Oleh Tresya Agnashila
Terlihat ada 3 pegawai papanya sedang memilih pepaya yang sudah tua dan hampir matang. Mereka memetik dan menatanya dengan sangat rapi.
Ada seorang pegawai yang bertanya pada mamana, “Iibu, siapa ini bu cewek cantiknya… calon mantu ya?… pacarnya mas Tirta?”
Dengan singkat padat dan jelas mamanya menjawab, “Amin mang !“
Wekekekeke…… aku malu banget rasanya.. mamanya ni bisa aja. Tirta juga malu sambil nyengar-nyengir setelah mendengar jawaban mamanya.
Pagi hingga hampir siang kita habiskan waktu di kebun. Setelah itu kita pulang, makan siang kemudian beristirahat.
Siang itu papa dan mamanya pergi untuk suatu urusan. Tinggal aku dan tirta didalam rumah. Tirta mengajakku melihat-lihat sekeliling rumahnya.
Ia juga memperlihatkan aku barang-barang koleksinya ketika masih kecil. Ya, dikamarnya semua masih dia simpan… ada bola tennis yang sudah berlumur Lumpur, ada baju-baju seragam sekolah yg tercoret-coret sewaktu kelulusan, ada sepatu bola ketika dia masih kecil.
Ada 1 barang yang membuatku sangat simpati padanya. Ya, dia menyimpan fotoku, dia dan adam kala itu. Dia tak hanya menyimpannya di rumah kontrakan, tapi dikamarnya pun, kamar yang setiap saat papa mamanya bisa melihat, dia pasang juga fotoku dan dia dalam bingkai yang cantik.
Tirta masuk ke kamar sambil membawa segelas minuman… dia melihatku yang sedang memandangi fotoku sendiri… perlahan dia menghampiriku… dan tersenyum padaku.
Aku duduk di ranjangnya, dan bertanya…
M: “Seberapa serius kamu mencintaiku ta?”
T : “Maksudnya apa sih ?”
M : Wajahku benar-benar serius kali ini. “iya…. Tolong jawab aku. Seberapa besar kamu menyukaiku…seberapa lama kamu ingin hidup denganku”
T : “Kamu kenapa? kenapa dengan foto ini?”
M : Aku pandang wajahnya…dan aku genggam jemarinya….
“Benarkah kamu sangat mencintaiku?”
Tirta hanya terdiam…dan menundukkan wajahnya perlahan.
Aku angkat wajahnya dengan kedua tanganku… dia menatapku dalam… sangat dalam.
Tak ada alasan lagi untuk aku menolaknya… dan aku harus membayar apa yang dulu pernah dia lakukan.
Aku mencoba mendekatkan diriku padanya… aku dekatkan wajahku padanya… aku kecup keningnya… dan dia menutup matanya…. Aku kecup hidung mancungnya… dan kemudian aku melakukan apa yang dulu pernah dilakukannya…
Ya…kami berciuman, dan kali ini, aku yang menciumnya…
Sesaat dia mungkin kaget dengan apa yang aku lakukan… tapi benar-benar aku ingin mencoba dan meyakinkan diriku sendiri… benarkah aku bisa merasakan apa yang dulu aku rasakan dengan mas doni… ternyata berbeda… entah apa yang kurasakan, tapi kali ini aku tak setenang dulu… dulu ketika aku berciuman, yang kurasakan hanya kehangatan dan kelembutan…tapi ketika dengan tirta, nafasku mulai terengah-engah…dan aku mulai tak tenang…
Cukup lama kami berciuman… dan cukup lama pula tubuhku memeluknya…
Masih dengan raut kagetnya, tirta memelukku dengan erat… dia bertanya…
“Ada apa? kenapa tiba-tiba seperti ini? apa yang kamu pikirkan ?
Aku meneteskan air mataku…. Dan dengan kata yang tak lancar keluar dari mulutku…
“Aku…. Kamu… kamulah yang terbaik untukku… “
Tirta melepaskan pelukannya dan menggenggam erat lenganku…
“Apakah kamu menginginkanku…. Seperti aku menginginkanmu ?”
Aku mengangguk….
“Apakah kamu merindukanku seperti aku merindukanmu….?”
Aku kembali mengangguk….
“Apakah kamu mencintaiku seperti aku mencintaimu ?”
Air mataku tak tertahan lagi… aku menangis dihadapannya dan sambil memeluknya, jatuh dalam perlindungannya, aku berteriak….
“Iyaaaaaaaa…… aku mencintaimu ta….aku sangat mencintaimu… aku tak bisa lagi hidup tanpamu….”
Tirta mendekapku dengan semakin erat… dan aku makin menangis meronta-ronta… tapi hati ini terasa sangat legaaa… seperti ada beban berat yang terbang entah kemana, setelah aku meneriakkan bahwa aku mencintainya.
Tirta melepaskan pelukanku, dan dia kembali menciumiku…. Dia menciumi wajahku, tak membiarkan air mata mengotori wajah ku…dia menciumi mataku…tak membiarkan air mata menetes lagi di pipiku… kemudian dia mencium bibirku… tak membiarkan bibir ini terisak karena tangisanku.
Lama kita berciuman… dan lama pula aku menangis melepaskan bebanku.
Kemudian dia menidurkanku diranjangnya… dia memelukku, menyimpanku dalam hangat tubuhnya… dia mendekapku dengan penuh kasih sayang… aku menatap bidang dadanya, dan dia menatap langit kamarnya… dia membelai rambutku, dan berkata.
“Lepaskan semua… lepaskan hari ini juga… mulailah denganku.. percayakan padaku…”
Aku hanya bisa mengangguk sambil bahagia mendengar pernyataannya…. Akhirnya, aku temukan orang yang tepat untuk hidupku… orang yang benar-benar menantiku…
Kita tertidur disini… diranjangnya.
Bersambung…
Nulis komentar di posting Cerbung “Bukan Manusia, Jika itu Sempurna” bisa dapat hadiah. Tema komentarnya bebas; bisa berupa kesan, pesan, saran atau kritik untuk cerbungnya. Gaya tulisan juga bebas, boleh menggunakan bahasa gaul, nggak harus dengan tata bahasa Indonesia yang baku. Yang penting sopan.
Diakhir kisah akan dipilih 10 komentar terbaik yang berhak mendapatkan kenang-kenangan dari blog Curhatkita. Selengkapnya silakan baca di sini.
Artikel Terkait:
curhat cinta tresya
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 37 - Selesai )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 36 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 35 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 34 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 33 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 32 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 30 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 29 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 28 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 27 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 26 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 25 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 24 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 23 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 22 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 21 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 20 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 19 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 18 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 17 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 16 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 15 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 14 )
- Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 13 )
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
semakin membuat penasaran ceritanya ,
kok part 31 pendek bnget crtanya kak ,,,?
di tunggu ya kak part 32 nya
hohooho
kak , part 32 gak d lanjutin?
editornya masih libur lebaran..hehe.., insya allah part 32 tayang jumat minggu ini :)
ok deh , di tunggu ya kak , owh ya mat lebaran ya ,,, :)
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)