Pengalaman pribadi
Oleh : Dian Rahmawati
Saat malam telah menjelang, dan anak-anak telah lelap dalam tidurnya, saya luangkan waktu sejenak untuk menyusuri wajah mereka satu persatu. Sering terlintas dalam pikiran, hidup seperti apakah yang akan mereka pilih kelak? Hemm, pasti masing-masing akan memilih sesuai keinginannya. Sejurus kemudian, saya berpikir, betapa tidak mudahnya mengantar anak-anak kita menuju kedewasaannya.
Ingatan saya kemudian melayang kepada wajah yang begitu lekat di benak saya. Wajah itu adalah wajah ibu saya. Seorang ibu dengan lima orang anak dengan jarak rata-rata dua tahun. Bersuamikan seorang guru, sedang ibu sendiri juga seorang guru SD, tinggal dalam sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Sejak menjelang subuh, rumah itu telah ramai oleh teriakan ayah membangunkan anak-anak, celotehan, bahkan pertengkaran-pertengkaran kecil karena berebut kamar mandi yang memang cuma satu. Sepi yang tertingga,l saat semua berangkat sekolah hingga saat anak-anak kembali dari sekolah, keramaian kembali datang.Saya ingat, saya pernah bertanya pada ibu, apakah beliau tidak kerepotan mengurus kami berlima yang masing-masing punya karakter yang khas, juga apakah beliau senang dengan hari-harinya yang penuh dengan pekerjaan yang tiada henti. Waktu itu, ibu saya cuma tertawa dan mengatakan kalau pertanyaan saya ngaco. Beliau juga berkata bahwa saya pasti menemukan sendiri jawabannya kelak.
Ah…beliau benar. Pelan, pertanyaan itu terjawab sudah saat saya pun merasakan kehidupan seorang ibu. Betapa hubungan seorang ibu dan anak-anaknya adalah hubungan yang begitu luar biasa. Luar biasa dalam kualitas, kelekatan, keterikatan juga energi maha dasyat yang terkadang susah diterjemahkan logika. Betapa seorang ibu mampu menjalani hari-hari melelahkan, menanggung kerepotan mendidik anak-anak, bahkan ikut berbagi beban dengan suami menopang ekonomi keluarga menjadi sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan.Perenungan saya bertambah panjang. Saya putar ulang memori saya mengasuh anak-anak. Mulai dari proses mengandung dan melahirkan, yang meskipun secara kodrati dititipkan pada wanita, tapi proses itu tetaplah bukan proses yang mudah. Kelelahan fisik, kelelahan psikis bahkan proses kelahiran yang terkadang menjadi traumatis. Dilanjutkan dengan proses merawat, membesarkan anak-anak, adalah tugas yang sangat rumit dan tidaik bisa dianggap sepele. Belum lagi pekerjaan mendidik anak-anak dan mengantarkannnya ke jenjang kedewasaan. Saya sering bilang kepada teman-teman saya, mendidik anak tidak cukup dengan bekal pendidikan sarjana S1, S2, atau S3, bahkan kalau masih ada, S4, S5, S6 pun tiadalah akan cukup. Segala sesuatu musti kita berikan pada anak-anak kita, sehingga mereka sanggup mengelola dunia yang mereka hadapi. Sedangkan dunia ini begitu kompleks, dan terus berubah. Sehingga untuk menjadi seorang ibu, harus memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan social dan yang paling penting kecerdasan spiritual.
Kembali pada pertanyaan saya pada ibu, juga pada diri saya pribadi dan juga wanita yang memilih profesi utama mereka sebagai ibu, apakah bisa berbahagia dengan tugas yang begitu berat ini? Dengan tegas dan selantang-lantangnya saya katakan, Bisa! Saya selalu merasa takjub saat menemukan anak-anak saya menguasai sebuah ketrampilan baru. meskipun kadang-kadang emosi marah muncul atas perilaku mereka yang tidak saya harapkan, tapi, pasti tidak lama berselang, saya bisa mentertawakan perilaku marah saya. Jujur, kadang perilaku saya lebih kanak-kanak daripada anak-anak saya. Saya pun akan merasa sangat puas dan bermakna saat saya mampu menanamkan kebaikan dalam diri anak-anak saya dan mereka konsisten memegangnya.
Ya…seorang ibu akan selalu bisa berbahagia, kapan pun, di manapaun, bagaimanapun situasi yang hadir karena dia mempunyai energi yang luar biasa. Energi yang lahir dari rasa cinta yang berlimpah dan kesabaran yang tiada batas, yang pada akhirnya melahirkan anak-anak yang penuh rasa cinta dan berbahagia………..
Dian Rahmawati
Email : melukiswarna@yahoo.com
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)