibatkan terjadinya perselingkuhan karena merasa dirinya tidak lagi dihargai dan didengar, sehingga seseorang akan merasa tertekan dan mencari pelarian pada orang lain. Terutama bagi seorang laki-laki, yang secara naluriah dibentuk untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah keluarga.


3. FAKTOR SIFAT POSSESIVE

Memberikan perlindungan dan perhatian terhadap pasangan anda adalah baik. Namun, adakalanya tindakan tersebut dilakukan secara berlebihan. Seseorang cenderung bersikap possesive dan over protektif. Semuanya serba diatur dan apa yang dilakukannya harus dilaporkan. Banyak larangan-larangan yang akhirnya membuat tidak nyaman.

4. FAKTOR “TIDAK KESESUAIAN KRITERIA”.

Sikap idealis biasanya dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan dari setiap orang adalah kwalitas dari idealisme tersebut. Ada yang idealismenya tinggi dan cenderung perfeksionis, namun ada pula yang wajar-wajar saja seperti kebanyakan orang pada umumnya. Idealisme seseorang biasanya berubah seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

5. FAKTOR “ADANYA KEBIASAAN / TINDAKAN YANG MENGANGGU”.

Masa pacaran adalah masa penyesuaian sebelum menuju ke pelaminan sebagai sepasang suali-istri. Ada beberapa pasangan yang menjalani masa pacarannya selama bertahun-tahun baru menikah. Namun, ada pula beberapa pasangan yang berpacaran hanya dalam hitungan bulan, kemudian baru menikah. Selama berpacaran, kedua belah pihak saling menjajaki sifat dari pasangannya.

6. FAKTOR “KEPERAWANAN”

7. FAKTOR “KELALAIAN SEKSUAL”

Ada baiknya bila sebelum menikah memeriksa dengan baik kondisi fisik dan mental pasangannya. Seringkali terjadi kasus perselingkuhan yang disebabkan karena pasangannya mempunyai kelainan / masalah seksual. Contohnya, mandul, impoten, lesbian, homoseksual, hiperseks, frigid, dan sebagainya. Bila ini terjadi, maka kemungkinan besar akan terjadi tindakan perselingkuhan.

8. FAKTOR “KEJENUHAN”

9. FAKTOR “TERPENGARUH OLEH LINGKUNGAN”

10. FAKTOR “CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI”

11. FAKTOR “KEUANGAN”

12. FAKTOR “PENDIDIKAN”

13. FAKTOR “AGAMA”

Agama adalah sebuah ajaran yang menuntun seseorang untuk menjalani kehidupan dengan baik dan benar agar dapat menjadi orang yang baik. Ini sesuai dengan makna yang terkandung dari kata Agama sendiri, yaitu “A” = tidak “GAMA” = kacau. Jadi agama bertujuan untuk mencegah timbulnya kekacauan.

14. FAKTOR “PEKERJAAN”

15. FAKTOR “KETURUNAN / ANAK

16. FAKTOR “ADANYA TINDAK KEKERASAN”

17. FAKTOR “CINTA LOKASI”

(Di kutip dari sebuah sumber)

Cobalah kita bersikap setia pada pasangan kita, berusaha menerima mereka apa adanya. Betapa sakitnya jika kita di selingkuhin. perbuatan selingkuh tak akan pernah di terima oleh siapapun juga karena ini sudah menyangkut harga diri, kehormatan, nama baik keluarga, dan yang lebih menyakitkan anak yang menjadi korban dari keegoisan dan sikap buruk orang tua mereka.

Terkadang sangat menggelikan kita dengar dari pasangan yang selingkuh mereka membuat pernyataan kalau perselingkuhan yang mereka lakukan sudah merupakan takdir. Mereka pandai berkilah, dan mengatas namakan Tuhan untuk mencari pembenaran atas perbuatan buruk mereka.

Tidak ada ajaran agama yang mulia dan baik yang mengajarkan manusia untuk berselingkuh.malah sebaliknya perbuatan tersebut sangatlah di larang keras untuk di lakukan karena pasti akan menyakitkan bagi orang-orang di sekelilingnya.

Untuk itulah kita perlu mensyukuri atas nikmat yang Allah Swt, berikan pada kita. Syukurilah apa yang ada, keluarga yang sehat, harmonis, anak-anak kita yang ceria, kebutuhan keluarga yang telah tercukupi dengan baik. Semua ketenangan itu mesti di jaga dan di sirami dengan cinta dan kasih agar kehidupan yang singkat ini bisa kita nikmati dengan baik.

Syukurilah apa yang kau punya, niscaya hidupmu akan bahagia.

Muhammad Rafi
Email : rafi_m83@yahoo.co.id

Image by : bagooz.blog.friendster.com/

Bookmark and Promote!

Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.