Oleh : TarjumSudah lewat tengah malam, mataku belum juga terpejam. Kulihat jam dinding di kamar tidur menunjukan jam 01.30, menjelang dini hari. Kuperhatikan istri dan kedua putri kecilku tidur terlelap dengan posisi yang tak beraturan. Kedua putriku kalau tidur suka berputar-putar, kadang saling bertabrakan.
Aku kembali ke ruang keluarga. Dalam keheningan malam aku mendengar suara yang tak asing lagi di telingaku. Suara itu sering kudengar saat larut malam atau dini hari. Tok cring…tok cring…tok cring…dengan ketukan yang teratur. Aku bangkit dari kursi, bergegas setengah berlari menuju ruang tamu. Aku buka gordeng kaca depan ruang tamu. Kulihat seorang pria tua berjalan menyusuri gelap dan dinginnya malam dengan tongkat ditangan. Dialah sang tunanetra tukang pijat keliling. Dia sering lewat jalan di depan rumahku. Biasanya aku tak terlalu menghiraukannya. Namun entah kenapa malam itu aku penasaran ingin melihatnya.
Kondisi jalan di depan rumahku rusak parah, banyak lubang dan kubangan air yang lebar dan agak dalam. Namun sang tunanetra berjalan dengan cukup cepat melewati jalan rusak tersebut walaupun hanya menggunakan tongkat bergengge sebagai pemandu langkah kakinya, mengagumkan. Dengan penuh semangat dia mengayunkan langkah demi langkah kakinya menembus pekatnya malam yang dingin menggigit. Sepertinya ia ingin segera sampai ke rumahnya, memberikan hasil jerih payahnya malam itu kepada keluarga yang menunggunya di rumah.
Sepertinya sang tunanetra menjalani kehidupannya dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan ketabahan. Ia tak menyerah pada keterbatasan fisik yang sebenarnya bisa menjadi alasan kuat untuk meminta belas kasihan orang lain. Ia dengan tegar melangkahkan kakinnya menyusuri jalan-jalan desa untuk melayani orang-orang yang membutuhkan keterampilan pijatan tangannya dan mendapatkan imbalan atas palayanannya.
Aku, yang diberi kesempurnaan panca indera, kadang tak menyadari dan lupa untuk menyukuri anugerah Tuhan yang amat berharga itu. Aku malah kadang mengeluh karena merasa hidup yang kujalani belum seperti yang aku harapkan. Padahal jika dibandingkan dengan sang tunanetra itu kehidupanku secara fisik dan meteri jauh lebih baik. Sang tunanetra yang sering lewat di jalan depan rumahku seolah mengingatkanku untuk lebih banyak bersyukur atas apa yang telah aku raih saat ini dan tidak mengeluh dalam menjalani kehidupan yang kadang tak selalu sejalan dengan yang aku inginkan.
Langkah-langkah kaki sang tunanetra yang begitu bersemangat menyusuri kegelapan malam, seolah mengingatkanku untuk lebih optimis dan antusias dalam menjalani kehidupanku saat ini dan esok. Tuhan telah memberikan anugerah tak ternilai kepadaku untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan sekaligus harapan di alam fana ini. Kehidupan yang seharusnya menjadi ladang untuk menyemaikan benih kebaikan kepada sesama yang akan menjadi bekal berharga untuk menjalani kehidupan di alam abadi nanti.
Tok cring…tok cring…tok cring…, suara ketukan tongkat itu semakin menjauh, sampai akhirnya tak terdengar lagi ditelan kesunyian malam yang semakin dingin.
Artikel Terkait:
- Inspirasi dari Gadis Mungil dengan Down Sindrom
- Hati-Hati dengan “Sang Pencuri Impian”
- 5 Tips Rahasia Awet Muda, Cantik dan Menawan
- Solusi Holistik Pemulihan Depresi & Bipolar
- Cinta yang Luar Biasa Seorang Ayah kepada Anak Angkatnya
- Pengamen Nyentrik di Markas Polres Subang
- Inilah Cinta yang Sederhana dan Apa Adanya
- Apa kata Krisna jika Melihat Kisah Cinta Rais dan Risna?
- Banyak “Tongki” Masuk ke Desa Kami
- Pakwi, Pelukis Wayang Peraih MURI
- Jika Engkau Sibuk Mengurus Kebaikan bagi Orang lain, Tuhan yang akan Mengurus Kepentinganmu
- Inpirasi dari film “Mongol”, True Story Genghis Khan
- Hana Madness dan Kreasi Bipolar
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Sahabat yang Unik dan Langka
- Guruku Teladanku
- Cemas, Takut dan Bimbang Terhadap Diri-Sendiri, Bagaimana Solusinya?
- Jika Mau Melamar Sang Kekasih, Apa yang Akan Anda Katakan Kepada Calon Mertua?
- Do'a dan Renungan
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Gabriel Muniz, Bocah Tanpa Kaki yang Punya Talenta Luar Biasa
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Salahkah Aku di Lahirkan ke Dunia ini?
- Rencana “Gowes Sepeda Jakarta-Magelang” dalam Rangka Hari Kesehatan Jiwa
- “Man Jadda Wajada!” Mantra 'Sakti' dari Pesantren
- Menjalani Proses Pengobatan dan Pemulihan Gangguan Jiwa, Butuh Keyakinan dan Kesabaran
- Mengapa dan Bagaimana Dia Jadi Tongki?
- Banyak “Tongki” Masuk ke Desa Kami
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Sahabat yang Unik dan Langka
- Di Ujung Senja Menanti Sang Kekasih
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Kenangan Indah di Tangkuban Perahu dengan Teman, Kekasih dan Anak Istri
- Tuhan Kadang Mengabulkan Do'a Kita dengan Cara yang “Unik” dan Tak Pernah Terbayangkan
- Rekaman Wawancara Tentang Bipolar Dengan Penyiar Radio Nederland Wereldomroep (RNW)
- Ada Apa di Tahun Baru 2012?
- Indah dan Uniknya Persahabatan di Dunia Maya
- Testimoni
- Selamat Idul Fitri 1432 H
- Hanya Dalam 6 jam Kehilangan 2 Penopang Hidup Keluarga
- Antara Atlet dan ODB
- Jangan Takut untuk Mencintai, Seseorang sedang Menunggu Kedatangan Anda
- Sahabat, Tapi juga Musuh Dalam Selimut yang Lambat Aku Kenali
- Saling Berbagi untuk Mencari Solusi Terbaik Penanganan Gangguan Bipolar
- Oleh-Oleh Nyantri di Pesantren Ustad Yusup Mansyur
- Jangan Hanya Mencari Obat, Tapi Cari Dulu Sang Pemilik Obat!
- Pengorbanan Cinta
- Luapan Semangat dan Gairah yang Saya Alami, Bukan Manik!
- Komentar dan Saran dari Teman Facebooker dan Blogger
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
z
Kang Ntar, sy mo nanya nih. sebetulnya sy ini skizofrenia ngga sih? kata psikiatr sy cuma depresi berat. masa sih depresi bisa bikin halusinasi ampe 2 minggu ngga inget dunia, keluarga, dll. 3x lagi di opnamenya, th 00, 02, 04. oya sekarang sy pagi kuli, sore kuli yah, ngga selesey2, doa'in yah biar cepet selesey. Dinskizo
gimana cara munculin profilenya biar ngga Anonim2 trus?
@Dinskizo,
Para ahli kejiwaan mengakui, tak mudah mendiagnosa jenis gangguan kejiwaan karena kadang cirri-ciri gejalanya ada kemiripan. Perlu pemeriksaan berulang atau pemeriksaan dari beberapa orang psikiater untuk memastikan jenis gangguannya.
Coba deh Tanya kepada orang yang lebih faham soal skizofrenia, Anta Samsara, email jiwasehat@gmail.com.
Kuli sama kuliyah bagus tuh, cari uang dan cari ilmu. Saya do’ain semoga kulinya lancar dan berkah dan kuliyahnya cepat selesai.
@anonim,
Biar profilnya muncul, pada “select profile” tinggal pilih “account google atau wordpress”. Klo gak punya pilih “name/URL”. Silakan dicoba!
senang sekali bisa berkunjung ke blog anda
sangat menarik dan bermanfaat sekali
terimakasih banyak gan
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)