BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Senyum Adinda 2

    

Posting Curhatkita ke 400

Cerpen Curhatkita (6), Lanjutan “Senyum Adinda” 

Oleh Nisa

Sekilas bagian pertama “Senyum Adinda”

Dinda kembali tersenyum manis. Wajahnya tetap merona merah.

"Kalian boleh panggil saya pak Arman saja."

"Yess!!" Jerit Dinda dalam hati. "Uppss..untung pak Arman tidak tau kalo aku sedang membayangkan dirinya. Ah, pangeran impianku." Senyum Dinda kembali merekah....



Hari-hari, Dinda semakin berwarna. Ia semakin semangat pergi sekolah bahkan lebih pagi dari biasanya. Sampai-sampai, pak Bowo sang penjaga sekolah pun kalah pagi datangnya dengan Dinda.

"Aduh, kok masih dikunci pintu pagarnya! Mana sih pak Bowo, udah jam 6 belum datang juga!" Gerutu Dinda kesal. Dengan sangat terpaksa Dinda menunggu di depan gerbang sekolah, sambil terus menggerutu.


Meski beberapa orang yang lewat menatapnya dengan tatapan aneh, Dinda tetap cuek menggerutu. Hingga di lihatnya sosok lelaki tua berkumis tebal mirip pak Raden di film si unyil yang hobinya memelintir kumisnya.

"Wuah, Pak Bowo kalo jadi peran pengganti pak Raden pasti terpilih deh!" Kata Ira suatu kali. Mereka tertawa bareng.

Laki-laki tua berkumis itu semakin mendekat.

"Aduh, pak Bowo ke mana aja sih! Dari tadi, aku tungguin masa baru datang sekarang!" Keluh Dinda kesal.

"Dari rumah, non. Bapak nggak ke mana-mana? Lha, lagian si non ngapain kok pagi-pagi udah datang sih? Mau gantiin bapak jadi penjaga sekolah yah, non?" Kata pak Bowo bingung.

Dinda semakin kesal. "Aduh, udah deh pak nggak usah ngomong terus! Cepetan buka pintu gerbangnya! Saya mau masuk kaki pegal nih dari tadi berdiri nunggu bapak! Nanti, kalo kaki saya beneran sakit emang bapak mau tanggung jawab?" Semprot Dinda kesal. Ketika dilihatnya, pak Bowo bukannya segera membuka pintu gerbang. Malah ketawa cengegesan memamerkan giginya yang sudah tidak ada.

"Hah, apa non? Tanggung jawab? Emangnya bapak menghamili non?" Jawab pak Bowo tak mau kalah. Masa, di suruh tanggung jawab. Lha, aku tidak berbuat apapun. Protes pak Bowo dalam hati.

"Aduh, udah deh cepetan pak buka pintu gerbangnya." Kata Dinda tak sabar lagi.

Dengan cekatan,Dinda langsung merampas kunci pintu gerbang yang sedari tadi di pegang pak Bowo.

"Eh..eh, non mau ngapain? Kembalikan, itu kan kunci saya non!" Teriak pak Bowo panik.

Dinda langsung membuka pintu gerbang sekolah dan mengembalikan kunci itu pada pak Bowo yang masih teriak-teriak meminta, kunci miliknya di kembalikan.

"Nih, kakek tua saya kembalikan kuncinya!" Kata Dinda sambil menjulurkan lidah pada pak Bowo. Dinda melenggang,memasuki halaman sekolahnya yang tampak asri dengan bunga-bunga berwarna-warni.

Ya, jelas asri! Gimana nggak asri, kalau tiap murid harus bawa satu bunga. Kalo nggak, nggak boleh masuk sekolah!

"Kalo nggak punya pohon bunga gimana,pak?" Tanya Dinda waktu pak Ronal sang kepala sekolah mengumumkan hal itu.

"Kalo nggak punya bunga. Bunga bank juga boleh!"Jawab pak Ronal santai.

Dinda tambah gondok dengan jawaban pak Ronal. "Yeh, kalo itu saya juga mau pak!" Balas Dinda tak mau kalah.

Tak terasa, Dinda sudah berada di depan kelasnya.

Ia melempar tasnya di atas meja. Kemudian duduk manis sambil membayangkan pak Arman yang tampan.

"Wah, jangan-jangan aku udah jatuh cinta dengan pak Arman?" Pikir Dinda dalam hati. Ia mulai memutar otaknya. Mencari cara untuk menyatakan cintanya pada pak Arman. Tring!! Dinda segera mengeluarkan selembar kertas bak seorang pujangga. Dinda mulai merangkai syair-syair cintanya.

"Phhff, selesai juga. Perfect!" Kata Dinda senang. Ia melipat kertas itu dengan rapih. Lalu,segera menuju ruang guru. Dinda segera menuju meja pak Arman. Di selipkannya sepucuk surat itu di antara tumpukan buku-buku tugas murid-murid.


Tak lama, murid-murid mulai berdatangan. Bel tanda masuk pun berbunyi. Dag-dig-dug, bunyi gemuruh jantung Dinda. Ia tak sabar menanti jawaban pak Arman. Ternyata,tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui jawaban pak Arman.

Ketika jam istirahat berbunyi, Ira datang memberitahunya."Din, kamu di panggil pak Arman tuh! Di tunggu di ruang guru." Kata Ira tenang.

Dinda bingung. Kedua alisnya berkerut, "Ok deh, Ra. Makasih yah ." Jawab Dinda, yang di balas dengan sebuah anggukan.

Ia segera melangkah menuju ruang guru. Dan masuk ke dalam. "E..,eng maaf pak, Bapak memanggil saya. Ada apa pak?" Tanya Dinda gugup.

"Tidak apa-apa. Saya cuma mau tanya, surat ini kamu yang tulis? Apa kamu benar suka pada saya?" Tanya pak Arman dengan penuh wibawa.

"B..,benar pak. Itu, surat saya. S..,sy benar-benar suka pada bapak." Jawab Dinda gugup. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya.

"Baik Dinda. Saya hargai kejujuran kamu. Maaf, Dinda saya sudah punya pacar. Tapi,.." Kata pak Arman terputus.

Dinda tidak menjawab. Ia segera berlari keluar dari ruangan itu. Ia tak mau mendengar kelanjutan kata-kata pak Arman, yang ia tahu pasti akan melukai hatinya.

Dinda berlari menuju belakang gudang sekolah. Satu-satunya tempat favorit ketika ia sedang sedih. Dinda menangis terisak-isak.

Tak lama,bel tanda pelajaran selesai berbunyi. Dinda, segera menghapus air matanya dengan bajunya. Ia bergegas kembali ke kelas. Dan mengambil tas nya.

Ira yang melihat kedatangan Dinda menyapanya. "Din, kamu kemana aja sih? Dari tadi di cariin tuh, sama pak Arman. Katanya, ada sesuatu yang dia mau katakan pada kamu." Kata Ira dengan lembut.

"Pak Arman? Mau apa dia masih cari aku? Apalagi sih yang mau dia katakan? Bukankah sudah jelas semuanya? Aku nggak mau ketemu dia." Jawab Dinda sedih. Dinda mengambil tas nya. Lalu, melangkah keluar kelas.

Namun, langkahnya terhenti oleh seorang makhluk tampan yang tak asing lagi baginya. Yah! Pak Arman. Sosok yang sekarang sangat di bencinya.

"Maaf pak, saya mau pulang. Tolong,jangan halangi jalan saya!" Kata Dinda dengan ketus.

Pak Arman, tak juga beranjak dari tempatnya semula. "Dinda, maafkan saya. Saya belum selesai bicara tadi. Tapi kamu sudah keburu lari menangis." Pak Arman berusaha menjelaskan kembali pada Dinda.

"Maaf pak, saya kira tak ada lagi yang perlu di bicarakan! Saya pulang dulu pak." Jawab Dinda dingin.

"Dinda, saya juga menyukaimu! Saya udah putus sama pacar saya, karena dia memilih cowok lain daripada saya. Maafkan saya Dinda." Teriak pak Arman dengan keras.


Langkah Dinda terhenti. Ia menoleh, memandang pak Arman. Mengamati wajahnya. Tak ada kebohongan di matanya.

Pak Arman mengangguk pelan. Ia seolah mengerti keraguan Dinda.

Dinda, tersenyum mendekati pak Arman. Demikian juga, dengan pak Arman. Mereka lupa kalau masih ada satu penonton di sana, yang sedang memperhatikan kisah cinta mereka.

Plok!! Plok!! Tepuk tangan Ira bergemuruh menambah semarak halaman sekolah.

"Ciee.., suit!! Suit!! Jangan lupa traktir aku yah." Teriak Ira.

Yang di sambut,dengan teriakan Dinda dan pak Arman bersamaan. "Beres!" Mereka bertiga pun tertawa bersamaan.

Jakarta, Januari 2011

Jika menurut anda cerpen ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.

Tentang penulis : Nisa, tinggal di Jakarta. Anda bisa berkenalan lebih dekat dengan perempuan yang hobi membaca dan menulis ini di akun facebooknya.



Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 4 komentar ke “Senyum Adinda 2
kopi luwak on Sabtu, 22 Januari 2011 pukul 01.30.00 WIB mengatakan...

Kisah cinta yang sedikit tragis ya, melibatkan guru dan murid dalam sebuah sekolah formal.
Tapi oke aja lah untuk dinikmati.
Salam sukses selalu yaa

entik mengatakan...

hihihi...happy ending juga ceritanya. Pak Arman suka brondong ya..hehehe. Ok deh..terus menulis ya.

Tarjum on Senin, 24 Januari 2011 pukul 19.31.00 WIB mengatakan...

@Kopi Luwak, @entik, makasih komentarnya.
Cinta emang buta, tak mengenal usia, status, kedudukan, jabatan dll. Cerita tentang cinta tak pernah habis dan selalu menarik sepanjang zaman. Namun, cinta kadang penuh misteri.

Unknown on Kamis, 07 Mei 2015 pukul 23.13.00 WIB mengatakan...


Hindi sexy Kahaniya - हिन्दी सेक्सी कहानीयां

Chudai Kahaniya - चुदाई कहानियां

Hindi hot kahaniya - हिन्दी गरम कहानियां

Mast Kahaniya - मस्त कहानियाँ

Hindi Sex story - हिन्दी सेक्स कहानीयां



Nude Lady's Hot Photo, Nude Boobs And Open Pussy

Sexy Actress, Model (Bollywood, Hollywood)



chudai ki hindi kahani

welcome to chudai kahani me - आग लगाने वाली चुदाई

Visit best sexy hindi story - मजेदार सेक्सी कहानियां

Hindi sex kahani dekhiye eiha – आंटी की चुदाई कहानियां

Sexy kahani ke world me apka soyagat hai


New Open Hindi Song Site (New Songs are here)



Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial