Oleh : Tarjum
Kemarin, tanggal 10 Agustus 2009, adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke 9. tak terasa kami sudah mengayuh bahtera rumah tangga selama 9 tahun. Selama itu pula kami melalui berbagai macam godaan, rintangan, cobaan. Dari mulai percikan air beriak, terpaan angin, sampai terjangan ombak dan hembusan angin kencang yang membuat perahu yang kami kayuh oleng dan terombang-ambing. Namun kami berusaha tetap berpegangan tangan, saling menjaga dan saling menguatkan. Kami bertekad tak akan berpisah sebelum sampai di tujuan. Kami sepakat untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan kecil dan perselisihan pendapat diantara kami untuk mewujudkan hal yang lebih besar.
Proses untuk saling memahami antara suami istri memang proses tanpa akhir. Apalagi saya dan istri bisa dibilang memiliki karakter yang cenderung berlawanan. Saya lebih pendiam, tak suka banyak bicara, lebih suka menyendiri, tenang (tapi menghanyutkan…he..he..) dan tak suka konflik. Istri saya sedikit temperamental, sensitif, gaul dan senang bicara blak-balakan.
Sebelum menikah saya pernah membaca sebuah artikel tentang keluarga yang bunyinya kurang lebih begini : Jangan pernah berpikir anda bisa merubah pasangan hidup anda, yang bisa anda lakukan adalah memahaminya. “Masa iya sih sampe segitunya,” begitu pikir saya waktu itu. Dengan pongahnya saya sesumbar dalam hati, “seperti apa pun karakter calon istriku saat ini, aku akan bisa mendidik dan mengubahnya seperti yang aku inginkan setelah nikah nanti, apalagi usia istriku jauh lebih muda dariku.” Saya tak percaya dengan kalimat dalam artikel itu.
Apa yang terjadi?
Benar! Apa yang ditulis dalam artikel itu memang benar. Saya tak bisa mengubah karakter pasangan saya seperti yang saya inginkan, saya hanya bisa berusaha untuk memahaminya. Setelah memahaminya saya berusaha untuk menyesuaikan diri dan menerima karakter istri saya apa adanya. Proses untuk saling memahami memang merupakan proses terus-terus dan tanpa akhir. Butuh waktu untuk bisa saling memahami dan saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kadang terjadi benturan-benturan kecil dalam proses saling memahami. Itu hal yang wajar, setiap keluarga pasti mengalaminya. Tak jarang terjadi percecokan kecil dan adu argumentasi karena masalah-masalah yang sepele. Dari peristiwa-peristiwa seperti itu justru kita bisa saling memahami apa yang disukai dan tak disukai pasangan kita. Pada akhirnya rasa sayang yang mendalam bisa mengatasi beberapa-perbedaan karakter diantara kami.
Ucapan sayang, sentuhan lembut, kata-kata atau mimik muka lucu, kadang bisa mengubah perdebatan atau percekcokan menjadi senyuman dan derai tawa kami berdua. Hal itu membuat suasana menjadi dinamis dan tak monoton. Setelah ketegangan mencair biasanya kami saling meledek, menertawakan diri masing-masing dan bercanda dengan penuh kehangatan.
Setelah buah hati kami lahir, suasana rumah menjadi lebih hangat dan meriah. Saat saya keluar rumah, kerinduan yang biasanya hanya untuk seorang, bertambah menjadi untuk dua orang. Kami juga bisa saling menahan diri jika ada perselisihan dan beda pendapat, karerna kami tak ingin mengganggu kebahagiaan si kecil dengan ego kami masing-masing.
Kehadiran buah hati kami yang kedua membuat suasana rumah semakin ramai dan meriah. Saat saya pulang dengan letih dari tempat kerja, sambutan si kecil yang sumringah dan memanggil saya dengan kata-kata yang belum jelas…pppaapppaahh…seraya berlari menghampiri, membuat kelelahan seharian bekerja musnah seketika. Saya menggendong, memeluk dan menciumnya dengan penuh rasa sayang dan kebahagiaan. Kami berdua berjalan mengendap-endap mencari si kakak yang suka sembunyi di balik pintu atau di bawah tempat tidur. Setelah ketemu, si kecil dan kakaknya saling berteriak girang. Sementara istriku memandangi kami dengan senyum bahagia.Terima kasih ya Tuhan, atas anugerah yang luar biasa ini.
Semoga Engkau selalu melimpahkan berkah dan kebahagiaan kepada keluarga kecil kami.
Mohon do’anya dari teman-teman sekalian semoga keluarga kami selalu bahagia, sejahtera dan harmonis.
Salam sejahtera dari kami sekeluarga.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Dear Mas Tarjum,
Wah selamat ya atas Ultah pernikahan yang ke 9, semoga rukun 2 selalu dan mendapat barokah dari Allah SWT.... Amien.
Mas Tarjum saya sudah browsing ke Blognya Mas Anta, saya salut banget deh sudah ada komunitas untuk sesama penderita & kel skizo sehingga kita dapat sharing untuk "Menikmati karunia dari Tuhan berupa buah Skizo " yang kadang manis kadang asam......he he.
Oh iya Mas Anta sampai sempat ke Ausi untuk ikut Forum Ilmiah Skizo, semoga dapat berbagi pengalaman dengan kita 2 di tanah air.
Tolong kalau ada nomor HP Mas Anta... n Salam buat istri dan kel di rumah.
Wass, Yadi
selamat ya... semoga menjadi pasangan yang penuh kebahagian.
semoga menjadi keluarga yang sakinah...selamat yah...
kunjungan perdana, salam kenal :)...selamat yaaa semoga ttp menjaga kelurga yg selalu berbahagia :)
salam
hill
@Yadi,@viruscinta18,@hill,
Makasih atas do'anya. Do'a anda akan menyertai kami menghadapi tantangan masa depan.
Salam sejahtera.
selamat kang, maaf terlambat
@Annas,
Makasih kang, gak ada kata terlambat dan maaf untuk sahabat. Karena sahabat saling memahami dan memaafkan tanpa diminta.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)