Oleh Tarjum
Dia menyikapi dan menangani kemarahan karyawan dengan sikap yang bersahabat.
Cara dia mengatasi situasi kritis menunjukan bahwa dia seorang pemimpin yang sudah teruji dan berpengalaman.
Dia adalah seorang President Director tiga perusahaan dengan lebih dari 10 ribu karyawan. Seorang perempuan paruh baya yang berwibawa dan kharismatik.
Beruntung sekali saya bisa menyaksikan dan belajar langsung dari sang President Director, bagaimana dia menangani kemarahan lebih dari seribu karyawan dengan pikiran yang jernih dan sikap yang elegan.
Aksi Protes terhadap Standar Kenaikan Gaji
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Selasa tanggal 8 Februari 2011 terjadi aksi protes di perusahaan tempat saya bekerja. Pemicu demo adalah isu kenaikan gaji. Pembayaran gaji karyawan di perusahaan ini tanggal 7 setiap bulannya. Jadi sehari sebelum demo terjadi, karyawan sudah menerima gaji. Artinya karyawan sudah tahu seberapa besar kenaikan gaji mereka tahun 2011.
Demo berawal dari sekitar 20 orang karyawan satu departemen yang penyampaikan keluhan soal kenaikan gaji. Mereka merasa kecewa dengan kenaikan gaji yang menurut mereka dasar penilaiannya tidak jelas dan tidak adil.
Saya, bersama 3 orang staff HRD, Manager HRD dan seorang staff Accounting segera menemui mereka, untuk mendengar dan mengetahui apa sebenarnya keluhan dan tuntutan mereka.
Keluhan meraka kami sampaikan kepada pihak managemen. Perwakilan karyawan yang melakukan aksi protes diundang untuk duduk bersama dan berbicara dengan managemen. Setelah melalui pembicaraan yang cukup alot akhirnya dicapai kesepakatan untuk meninjau ulang data kenaikan gaji. Beberapa orang karyawan yang melakukan aksi protes kembali bekerja.
Aksi Demo Makin Membesar
Namun, entah apa pemicunya, suasana yang sudah tenang dan reda, tiba-tiba kembali memanas. Ratusan karyawan dari dua departemen keluar dari ruangan pabrik dan melakukan aksi protes. Tuntutan mereka masih sama, soal kenaikan gaji.
Dengan berbagai cara pihak management berusaha melakukan pendekatan kepada karyawan. Membujuk mereka untuk kembali bekerja, tidak berhasil! Meminta perwakilan karyawan untuk berbicara dengan management, juga tidak berhasil. Pihak karyawan tidak bersedia menjadi wakil atau mewakilkan untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada pihak managemen. Para karyawan ingin mendengar komitment langsung dari management soal kenaikan gaji mereka.
President Director Turun Menemui Karyawan
Saat suasana semakin memanas, sementara titik temu belum juga tercapai, President Director perusahaan turun langsung menemui karyawan. Dia meminta beberapa orang karyawan dari masing-masing departemen berbicara langsung dengan dia di ruang kerjanya.
Awalnya karyawan tetap menolak mewakili dan diwakili. Namun dengan kesabaran, ketegasan dan kharismanya sang President Director (PD) tetap meminta perwakilan karyawan untuk berbicara langsung dengannya.
Akhirnya beberapa orang karyawan keluar dari kerumunan untuk mewakili teman-temannya menuju ruang office untuk berbicara dengan PD. Di luar office, para manager terus berusaha dengan cara-cara persuasip membujuk beberapa orang karyawan untuk mewakili rekan-rekannya berbicara dengan PD pada giliran berikutnya.
Beberapa orang karyawan senior yang cukup vokal bersedia berbicara dengan PD. Saya ikut mengantar mereka ke ruang kerja President Director, tempat PD berbicara dengan beberapa orang perwakilan karyawan.
Negosiasi Perwakilan Karyawan dengan President Director
Saya menunggu dan menyaksikan proses negosiasi antara perwakilan karyawan dengan PD dan dua seorang Manager. Dalam situasi cukup kritis dan panas, PD menunjukan ketenangan dan kharismanya sebagai seorang pemimpin yang sudah teruji. Cara dia berbicara dengan perwakilan karyawan tampak tenang dan pemuh wibawa.
Dia mampu meredam kekecewaan dan amarah karyawan dengan senyum dan sikapnya yang bersahabat. Sesekali dia menepuk-nepuk bahu atau punggung lawan bicaranya seolah sedang bercanda dengan seorang teman.
“Kamu gaji sudah tinggi kenapa marah-marah dan minta naik lagi ha?” ucapnya sambil senyum dengan bahasa Indonesia yang tidak begitu lancar.
“Naiknya sedikit Miss, karyawan lain naiknya lebih banyak!” jawab seorang leader perempuan perwakilan karyawan.
“Aiisss..! Kamu gajinya sudah besar, Kenapa ingin lebih besar lagi ya?" Katanya diringi tawa sambil menepuk-nepuk punggung si karyawan. Si karyawan yang tadinya marah, mendapat perlakuan akrab dan penuh canda dari PD, berubah jadi sumringah dan ikut tertawa.Suasana ruang negosiasi yang tadinya terasa ‘panas’ seakan berubah menjadi ‘sejuk’ menyegarkan, berkat sikap PD yang bersahabat dan penuh canda.
Dia memperlakukan para karyawan yang kecewa dan marah dengan manusiawi. Dia mampu menyentuh hati nurani mereka dengan kata-kata dan sikapnya yang tulus dan bersahabat. Dan dia meminta waktu untuk memenuhi tuntutan karyawan secara proporsional sesuai prosedur perusahaan. Dia berjanji akan meninjau ulang kenaikan gaji karyawan sesuai prestasi kerja masing-masing.
Karyawan Percaya pada Komitmen President Director
Perwakilan karyawan percaya dengan kata-katanya, percaya dengan janji-janjinya. Mereka tampak cukup puas dengan komitmen yang disampaikan oleh sang President Director.
Setelah tercapai kesepakatan dengan PD, meraka segera keluar dari ruang negosiasi untuk menemui rekan-rekan karyawan yang masih berkumpul di halaman pabrik. Mereka meyampaikan hasil pembicaraan mereka dengan President Direktor. Semua karyawan sepertinya bisa menerima hasil negosiasi tersebut.
Menjelang sore, semua karyawan yang melakukan aksi demo sudah kembali berada di dalam gedung pabrik dan kembali bekerja seperti biasa.
Para karyawan memang bukan hanya mesin produksi. Mereka adalah manusia-manusia yang punya hati nurani. Keinginan dan harapan mereka sebenarnya sederhana, mereka ingin diperlakukan dengan wajar, adil dan menusiawi.Sang President Direktor mampu menyentuh hati nurani dan sisi manusiawi para karyawan dengan sikapnya yang tulus dan bersahabat.
Saat tulisan ini diposting, sang President Director sudah memenuhi janjinya kepada para karyawan.
Saya telah mendapatkan pelajaran berharga dari seorang President Director.
Apakah anda setuju atau berbeda pendapat dengan saya tentang hal ini? Silakan berbagi di komentar.
Jika menurut anda posting ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Tentang Penulis : Tarjum, pendiri dan editor Curhatkita. Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di Facebook dan Twitter.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)