Sebuah Buku Karya Orang Dengan Skizofrenia
Anta Samsara, saya kenal dia di dunia maya karena kami sama-sama mengalami problem psikologis walaupun dengan jenis yang berbeda. Meski belum pernah bertemu langsung di dunia nyata, kami suka saling berbagi cerita tentang derita psikologis yang kami alami. Melalui jalan yang berbeda kami mencari solusi penyembuhan untuk diri kami masing-masing.
Seperti air sungai yang mengalir dan memberi manfaat kepada apa pun yang di laluinya sebelum akhirnya sampai di lautan luas. Begitu pula Anta Samsara, dalam menjalani proses panjang penyembuhan derita jiwanya dia sangat aktif membantu orang-orang yang mengalami problem psikologis seperti dirinya. Dia berbagi pengalaman dan pengetahuanya melalui berbagai media, ruang seminar dan organisasi.
Dia mencatat perjalanan panjang derita jiwanya dengan tekun dan penuh dedikasi. Catatan-catatannya itu lalu dihimpunya menjadi sebuah naskah yang saat ini telah terbit menjadi sebuah buku berjudul “Gelombang Lautan Jiwa”. Di bawah ini adalah sinopsis buku tersebut.
Gelombang Lautan Jiwa, Sebuah Psikomemoar
Sinopsis
Oleh : Anta Samsara
Anta Samsara berada dalam sebuah ruangan rumah sakit, ia antara sadar dan tidak. Ia baru saja menelan puluhan antipsikotik dan anti-kecemasan, Ia bunuh diri dengan obat yang diresepkan oleh dokternya. Ia berada dalam keadaan amat depresi dan merasa tak lagi punya harapan. Namun Tuhan tak mengizinkannya untuk meninggalkan dunia ini, dan ia harus terus hidup menganggungkan derita.
Anta Samsara adalah penderita skizofrenia yang mendengar suara-suara yang mengejeknya. Ia mengalami ujian hidup semenjak ia masih dalam kandungan. Ia coba digugurkan oleh ibunya karena kemiskinan, akan tetapi adalah kehendak Tuhan yang membuatnya terus tumbuh dan lahir ke dunia.
Ia mengalami gejala awal skizofrenia semenjak masa sekolah, termasuk berusaha bunuh diri karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Perjalanan jiwa dan ketidakmengertian keluarga membuatnya terombang-ambing dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Ia pernah berobat ke beberapa paranormal. Namun hal itu membuatnya malah semakin terpuruk semakin dalam di jurang skizofrenia. Di tempat pengobatan tradisional itu, ia malah menyaksikan banyak tindakan penyembuhan yang tidak manusiawi, seperti misalnya tendangan yang ditujukan kepada mereka yang tidak mau mandi, atau pengurungan dalam sel 2X1 meter hanya karena stigma bahwa mereka berbahaya. Ia kabur pada suatu dini hari dari paranormal yang merawatnya itu.
Akhirnya ia memutuskan bahwa ia hanya akan berobat ke medis, karena ia menyadari bahwa perlakuan di institusi medis lebih manusiawi daripada di pengobatan tradisional. Lagipula dari informasi yang ia dapatkan dari berbagai sumber ia mengetahui bahwa skizofrenia adalah penyakit medis dan bukan disebabkan oleh gangguan gaib.
Kesembuhan tidak datang begitu saja dengan mudahnya. Ia kerapkali gagal dan terkadang menyerah. Perjalanan pemulihannya adalah sebuah evolusi yang berjalan tidak dengan tiba-tiba. Pada tahun 2008 ia bertemu dengan beberapa orang yang empatik dan mendirikan Perhimpunan Jiwa Sehat. Ternyata apa yang ia derita kemudian dapat dibagi dengan orang lain yang sama-sama mengalami.
Karena mendapat dukungan yang memadai, terutama setelah aktif dengan berbagai aktivitas di dalam Perhimpunan Jiwa Sehat, ia mulai merasakan perbedaan yang menyolok dengan masa-masa sebelumnya. Ia kini dapat berpikir dengan jernih akan apa yang terjadi dengan kehidupannya di masa lalu. Ia dapat merenung dan akhirnya pada suatu hari ia menemukan filosofi baru yang membuatnya tidak pernah sama dengan dirinya sebelumnya. Ia berkesimpulan bahwa setiap petaka dalam hidup memiliki hikmah. Ia berkesimpulan bahwa sebenarnya “derita bukanlah bencana, akan tetapi merupakan pengalaman bermakna”.
Membaca psikomemoar ini Anda akan menyadari bahwa perjalanan penderita skizofrenia dapat mengarah ke timbulnya pandangan hidup yang baru, walaupun ia hingga kini masih jadi pendengar halusinasi suara. Ternyata ada sisi baik dari gangguan jiwa, yang mungkin tidak dialami oleh semua orang. Perjalanan jiwa dapat bermuara pada suatu psikologi positif dalam menjalani kehidupan.
Pemesanan :
Anda dapat memesan buku Gelombang Lautan Jiwa dengan cara mentransfer sejumlah Rp 40.000,- (harga buku Rp 35.000,- + ongkos kirim Rp 5.000,-) ke nomor rekening 5460076171 BCA kcp Menara Batavia a/n Bagus Hargo Utomo. Lalu kirimkan bukti transfer Anda ke utomo.bagus@gmail.com atau Fax ke (021) 8407543 Contact Person: Bagus Utomo +62 815 8830 269
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
subhanallah..... saya kagum dengan perjuangan mas anta samsara. saya yang juga ODS sama sekali belum melakukan apa-apa untuk melawan stigma negatif tersebut.
Luar biasa....
saya ingin sekali mengenal mas anta samsara... sy ingin belajar banyak agar bisa membantu ODS....
Boleh, silakan kirim email ke sivalintar@yahoo.com. nanti saya kirim alamat email Anta Samsara agar anda bisa berteman dengannya. Orangnya sangat ramah, sopan dan cerdas, serta memiliki pengetahuan yang luas soal skizofrenia.
Trimakasih saya ucapkan ke pada pak anta samsara, atas di terbit kan ny buku'Gelombang, lautan jiwa...... Saya adalah orang yg sama seperti bapak" yang mengalami penyakit skizofernia .namun sy blm menemukan cara mengatasi penyakit tersebut .saran sy bisah kah saya minta no Hp pak anta samsara ,agar sy bisa komunikasi dengan bapak mengenai penyakit skizofernia,karna sy juga mengidap penyakit yg sama .trimakasih
Ini tlp. Anta Samsara : 085781361440
Alamat facebook : https://www.facebook.com/anta.samsara
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)