Oleh : Tarjum
Pepatah mengatakan, “Pengalaman adalah Guru Terbaik”. Tapi ada yang berpendapat bahwa belajar dari pengalaman sendiri adalah cara belajar yang lambat. Mengapa? Karena kita akan mengalami trial and error serta kegagalan demi kegagalan sampai kita berhasil mencapai sebuah tujuan atau mewujudkan yang kita inginkan. Cara belajar yang lebih cepat dan efisien adalah belajar dari pengalaman orang lain. Kita bisa mengambil pelajaran tanpa harus mengalami trial and error terlebih dahulu. Cukup bisa dimengerti pendapat ini. Bagaimana apakah anda setuju dengan pendapat ini?
Selain belajar dari pengalaman pribadi, saya juga banyak belajar dari pengalaman orang lain. Pertama, saya banyak belajar dari penglaman orang tua, saudara, teman dan orang-orang yang saya kenal kesehariannya. Saya belajar dari mereka melalui penuturan mereka dan pengamatan saya sendiri terhadap keseharian mereka.
Kedua, saya belajar dari pengalaman orang-orang yang sukses dibidangnyan masing-masing. Saya belajar dari mereka dengan membaca buku-buku yang mereka tulis. Buku merupakan pemikiran-permikiran terbaik penulisnya. Buku juga merupakan rangkaian pengalaman kegagalan dan kesuksesan seorang tokoh atau penulisnya sendiri yang disusun dengan sistematis.
Selain itu saya juga belajar dari keluh-kesah orang lain. Maksudnya? Saya belajar dari teman-teman yang curhat kepada saya melalui sms, telepon, email atau forum curhat online. Ketika curhat mereka menuturkan dan mencurahkan isi hati dan pengalaman pribadi mereka. Banyak diantara teman-teman yang curhat mengaku bahwa mereka baru menceritakan masalah pribadinya kepada saya dan belum pernah menceritakannya kepada orang lain. Artinya saya beruntung bisa mendengar curhat yang tak bisa didengar oleh orang lain.
Dengan mendengar dan memahami keluh-kesah mereka baik via email, telepon atau forum, saya bisa belajar dari pengalaman mereka yang kadang mengejutkan dan di luar dugaan. Namun satu hal yang saya sesalkan, saya tak bisa sembarangan membagi pengalaman mereka dengan teman-teman yang lain, karena sebagian besar dari mereka yang curhat meminta saya merahasiakan masalah dan identitas mereka. Saya tak bisa membagi pengalaman mereka kepada orang lain atau siapa pun, melalui media apa pun, tanpa izin yang bersangkutan. Sebagian memang ada yang mengizinkan saya menceritakan kembali pengalaman mereka kepada yang lain melalui blog, email atau jejaring sosial dengan syarat identitas mereka dirahasiakan.
Nah, dengan menjadi teman curhat dan tempat keluh-kesah teman-teman, saya banyak mendapatkan pelajaran berharga yang bisa saya petik dan terapkan dalam kehidupan pribadi saya. Saya juga bisa berbagi dengan teman-teman lain yang mengalami masalah yang sama. Seperti kata pepatah, “Sekali merengkuh dayung dua-tiga pulau terlampaui”.
Selain itu, ada kebahagiaan tersendiri yang tak bisa dinilai dengan materi ketika saya bisa membantu seseorang mengatasi masalahnya. Tentu saja tidak semua masalah dan keluhan teman curhat bisa di atasi, tapi paling tidak saya bisa memberi alternatif solusi atau sekedar memberi motivasi agar mereka bisa menemukan jalan keluar dari masalah mereka. Saya senang bisa berbagi pengalaman, pemahaman dan dan sedikit pengetahuan yang saya miliki. Saya juga bahagia bisa mengamalkan sedikit ilmu yang saya miliki. Saya ingin menjadi seperti sebuah pohon yang walaupun buahnya tak banyak namun bisa dinikmati dan bisa menyehatkan bagi siapa pun yang memakannya.
Semoga Tuhan meridloi apa yang kita lakukan serta memaafkan kekeliruan dan kekhilafan kita. Semoga Allah selalu memberi bimbingan dan petunjuk-Nya agar kita semua selalu berada di jalan yang di ridloi-Nya. Amin ya robbal alamin.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)