Oleh Tresya Agnashila
Aku merasa tak adil pada sahabat yang sudah lama menemani kesendirianku. Dia pribadi yang baik, yang tak pernah memaksaku untuk menceritakan apapun yang aku tak mau. Jadi kuputuskan untuk sedikit membuka jati diriku.
M : “Ta, aku ini bukan anak SMA, aku seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan membuat skripsi dan mungkin tahun depan aku sudah menjadi sarjana.”
T : “Iya…aku tau akan hal itu.”
M : “Tau? Tau dari mana?"
T : “Aku ini bukan anak kecil yang tidak bisa membaca cara bicara orang lain… dari awal meskipun aku belum tau pasti umur kamu berapa, tapi aku yakin kamu adalah seorang wanita yang dewasa. Kamu bukan seorang anak SMA.”
M : “Kamu tau aku berbohong?”
T : “Iya….”
M : “Kenapa kamu diam? Dan masih mau berteman?”
T : Apa hak ku untuk tidak menjadi temanmu lagi? Aku yakin, kamu pasti punya alasan untuk semua ini. Aku butuh kamu, dan kamu masih mau menemaniku…lalu? Apa lagi?”
Hhhmm... pribadinya cukup menarik, simple, mau membaca dan menghargai pendapat orang lain, meskipun dia tak tau apa pendapat itu. Tapi intinya, dia mau menjaga privasi seseorang.
M : “Lalu, kenapa selama ini kamu nggak pengen tau tentang aku? “
T : “Karena kamu adalah pribadi yang unik… kamu bukan wanita biasa yang asalkan tau ada pria tampan, kamu akan mau menyerahkan segalanya. Aku sedang mencoba untuk mengikuti arusmu…mencari tau apa maumu.”
Sejauh itu dia berfikir. Ternyata dia sedang mencoba mendalamiku.
T : “Aku tau kamu sedang kesepian…aku juga tau kamu sedang menyimpan sesuatu…sesuatu yang berat, tapi tak ingin kamu tinggalkan. Aku tau, kamu sedang menjadikanku pelampiasan,”
M : "Aku tertegun melihat kata-katanya dilayar HP ku… kenapa dia bisa memahamiku sampai seperti itu… sebenarnya sejauh apa dia mengenalku? “Kamu tau siapa aku? Kamu tau aku dikehidupan nyata?”
Aku akan kecewa jika ternyata selama ini dia sudah tau tentangku.
T : “Hahahahaaaa…..ya nggak mungkin lah… aku juga cuma asal nebak kok, bener ya??”
Dia tertawa sambil mengejekku….!
Hhhmmm….sialan, aku malah jadi penasaran tentang dia.
Kebetulan, seminggu lagi waktunya untuk perpanjangan STNK mobilku… ya, kesempatan.. aku mau coba cari tau tentang dia. Aku mau urus perpanjangan STNK ini sendiri, tanpa meminta bantuan calo/kurir papa.
Hari rabu, aku berangkat ke kantor samsat, benarkah dia itu seorang Polisi yang sekarang bekerja disini?
Pagi itu, sekitar pukul 09.00 kantor sudah terlihat cukup ramai, banyak calo yang duduk-duduk dihalaman depan… banyak juga yang menawariku, tapi aku bertekad untuk mengurus semua ini sendiri.
Aku coba bertanya pada seorang petugas disana, tentang apa persyaratan dan cara-cara menggurus perpanjangan STNK..dengan panjang lebar petugas itu menjelaskan padaku. Langkah awal aku mengurus administrasi, kemudian cek nomor kendaraan, dan lain sebagianya.
Aku kira mudah mengurus semua ini, ternyata ya ampuuun, ribetnya minta ampun. Belum lagi antrian panjang yang membuatku harus menunggu…. Dari pukul 09.00 sampai pukul 11.30, belum juga namaku dipanggil..dan kulihat berkas ku masih jauh dari tumpukan-tumpukan itu.
Kruuucuk..krucuuuuk…perutku mulai memberontak..dari awal aku memang belum sarapan, dan sekarang aku mulai kelaparan.
Didalam kantor samsat, aku terus mencari-cari seorang anggota polisi yang kira-kira masih cukup muda dan bayanganku tentang tirta… (ya,aku membayangkan wajahnya sesuai dengan kejutekan, kekonyolan dan tingkah anehnya). Dia pasti seorang lelaki yang punya wajah cukup konyol, tak seberapa tinggi, dengan postur tubuh yang pas-pas an.
Mata ini terus melirik kesetiap sudut ruangan, dan yang kutemukan hanya polwan-polwan cantik, polisi tua dan ibu-ibu PNS lainnya… waduuuh, jangan-jangan aku dikibuli ni ma tirta… sialan, jangan-jangan dia boong kalo dia kerja disini, atau jangan-jangan, dia adalah salah satu dari bapak-bapak berkumis dan berperut gendut itu….??
Hahahaha….aku hampir saja tertawa membayangkan kalo ternyata sahabatku selama ini adalah bapak-bapak yang sedang duduk diatas kursi yang sudah hampir tak mampu menampung pantatnya.
Aku beranikan diri maju kedepan, menghampiri seorang polwan yang terlihat cantik dan ramah. Aku Tanya, apakah proses STNK ku masih lama? Dan dengan ramah dia menjawab, mungkin 1 jam lagi mbak…setelah jam istirahat kiranya akan selesai. Lalu aku memutuskan untuk pergi keluar mencari makan siang. Aku titipka STNK ku pada polwan itu, agar nanti ketika namaku dipanggil, berkasku tidak diputar ke urutan bawah lagi. Polwan itu dengan ramah menyanggupi permintaanku.
Aku keluar dari ruangan, dan sudah tidak memikirkan tirta lagi… aku lihat di pojok tempat parkir, ada sebuah kantin kecil. Ada ibu-ibu yang sedang membuat juice jambu dan aku lihat dibalik kaca mejanya, ada setumpuk sayuran segar yang bisa dipadukan dengan bumbu kacang… wah, segar sekali kalo aku bisa memakannya.
Kuputuskan untuk tidak mencari makan diluar, dan mencoba mencicipi nasi pecel dan juice jambu di Samsat ini.
Tak lama setelah aku memesan, aku melihat ada seorang pria dengan seragam polisinya sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi panas dan 3 potong pisang goreng di piringnya. Sambil membawa sebuah buku kecil yang sedang dibacanya. Dari belakang, punggungnya tampak kekar. Kakinya panjang dan kulitnya lumayan bersih dibanding para polisi lainnya yang aku temukan di dalam.
Dia duduk sendiri di kantin ini, ada banyak polisi lain yang makan siang juga di kantin ini, tapi tak ada satupun dari mereka yang mencoba duduk disampingnya ataupun sekedar ngobrol dengannya. Mereka hanya berjalan didepannya samil menggukan kepala tersenyum padanya. Dari belakang aku jadi penasaran, seperti apa sih wajahnya, seserem apa dia hingga rekan-rekannya tak mau duduk dengannya. Pura-pura mengambil juice ku yang sudah hampir jadi, aku lewat di depan mejanya. Dia nampak serius membaca buku kecil yang dibawanya.
Hhhmmm….padahal menurutku aku lumayan cantik lho, penampilanku juga cukup menarik, dan parfumku juga bisa tercium dari jarak sekitar 2 meter…hahahaha, PD abiiiis! tapi ketika aku lewat didepannya, tak sedikitpun dia melirik ke arahku.
Setelah sebentar aku perhatikan dia…eh ternyata tampan juga. Wajahnya putih bersih, dan terlihat sangat cool… dengan keseriusan di wajahnya membaca buku kecil itu, dia jadi terlihat lebih berwibawa. Setelah aku lihat tanda pangkat di pundaknya, ternyata dia adalah seorang Ajun Komisaris Polisi (AKP). Dan kemungkinan dia adalah komandan di tempat ini…. Makanya banyak anggota yang sungkan duduk bersamanya.. hhmmm…tapi pasti dia orangnya jutek, harusnya sebagai komandan dia bisa berbaur dengan anak buahnya, tapi kenapa anak buahnya malah menghindar darinya.
Sambil membawa juice ku kembali ke tempat duduku, aku sudah menuntaskan rasa penasaranku terhadap orang didepanku…ketika aku lewat disampingnya, aku melihat deretan huruf yang membuat mataku terbelalak tak percaya.
“ T I R TA”
Ya, nama itu terpasang di dada nya… haha, orang itu bernama tirta ?? apa mungkin dia tirta sahabatku ??????????
Aku masih nggak percaya..dia bilang dia seorang anggota, dan bukan perwira… dalam bayanganku juga Tirta bukan orang dengan ketegapan dan ketampanan seperti ini.
Aku makin penasaran dengan dia, dan akhirnya kuputuskan untuk mengaktifkan akun social media ku dan mencoba mencari tau, siapa tau dia sedang Online siang ini..aku bisa sedikit mencari tau tentangnya hari ini.
Setelah connected, akhirnya aku berhasil menemukan namanya.. ya dia sedang online, tapi dia sedang sibuk dengan memasang tanda (-) Busy di akunnya.
Aku coba buat buzz dia. Dan mataku terus memandang kearah pria itu. Hhmm…sedikitpun dia tak bergerak untuk mencoba mengambil HP di sakunya, kemudian aku mengirimkan pesan singkat di akunnya… “ta, lagi ngapain?” Lagi-lagi tak ada balasan dan pria itu juga tetap diam.
Aku kirimi lagi dia pesan “lagi sibuk ya ta? Gue pengen curhat nih”
Bukan balasan yang aku dapet, malah dia log out dari akunnya… hhhmmm…ternyata lelaki didepanku itu bukan tirta… dia sama sekali nggak memegang HP ditangannya, dan mana mungkin dia bisa log out dari akunnya. Aku tersenyum lega… ternyata dia bukan tirta. Sepiring nasi pecelpun datang, dan aku menikmatinya…sungguh nikmat pecel ini, dan juice jambunya, juga sangat segar..tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental..bener-bener pas di lidah.
Selesai makan, aku kembali ke dalam samsat untuk menunggu perpanjangan STNK ku… buset dah, laki-laki didepanku tadi udah hilang entah kemana…. Padahal aku tidak melihat tanda-tanda dia bergerak, eh tau-tau udah lenyap dari depan mata.
Tapi aku nggak ambil pusing, karena toh dia juga bukan siapa-siapa..bukan juga temanku tirta.. mungkin kebetulan aja namanya sama. Tapi temanku kan memakai nama samarannya.
Setelah selesai mengurus perpanjangan STNK ku, akupun pulang dan beristirahat di sofa empuk ku…. Aku mengantuk, dan mencoba untuk memejamkan mataku… sore itu hujan…badan lelah dan cuaca mendung mendukung sekali untuk aku tidur.
Aku tidur dari pukul 15.00 sampai menjelang maghrib… setelah aku bangun, aku buka HP ku yang masih Online dan kulihat ada beberapa pesan dari Tirta.
“sory non baru bls, td HP dilaci jd aku ngga liat pesanmu”
“mau curhat apa?
“kok diem?”
Ada 3 pesan yang terkirim sekitar 2 jam yang lalu..dan kulihat sampe saat ini akun tirta masih dalam keadaan On…
Lalu aku membalasnya…
“ gak papa kok ta..tadi Cuma pengen curhat kalo aku lagi…….”
Nggak lama setelah pesannku terkirim, dia membalas “ lagi apa?”
“LAPER TA ! “
“Hahahahahaaa…(dia tertawa terbahak-bahak…) kirain kenapa ah, ternyata LAPER ! “
“ ya makan sono… ntar cacing-cacing pada berontak terus demo kan aku yang repot!”
“ kok kamu yang repot ??”
“ya kalo demo kan harus ada pengawalan dari Polisi, otomatis aku ikut repot dong, aku kan Polisi, hehehe”
Lalu aku menyindirnya…
“ah yang bener kalo km polisi?”
“maksudnya ?” dia terlihat bingung…
“ngga papa…. Polisi kok malah chatingan, jagain demo sana !”
“sore-sore gini demo apaan ?
“ tuh demo masak di arisan ibu-ibu PKK !”
“hahahaaa…dia kembali tertawa”
Setelah sholat maghrib, aku pergi keluar rumah untuk mencari makan malam. Dan dimalam hari, aku mulai mencicil skripsiku.
Sekitar pukul 11.00 malam..aku merasa lelah memandang layer monitor komputerku…aku pergi ke dapur dan membuat secangkir chocolate panas untuk menenangkan pikiranku.
Lalu aku bersantai di sofa yang kini menjadi tempat tidurku, dan aku menonton televise mencari berita siapa tau mas doni ada didalamnya.
Lagi-lagi aku merindukannya…tapi air mata ini sudah bisa tidak mengalir… setelah sekian lama… aku hidup jauh darinya. Tanpa kabar bahkan sedikitpun berita tentang dia.
“Iya mas…. Adek baik-baik saja.
Bagaimana mas disana ?
Pasti mas menjadi lebih gagah dan lebih tampan ya…
Pasti banyak wanita yang mungkin sama-sama mahasiswa sepertiku yang mengejar-ngejar mas disana….
Iya…itu pasti..karena mas terlalu tampan untuk tak dikejar…”
Pagi ini, sebelum berangkat ke kampus…tiba-tiba aku merindukan papanya mas doni. Apa kabar ya dia sekarang, sudah lebih sehatkah ? atau masih seperti dulu.
Lalu aku beranikan diri untuk mencoba lewat depan rumah mas doni. ulihat dari sebrang jalan, pintu rumahnya terbuka dan ada sebuah mobil sedan parkir didepan rumahnya.
Hmm..ada siapa ya? Aku tutup semua kaca mobilku, dan aku lewat didepan rumahnya.
Aku melihat ada seorang gadis muda berambut pirang panjang, dengan celana jeans dan kaos ketat ada di dalam rumahnya. Aku belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. Sama sekali aku belum pernah melihat wanita itu bahkan di album foto keluarga besarnya.
Bersambung....
Artikel Terkait:
curhat cinta tresya
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 37 - Selesai )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 36 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 35 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 34 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 33 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 32 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 31 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 30 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 29 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 28 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 27 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 26 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 25 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 24 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 23 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 22 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 21 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 20 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 18 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 17 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 16 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 15 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 14 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 13 )
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)