BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Kasus Skizofrenia

    


Kasus skizofrenia yang digambarkan pertama kali dengan jelas dalam literatur berbahasa Inggris mungkin terjadi pada tahun 1810 saat pasiennya John Haslam di Rumah Sakit Jiwa Bethlem (St. Mary of Bethlehem) yang bernama John Tilly Matthews yakin bahwa sebuah "mesin neraka" menyiksa dan mengendalikan dirinya. Dalam serangkaian pengungkapan, Matthews menggambarkan bagaimana mesin tersebut memecah, meledakkan dan memanjangkan otak dalam usaha untuk menundukkan dirinya. (M.H. Stone. Healing the Mind: A History of Psychiatry from Antiquity to the Present. 1997).

Mengapa pikiran dapat menyerang diri sendiri seperti pada pasien skizofrenia? Dapatkah pikiran dan terutama hidup mereka kembali ke keadaan normal seperti sediakala? Apakah yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal itu? Tulisan-tulisan di Blog Skizofrenia ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kita akan mulai dengan tiga contoh kasus yang kami ambil dari Dennis C. Daley & Ihsan M. Salloum, Hazelden Chronic Illness Series: Clinician's Guide to Mental Illness. (2001).

Contoh Kasus 1
Joe adalah siswa yang baik di sepanjang masa SMA-nya. Ia anggota tim futbol, mempertahankan ranking yang bagus dan mendapatkan pujian pada tiap semesternya.
Ia ramah dan populer. Menjelang akhir semester pertama di maktab (college)-nya, semuanya mulai berubah. Joe tak lagi makan bersama dengan kawan-kawannya, pada kenyataannya ia mulai berkurung diri di dalam kamarnya. Ia mulai mengebaikan kesehatan pribadinya dan berhenti menghadiri kuliah. Joe mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan harus membaca kalimat yang sama secara berulang-ulang. Ia mulai percaya bahwa kata-kata dalam naskah bukunya memiliki makna yang khusus baginya dan dengan sesuatu cara memberitahukannya sebuah pesan untuk menjalankan sebuah misi rahasia. Joe mulai menyangka bahwa kawan sekamarnya bersekongkol dengan telepon dan komputernya untuk mengawasi kegiatannya. Joe menjadi takut jika kawan sekamarnya tahu akan pesan dalam naskah bukunya dan kini mencoba untuk menipunya. Joe mulai percaya teman sekamarnya dapat membaca pikirannya, pada kenyataannya siapapun yang ia lewati di aula atau di jalanan dapat mengatakan apapun yang ia pikirkan. Saat Joe sedang sendirian di kamarnya, ia dapat mendengar bisikan mereka yang ia percayai sedang mengawasinya. Ia tak dapat memastikan apa yang mereka katakan tapi ia yakin bahwa mereka membicarakannya.

Contoh Kasus 2
Roger adalah pria berusia 36 tahun yang memiliki riwayat panjang mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk melukai diri sendiri dan orang lain. Ia telah menuruti suara-suara itu di masa yang lalu dan akibatnya ia harus menjalani pemenjaraan karena telah mengancam seseorang dengan sebilah pisau. Ia juga takut dilukai oleh musuh-musuhnya dan hal itu mengakibatkannya tidak tidur dengan tujuan untuk melindungi dirinya sendiri. Roger secara aktif menggunakan alkohol, ganja dan kokain untuk mengatasi gejala-gejalanya. Roger telah lama berhenti minum obat dari dokternya karena pengalamannya akan ketidaknyamanan efek sampingnya. Ia melaporkan bahwa ia merasa letih dan tidak dapat berhenti melangkah. Ia pada mulanya mengalami pemulihan saat pertama kali menggunakan narkoba dan alkohol. Tapi segera setelah itu ia menemukan bahwa semakin banyak ia menggunakan narkoba dan alkohol semakin paranoid dan menjadi semakin waspada ia jadinya dan gejala-gejalanya kembali menjadi parah. Kekhawatiran Roger akan melukai orang lain dan ketakutan akan dilukai telah mengakibatkan dirinya memiliki rencana untuk bunuh diri. Ia tak mampu untuk mengetahui kaitan antara obat dari dokternya dan narkoba dengan pengendalian gejala dan pemburukan penyakitnya. Roger juga harus berjuang melawan diabetes dan ketidakmapanan gula darah karena kurang gizi dan penggunaan alkohol.

Contoh Kasus 3
Edward menghabiskan waktunya sendirian di tempat tidur, jika ia bisa. Sebelum ia sakit, ia menikmati waktunya bersama keluarganya atau bekerja. Kadangkala ia berpikir masalah pekerjaan, dan kadang-kadang ia membuat rencana, namun ia nampaknya tak pernah mencapai tahap wawancara atau kontrak kerja. Saat ia mengunjungi orang tuanya mereka mencoba membujuknya untuk berbicara tentang masalah keluarga atau politik. Edward tak banyak berkata-kata. Walaupun ia menolak dikatakan depresi, dan ia mengungkapkan harapannya akan masa depan, ia hampir-hampir tak pernah tersenyum dan benci untuk membereskan piring sisa makan atau membereskan tempat tidurnya. Psikiater telah menanyainya tentang suara-suara, akan tetapi Edward bersikukuh bahwa ia tak pernah mendengarnya. Saat ia dirawat di rumah sakit untuk pertama kalinya, ia ingat, ia kesulitan untuk mempertahankan jalan pikirannya, dan ia tahu ia bertingkah aneh karena polisi menangkapnya saat ia keluyuran di jalanan ketika mengenakan pakaian menyelam. Tapi Edward tak dapat mengingat kenapa dan nampaknya hal itu bukan lagi merupakan masalah baginya.

Seperti yang telah digambarkan dalam contoh kasus di atas, skizofrenia adalah penyakit mental yang memiliki rentang yang luas. Bahkan beberapa ahli meragukan bahwa penyakit ini adalah gangguan yang tunggal. Fakta bahwa hanya ada satu kata untuk merujuk ke sesuatu penyakit tidaklah berarti bahwa penyakit itu satu (Nancy C. Andreasen. Schizophrenia: from Mind to Molecule. 1994).

Penulis : Anta Samsara
http://skizo-friend.blogspot.com


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 17 komentar ke “Kasus Skizofrenia”
Anonim mengatakan...

Saya seorang istri yang akan cerai dengan suami saya, karena saya dan dia sama-sama tidak bisa bertahan. Saya tidak bisa bertahan karena suami saya yang seorang dokter di rumah sakit pemerintah mempunyai gejala skizofrenia, adik kandungnya ada yang memang skizofrenia, dan adik kandungnya yang telah meninggal juga penderita depresi berat, dan juga suami saya itu punya saudara sepupu yang skizofrenia dan diceraikan istrinya. Kalau saya minta dia yang menggugat cerai saya, karena saya takut punya anak yang skizofrenia dan takut suami saya yang sudah sepuluh tahun ini tidak pernah mau ke psikiater/dokter spesialis juwa, karena tidak menyadari sakitnya, dan cenderung hanya mengandalkan agama untuk menyembuhkan dirinya, yang menurut dia diguna-guna teman seprofesi yang sesama laki-laki. Saya sendiri seorang dokter, saya sudah melaporkan kondisinya ke atasannya. Orang skizofren itu memang bisa terlihat normal pada yang tipe paranoid seperti suami saya. Tetapi pada saat tertentu akan muncul pikiran dan pembicaraan atau keluhan yang bizzare. Intelegensianya juga tidak turun. Tipe hebrefrenik seperti adik kandungnya, jadi tolol dan kanja serta kaku seperti kanak-kanak. Saya berharap atasannya membantu terapinya ke psikiater, sebab dia masih berkeliaran praktek sebagai dokter dengan kondisi masih gila.

Anonim mengatakan...

Adalah tidak sepantasnya jika kita menstigmasisasi orang-orang yang menderita skizofrenia, baik ia adalah seorang dokter ataupun bukan. Seorang penderita skizofrenia membutuhkan pendampingan dari keluarga yang penuh kesabaran. Memang tidak mudah menjadi pendamping seorang penderita. Namun jika bukan orang-orang terdekatnya yang melakukannya, maka siapa lagi? Apa Anda tidak kasihan sebagai istri melihat penderitaan suami yang setiap waktu didera waham bahwa ia diguna-guna?

Saya adalah Anta Samsara, Sekretaris Perhimpunan Jiwa Sehat. Ketua Umum saya (Yeni Rosa Damayanti) punya seorang adik yang sudah sekitar 28 tahun ini menderita skizofrenia paranoid. Ia tetap tidak menyadari sakitnya. Karena ia menolak untuk dibilang bahwa ia menderita penyakit kejiwaan, maka keluarganya mengakalinya agar ia tetap minum obat. Keluarganya memasukkan obat secara sembunyi-sembunyi ke dalam makanannya. Sekarang kondisinya mulai membaik, walaupun keluarganya kerapkali bingung jika ia pergi lebih dari sehari, karena dengan demikian ia tidak minum obat.

Nampaknya masalah ibu memang pelik, karena berkaitan dengan keturunan. Saya hanya mengatakan bahwa bercerai bukanlah keputusan yang terbaik. Tolonglah suami Anda itu. Bebaskanlah ia dari penderitaan. Jika ia berpisah dari Ibu yang dokter dan lebih memahami masalah penyakit, dengan siapa lagi ia akan meraih kesembuhan?

Anonim mengatakan...

Kasus saya sebagai seorang istri dengan suami seorang dokter yang ternyata menderita skizofrenia tidak semudah yang anda bayangkan, karena keluarga suami saya yang justru tidak bisa menerima bahwa suami saya sakit jiwa. Ibunya yang janda dan adik-adiknya berkepribadian buruk. Ibunya gila harta dan adik-adiknya pemalas dan antisosial. Saya terlantar tidak ada rumah dan nafkah lahir batin kalau bukan dari kerja saya sendiri, karena ulah ibu suami saya yang ada indikasi seorang psikopat.

Anonim mengatakan...

Kasus anda sepertinya kebalikan dari yang pernah saya alami dan kebanyakan yang dialami penderita gangguan kejiwaan. Biasanya si penderita yang merasa tidak diperhatikan, merasa tak ada seorangpun yang mengerti derita jiwanya dan harus menanggung beban derita jiwanya sendiri dalam kesepian dan kecemasan.

Tapi, yang anda alami sebaliknya, si penderita merasa tidak sakit dan tak mengakui dirinya sakit. dan anda sendiri sebagai pendampingnya justru memahami apa yang diderita sang suami. Inilah bukti bahwa setigma negatif penyakit jiwa masih kuat, bahkan di kalangan orang-orang yang sangat mengerti dunia medis seperti suami anda.

Tapi saya percaya, perhatian, cinta dan kasih sayang anda pada sang suami pada saatnya akan menyadarkan dia. mungkin perlu waktu untuk memberinya pengertian bahwa dia sebenarnya sakit dan butuh pengobatan. Tak ada orang lain yang lebih memahami dia selain anda, bahkan orang tua dan saudaranya sendiri seperti tak memahami apa yang terjadi pada suami anda.

jangan biarkan dia sendiri menanggung beban derita jiwa yang tak disadarinya, dia membutuhkan anda.

Anonim mengatakan...

Saya ingin menjaga dan merawat suami saya yang dokter itu, tetapi dia yang terus memusuhi saya, entah apa yang ada dalam pikirannya, dia menuduh saya tidak hormat pada ibu dan adik-adiknya. Padahal selama menikah dengan saya, dia tidak bisa menafkahi saya lahir batin, karena ibunya terus menerus memerah tenaga waktu dan uang penghasilannya. Ya saya tidak maulah dengan orang yang tidak bisa lagi melihat dengan jernih mana yang benar mana yang salah. Suami saya kalau ngomong ke saya dia sakit fisik, sehingga mudah lelah kalau ngantar-ngantar saya belanja. Tapi dia mau aja ngantar ibu dan adik-adiknya, tanpa saya lagi, keluar kota, dan pulang sendirian naik bus malam. Berangkatnya sih naik mobil adiknya. Aneh...ya tapi itulah manifestasi dari penyakit jiwa yang namanya skizofrenia. Sementara ibunya mungkin sekali seorang psikopat. Pura-pura gak tahu anaknya sakit fisik, sakit jiwa, terys menerus diperah tenaga, waktu dan uangnya. Saya aja udah beritahu suami, bahwa bagi saya seorang suami bukan mesin uang, lha ibu sama adik-adiknya malah segitunya. Biar deh suami saya kembali aja hidup dengan keluarganya yang semua ada kelainan jiwanya itu.

ahmad jay on Sabtu, 02 Mei 2009 pukul 10.28.00 WIB mengatakan...

Selamat pagi Bung tarjum, mohon informasinya apabila ada milis atau group bagi yang mengalami skizofrenia paranoid atu bung tarjum bisa membantu rekan saya agus , mungkin bung agus belum mengetahui tentang blog anda, anda bisa membantunya dengan mengirim email ke : agus_silas@yahoo.co.id

terima kasih atas perhatiannya

Tarjum on Senin, 04 Mei 2009 pukul 07.26.00 WIB mengatakan...

Berikut informasi yang anda minta : Coba anda hubungi Anta Samsara (Sekretaris Perhimpunan Jiwa Sehat), organisasi yang memberi dukungan dan bantuan bagi orang-orang yang mengalami problem psikologis. emailnya : anta_samsara@yahoo.co.id , tlp. 058781361440. Di organisasi ini juga ada millis yang bisa diikuti anggotanya.

Informasi ini sudah saya kirim ke teman anda. semoga membantu.

Anonim mengatakan...

semoga Allah S.W.T melindungi mereka(pengidap) dan tak hentinya memberikan kucuran rahmat & petunjuk kepanya (pengidap) amieen..

Anonim mengatakan...

saya seorang istri penderita skizofrenia ...perkawinan kami telah berjalan 16 tahun dan sudah dikaruniai 2 putra yang Alhamdulilah sehat dan bisa mengerti kondisi ayahnya...

Tarjum on Kamis, 14 April 2011 pukul 09.21.00 WIB mengatakan...

@anonim, untuk istri dan ibu yang luar biasa, mendampingi dan membesarkan anak dengan suami yang skizofrenia, salut untuk anda. Saya berharap anda berkenan berbagi pengalaman di blog ini, selama mendampingi suami. Pengamalaman anda akan sangat bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran bagi para istri pendamping suami yang skizofrenia.

Klo anda mau berbagi cerita, silakan kirim cerita anda ke email : sivalintar@yahoo.com

langitbiru on Kamis, 21 April 2011 pukul 04.25.00 WIB mengatakan...

saya juga pernah pas dinas mendapat pasien skizofrenia berumur lebih 60 tahun yang diantar keluarganya. subhanalloh, istri dan anak - anaknya sangat memahami keadaan beliau, dan dengan itu dia bisa hidup dengan normal. ada kan film nya ya bu, "beautiful mind" film nonfiksi ttg skizofrenia paranoid yang bisa hidup normal dan bahkan mendapat nobel. saya yakin ibu bisa dan sanggup menjalaninya, seperti istri dalam film itu... kami di sni semuanya mendoakan ibu dan keluarga.

aank budi santoso on Minggu, 01 Juli 2012 pukul 02.18.00 WIB mengatakan...

rumit jga tryata kasusnya

Anonim mengatakan...

Sepintas suami saya terlihat normal. Jd saya tidak terlalu sulit tuk mengajak ke luar misal menghadiri acara pertwmuan keluarga. Dirumah bila dia ingin sendiri di kamarnya saya siapkan kamar yg nyaman. Hanya pada anak2 kami yg semuanya laki2(anak laki figurnya ayah) pelan2 saya beritahu kalau sikap2 yg misalnya menyendiri dan suka tergesa2 dan bicara kasar(kadang2) jangan ditiru. Ayah begitu dibawah sadarnya. Saya sering bilang juga ke anak2 tuk selalu bersyukur dg keadaan keluarga kami. Kehadiran ayah yg skizofrenia sudah digariskan oleh Aĺlah. Dan Allah mahatau apa yg paling cocok tuk hambanya. Jd walaupun suami saya skizofrenia saya dan anak2 tidak merasakan kami berbeda dari keluarga lainnya. Dan tuk menyatakan aayang kami pada ayah....kami biasa dg lagu penyampaiannya. Demikian sedikit cerita saya....sekarang pernikahan kami beejalan 19 tahun. Si sulung tahun ini akan kuliah...inginnya masuk geodesi iTB. Dan dia suka mengajak ayahnya diakuai ttg pilihan jurusan yg akan diambilnya itu. Kata2 dari saya tuk sesama yg memiliki pendamping seperti saya sabar .kita terpilih tuk melayani bukan dilayani....bersyukur selalu karna kunci kebahagiaan adalah rasa syukur.

Unknown on Minggu, 01 Maret 2015 pukul 13.15.00 WIB mengatakan...

Moshi Moshi,
Apakah Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melunasi hutang-hutang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman modal untuk meningkatkan bisnis Anda?
Anda telah ditolak oleh
bank dan lembaga keuangan lainnya?
Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau hipotek?
mencari lagi karena kami di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu. Kami meminjamkan dana kepada individu
membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang
untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi di bisnis di tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini via email: johnfrankloaninvestment@gmail.com

Unknown on Kamis, 07 Mei 2015 pukul 23.04.00 WIB mengatakan...


Hindi sexy Kahaniya - हिन्दी सेक्सी कहानीयां

Chudai Kahaniya - चुदाई कहानियां

Hindi hot kahaniya - हिन्दी गरम कहानियां

Mast Kahaniya - मस्त कहानियाँ

Hindi Sex story - हिन्दी सेक्स कहानीयां



Nude Lady's Hot Photo, Nude Boobs And Open Pussy

Sexy Actress, Model (Bollywood, Hollywood)



chudai ki hindi kahani

welcome to chudai kahani me - आग लगाने वाली चुदाई

Visit best sexy hindi story - मजेदार सेक्सी कहानियां

Hindi sex kahani dekhiye eiha – आंटी की चुदाई कहानियां

Sexy kahani ke world me apka soyagat hai


New Open Hindi Song Site (New Songs are here)



Unknown on Kamis, 19 November 2015 pukul 14.05.00 WIB mengatakan...

Saya seorang suami, istri sy juga menderita skizofrenia , ini saya tau dari seorang dokter di tempat sy bekerja ,waktu sy cekup kesehatan karna seminggu sy kurang tidur karna ulah istri sy, baru sekitar 2 minggu sy tau ternyata istri sy menderita skizofrenia, setelah 6 tahun menikah dan dikaruniakan 2 anak laki2, 6 tahun gejolak rumah tangga sy dalam keanehan dan ketidak wajaran, ini semua ketidaktahuan sy tentang skizofrenia, tapi setelah sy cari tau tentang skizofrenia di internet, terjawablah semua tanda tanya saya selama ini tentang prilaku istri saya, ternyata kesabaran adalah kunci utama untuk mendampinginya , bukan untuk bertanya, berdebat, mengkritik, dan memberi pilihan itu hanya memperburuk keadaan.istri sy pun tidak terima ketika sy jelaskan mungkin kamu menderita skizofrenia, malah dia makin menjadi marah2 ga jelas, pokoknya aneh2 yg keluar dari pembicaraannya, sy ajak periksa kedokter/psikiater pun dia menolak, dan akan menuntut siapa yg menganggapnya skizofrenia, tapi sekarang sy mulai tau cara menghadapinya, yaitu dengan kesabaran..dan perhatian, walaupun kadang2 dia merasa diawasi karna mimik wajahnya tidak tenang , jika dekat sy,

Hamba Alloh on Rabu, 24 Februari 2016 pukul 07.23.00 WIB mengatakan...

MashaAlloh...smoga Alloh memelihara ke istiqomahan ibu dan anak2 dlm mendampingi suami.Barrakallohu fii kuum

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial