Ditulis oleh : Tarjum
Posting ini sebenarnya merupakan jawaban atas curhat seorang teman beberapa hari yang lalu. Dia seorang remaja dan saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMU. Dia mengeluh karena sering sakit-sakitan dan menurut diagnosa dokter dia menderita sakit keturunan dari ayahnya (almarhum). Dan dia diharuskan menjalani terapi dengan biaya yang tak sedikit. Saat ini dia merasakan kondisi fisiknya bermasalah dan membuatnya khawatir.
Namun, karena saya pikir masalah ini mungkin juga dialami teman-teman yang lain, jawaban curhat ini saya posting di blog ini. Kebetulan sekali hari ini juga, tanggal 28 Oktober, merupakan hari Sumpah Pemuda. Jadi sekalian saja tulisan ini sebagai wujud partisipasi seorang blogger dalam memperingati hari Sumpah Pemuda.
Sahabat muda,
Soal diagnosa dokter mengenai penyakit kamu, menurut saya nggak usah terlalu khawatir. Maksudnya bukan mengabaikan sama sekali diagnosa dokter. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap penyakit kamu itu, justru yang lebih berbahaya dibanding sakitnya sendiri. Berikut alasannya :
- Diagnosa dokter belum tentu benar 100 persen. Sebaiknya kamu coba konsultasi dengan dokter yang berbeda, mungkin saja diagnosanya berbeda.
- Kalaupun diagnosa dokter itu benar, bukankah penyakit itu bisa diobati dengan berbagai cara. Bisa secara medis atau pengobatan alternatif.
- Kamu masih muda, secara fisik sel-sel tubuh kamu masih mengalami pertumbuhan sampai usia tertentu. Jadi sel-sel tubuh kamu yang rusak/sakit masih bisa diperbaiki secara alami dan normal kembali.
- Berbagai penelitian membuktikan, pasient yang menyikapi kondisi kesehatannya dengan positif proses pemulihannya lebih cepat dibanding pasient yang bersikap negative.
Saya pernah membaca kisah di sebuah buku, tentang seorang karyawan yang mati beku terkunci di ruang pendingin. Setelah di teliti, ternyata kondisi ruangan tersebut sebenarnya tidak terlalu dingin dan orang tersebut secara fisik masih bisa bertahan hidup di dalam ruangan tersebut. Kesimpulannya, yang membunuh orang tersebut bukan dinginnya ruangan tapi “ketakutanyalah” yang telah membunuhnya.
Kamu mungkin tahu Steven Hawking, ahli fisika termasyur abad ini. Walaupun dia lumpuh total dan harus hidup di atas kursi roda, tapi dia tetap menghasilkan karya-karya brilian di bidangnya. Artinya kelemahan fisiknya tak mampu mengalahkan kekuatan jiwanya untuk terus menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang banyak.
Syekh Ahmad Yassin, pemimpin sepiritual Hammas, juga lumpuh total, bisu dan tuli. Namun, kekuatan jiwanya mampu menggerakan pejuang-pejuang Hammas yang gagah berani untuk melawan kekuatan militer Israel yang super modern.
Apa artinya hidup sehat dan panjang umur tapi tak pernah menghasilkan sesuatu yang berharga untuk orang lain, untuk dunia dan untuk masa depan peradaban. Tentu saja lebih baik kiranya jika kita hidup sehat, panjang umur dan banyak menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang banyak.
Jangan pernah membiarkan kelemahan fisik menghalangi kamu untuk menghasilkan karya yang berharga untuk orang lain, untuk bangsa dan Negara. Jangan pernah menyerah pada keterbatasan fisik. Jalan masih panjang membentang di hadapan kamu. Kamulah harapan negeri ini.
Berjuanglah untuk kaharuman namamu dan kejayaan negerimu sahabat muda!
Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 – 28 Oktober 2009.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
waw . . . dahsyat !!!
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)