Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 20 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Aku penasaran, aku ingin tau siapa wanita ini. Lalu aku coba memutar mobilku dan kembali melewati rumah mas Doni.

Ya, wanita ini sedang berbincang dengan kakak dan mama mas Doni.

Pikiranku langsung buruk, ini pasti korban mereka berikutnya dan itu berarti wanita ini akan menjadi pendamping mas Doni nantinya.

Sejenak aku langsung menghentikan injakan gas ku. Aku berhenti di tepi jalan dan mencoba menyakinkan diriku bahwa ini tidak benar. Ya ini nggak mungkin. Mas Doni nggak boleh punya wanita lain! Aku nggak bisa menerima ini semua!

Dia lelakiku, dan akulah wanitanya, aku nggak bisa menerima bahkan sekedar membayangkan dia berjalan dengan wanita lain!!!

Engggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak !!!!!!!
Aku nggak mau ini terjadiiiiiiii !!!!!!!

Aku menangis dan berteriak histeris dalam mobilku! Lagi-lagi aku kacau, aku terguncang dengan semua ini. Aku nggak bisa. Aku nggak sanggup menerima semua kenyataan ini.

Ngak boleh, enggak, aku harus nemuin mas Doni, aku harus mengejar cintaku lagi.

Hampir 2 jam aku menangis dan menjerit dalam mobilku…aku terisak-isak dan menelungkup lemas diatas setirku…Aku melamun membayangkan wajah kekasihku, dan ketika aku membayangkan dia berjalan dengan wanita itu, hati ini rasanya seperti tercincang-cincang, remuk tak berdaya.

Aku harus bagaimana? Aku nggak bisa menghadapi kenyataan ini?

Lalu aku menelfon kakaku, aku menanyakan keberadaannya…Dan lagi-lagi, dia sedang disibukkan oleh kegiatan persitnya.
Lalu aku memutuskan untuk pulang..mengistirahatkan diri dan pikiranku…Aku masuk ke dalam kamar..tempatku menangis dan memikirkan kekasihku…

Aku berbaring melihat atap kamarku…. Putih, bersih hanya ada sebuah lampu yang menemaniku. Aku menangis, mengalirkan banyak air mataku.

Mungkin karena terlalu lelah, aku tertidur dan terbangun kembali masih dengan air mataku yang terasa kian memanas… kepalaku kembali pusing, badanku kembali lemas…sama seperti aku beberapa tahun yang lalu..ketika aku memutuskan untuk menjauh dari mas doni.

Aku kembali hancur…. Tapi kini aku sendiri…tak ada lagi mama ku, yang memelukku dikala itu.

Sekitar pukul 10.00 malam, aku mencoba membuka HP ku yang dr tadi terus bergetar…Ternyata Tirta…dia bingung karena sehari ini aku sama sekali tak berhubungan dengannya. Dengan tubuhku yang jauh dari kata kesadaran, aku tak membaca sama sekali pesannya, aku hanya menuliskan, “aku sedang hancur..” dan kata-kata itupun terkirim di HP tirta.

Tirta kemudian terus membalas dan banyak sekali pesan yang dia kirimkan padaku. Tapi aku sudah tak punya daya untuk membacanya atau sedikit memikirkannya. Aku masih terus memikirkan kekasihku dengan wanita itu…iya, kali ini aku benar-benar hancur…. Akankah aku benar-benar kehilangannya ?

Aku tertidur kembali di atas bantal pororoku…sambil terus merasakan sakitnya tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pagi hari, sekitar pukul 09.00 aku baru terbangun dari tidurku…aku mencoba membersihkan diri dan wajahku…dan kulihat mata bengkak beberapa tahun yang lalu kembali ada dihadapanku. Ya…aku benar-benar kembali dalam kehancuranku.

Aku coba membuka HPku, dan HP ku telah penuh dengan pesan dari Tirta.

“hancur ?”
“hancur kenapa?”
“kamu kenapa can?” (panggilan ku darinya)
“wooooey, jangan diem dong !”
“Apa-apain sih kamu ? kamu mainin aku ya ?”
“ga lucu ah can…aku ga suka kalo bercandanya kayak gini!!”
“dari pagi kamu ga ada kabar, sekarang tiba-tiba bilang kamu hancur, kamu kenapa? Ada masalah apa?”
“pliiis, bls pesenku can”
“sekali aja….”
Selang setengah jam…dia terus memanggilaku…
“can…..”
“cantik…..”

Hingga pukul 04.45 pagi hari, dia terus memanggil namaku….Tirta…apa mungkin dia adalah orang yang bisa aku ajak bicara.

1 jam aku berfikir… otak ku sungguh buntu dengan semua pikiranku..apa yang aku lihat kemarin..apa yang ada dipikiranku..dan apa yang harus aku lakukan..aku sama sekali tak bisa mendapatkan jawaban. Hingga kuputuskan, ya aku harus cerita pada tirta..hanya dia satu-satu nya sahabatku sekarang.

Lalu aku ambil HP ku, dan aku mengiriminya pesan.
“Ta, kalo kamu udah ngga sibuk tolong hub aku di no ini… 081*********”

Selama ini kita kenal, kita memang hanya ngobrol lewat app social media itu. Kita Cuma chating, chating dan chating… bahkan aku kuliah dimana, ambil jurusan apa, dan no HP ku berapa pun dia tak tau…

Tak selang berapa lama, ada telfon masuk di HPku, Ya, ini pasti Tirta. Aku angkat telfonku dan benar, aku belum pernah mendengar suara laki-laki ini.

“halo..” suaranya halus dan merdu
“ya?””cantik?”
“tirta?”
“kamu kenapa?”
“aku hancur ta…” aku tak tahan untuk tak meneteskan air mata.
“huuuuuh…akhirnya… aku bisa hubungin kamu…”
“maaf ya ta…akhirnya aku harus menarik kamu dalam masalah ku”
“ngga papa…kita kan sahabat…”
“menangislah….lalu ceritakan apa yang bisa kamu ceritakan”
“aku takut ta…aku takut kekasihku berjalan dengan wanita lain…”
“memang ada apa? Kamu ada masalah sama cowok kamu? Dia selingkuh?”

Iya…memang tirta sama sekali nggak tau tentang masalah dan kehidupanku.

Lalu perlahan aku mencoba bercerita pada tirta…. Aku menceritakan awal pertemuanku, bagaimana aku menjalin hubungan dengannya, indahnya perjalannku dengan nya, hingga akhirnya kebenaran terungkap dibalik kebusukan hati ibunya…dan aku juga mengatakan bagaimana sikapku menghadapi semua ini. Apa keputusanku, dan bagaimana aku menjalani hidupku kini.

Ya, walaupun aku sudah tak bersamanya, tapi dalam hati dan pikiranku,dia masih tetap kekasihku…karena aku selalu percaya, bahwa dia juga masih merindukan aku.

Dan ketika tadi pagi aku lewat didepan rumahnya, aku melihat seorang wanita asing bersama mama dan kakaknya, aku yakin wanita itu pasti akan dijodohkan pada kekasihku..dan aku hancur melihat itu semua…aku tak bisa membayangkan dan menerima kenyataan ini….aku menagis lagi dihadapan tirta.

Tirta hanya terdiam, sambil beberapa kali menghelakan nafasnya. Setelah cukup lama dia mendengarkan ceritaku dan menunggu hentinya tangisanku, kemudian dia kembali bersuara.
“cantik….aku ngga tau seperti apa wajah kamu, aku juga sama sekali ngga pernah membayangkan seperti apa kamu… tapi dengan tangisanmu seperti ini, aku yakin, kamu pasti jelek sekali….” Tirta masih bisa meledekku…. 
“hhhmmmm… ya…aku tau seperti apa hatimu… aku paham keadaanmu… tapi aku cukup kaget dengan pemikiranmu. Pikiranmu mantabh sekali, keputusanmu tegas dan sangat mengagumkan! kamu rela menyiksa diri dan hatimu untuk melepaskan orang yang kamu cintai, demi menjaga nama baik seorang ibu didepan anaknya. Waaaah, aku jadi makin jatuh cinta sama kamu….” (bisa-bisanya si tirta eih ngomong kayak gini !!!!)
“hahaha…lalu dia tertawa….”

Dan aku berhenti dari tangisku lalu membentaknya
“heiiii !!!! aku serius ni ta, kamu nggak tau gimana hancurnya aku sekarang, kamu malah masih bisa meledekku !!! kamu tu temenku bukan sih !!!””””””?????!!!!

Lalu dia kembali tertawa dan bahkan lebih terbahak-bahak…
“hahaha… kamu itu lucu ya…lebih lucu dari pada didunia maya.”

Aku heran dengan tirta… perasaan hidupku ngga ada lucu-lucunya…kok bisa dia bilang lucu sampe tertawa terbahak-bahak.

“ta….”
“iya….?”
‘aku serius nih…sedihku juga serius banget. Kok kamu gitu sih?”
“ hehehe…iya iya, sory non…. Ya abisnya kamu lucu. Jaman sekarang masih setia banget nunggu pasanganmu. Hidup dalam bayang-bayang. Selama ini kamu Cuma diam, sekarang kamu buka mata lihat dunia luar sudah berbeda, kamu kembali menangis meratapi nasibmu. Oke, kamu memang baik tidak menjelekkan ibunya didepannya, tapi ya inilah hidup...terus berjalan. Kamu nggak bisa menghentikan waktu dengan perasaan dan harapanmu. Dia disana juga hidup, bertemu orang baru. Ibu dan keluarganya juga pasti berharap, dia mempunyai hidup baru dengan orang-orang baru. Kalo kamu memang cinta, harusnya dari dulu kamu sudah bergerak. Kamu tertidur terlalu lama, sekarang saat kamu bangun, kamu hanya bisa jadi penonton dari kisah yang kamu buat sendiri. Kamu sudah bukan pemain utama didalamnya.”

Aku tertegun mendengar pendapat tirta…Iya ya…aku terlalu diam dan terlena…aku terlalu PD dengan bayanganku sendiri…aku terlalu yakin dengan pemikiranku sendiri…dan sekarang, aku baru sadar, kalo aku mungkin sudah ngga ada lagi dalam pikirannya.

Dengan nada lemas aku bertanya pada tirta, “trus sekarang, aku mesti gimana ta? Apa yang harus aku lakukan?”

“ya tergantung apa mau kamu….? Kamu masiih ingin dengannya atau kamu mau mencoba membuka lembaran baru, untuk hidup kamu. Kalo kamu masih pengen kembali ke dia, kamu kejar lagi cintanya. Kamu pergi cari dia, katakana bahwa kamu masih sangat mencintainya. Jika memang dia meminta penjelasan dari kamu, jelaskan semuanya dengan sedetail-detailnya…tapi kalo ternyata dia sudah memiliki wanita lain dalam hidupnya, ya kamu harus relakan itu. Karena dari awal,memang kamu yang memilih jalan ini. Kamu ngga bisa salahkan dia. Bagaimanapun juga dia seorang lelaki normal, yang hidup merantau dan pasti dia juga merasa kesepian. Dan masalah wanita yang ada di rumahnya, kamu bisa pelan-pelan cari tau tentang dia. Tapi menurutku sih wanita itu nggak penting, yang penting kamu cari cara buat bisa ketemu sama kekasihmu. Dan kamu coba rajut kembali tali asmaramu. Semua tergantung tuhan, masih mengijinkan kamu hidup bersamanya atau engga.”

“Tapi dia dimana aku nggak tau Ta…. Terakhir aku dengar kabar dia dinas di Makassar, tapi sekarang dia dimana aku udah nggak tau ta…”

Cari tau lah…instansi pemerintah itu kecil, kamu bisa ke Akmil untuk meminta data alumnus dan dari sana kamu mulai bisa melacaknya..

Tirta ngomong gitu kayaknya gampang banget… kayaknya menurut dia tu hidup ngga ada yang dibikin susah, semua bisa dengan mudah dia selesaikan. Sedangkan aku, menganggap hidup ini sngat rumit… ngga ada masalah yang bisa aku selesaikan…dan aku hanya bisa hidup dalam bayang-bayang.

Lalu aku mencoba memikirkan kata-kata tirta… aku mau kembali atau mau mencari dan membuka lembaran baru ntukku. Jika kembali, aku harus melewati perjalanan berat lagi…aku masih harus mencarinya, dan ketika aku menemukannya, aku harus menghadapi kenyataan dirinya yang sekarang…entah dia masih sendiri, atau mungkin dia sudah memiliki pendamping lain. Dan setelah itu, aku masih harus menghadapi ibunya, keluarganya..dan keluargaku, aku harus membuka luka lama mamaku.

Aku bener-bener pusing….aku nggak bisa mengambil keputusan untuk hidupku sendiri. Kalau aku membuka lembaran baru, mungkinkah aku bisa sebahagia dulu…? Sedangkan aku masih tercekik dalam bayang-bayang kekasihku dan hatiku masih sangat yakin, bahwa dia masih kekasihku.

Aku harus bagaimana ??? Haruskah aku mengejar kembali cintaku dan memasukkan hidupku dalam belenggu lama?
atau aku harus berjalan kedepan menyambut hari-hari baruku dengan semua hal dan orang-orang baru?

Maafin aku ta…..
Maafin aku ma…..
Aku ngga bisa meninggalkan dia…
Tapi aku juga nggak bisa mendekati dia…
Aku lebih suka memandang dia, memupuk cinta kita, meski entah akan tumbuh atau layu, meski entah akan berbuah atau berbunga.

Ya, aku masih belum mampu melepas dia…walaupun dia sudah tak ada digenggamanku lagi. Biar mama dan wanita-wanita pilihannya ada disekitarnya, tapi aku yakin, cintanya masih utuh untukku. Akan ku tunggu sayang…kutunggu sampai nanti kamu datang.

Tirta masih mau menjadi temanku, dan dia juga menghargai keputusanku…meskipun dia selalu menertawakan ku… kesetiaan dan kebodohanku..yang tak mau keluar dari lubang yang telah memenjarakanku… tapi nggak papa, meskipun ini sumur gelap kedap udara, meskipun ini penjara tua, asalkan disini ada dia, aku akan bahagia…. Iyaa….karena cinta memang gila.

Tirta…meskipun kita belum pernah bertemu, tapi dia selalu support aku. menghiburku dengan semua cerita-cerita konyolnya…menemaniku, disaat aku sangat merindukan kekasihku… hampir setiap malam, dia selalu menelfonku.

Bersambung...

Bookmark and Promote!

Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.