Oleh : Tarjum
TERAPI INNER SELF
Terapi ini dimulai sejak anda bangun tidur pagi hari sampai anda tidur kembali malam hari.
Anda sudah siap? Mari kita mulai!
1. Jalani Aktivitas Harian dengan Sepenuh Hati
Pagi hari, saat pajar menyingsing di ufuk timur, disambut suara kokok ayam jantan, walaupun mungkin anda merasa malas, segeralah bangun dan mandi, agar tubuh dan pikiran anda segar. Anggaplah hari itu hari terbaik anda. Kalaupun perasaan anda tidak enak, tidak menentu dan anda merasa hari itu hari yang buruk, anggaplah itu hari buruk terakhir yang harus anda jalani. Lakukanlah aktivitas-aktivitas harian anda dengan sepenuh hati, dengan penuh gairah dan semangat. Apakah anda pergi ke sekolah, ke tempat kerja, ke sawah atau ke kebun.
Aku paham, kadang anda merasa sangat berat menjalani hari-hari yang melelahkan dengan kondisi psikis yang labil. Namun apa pun yang terjadi, bagaimanapun keadaan anda, roda kehidupan akan terus berputar dan anda harus tetap melangkah dan terus melangkah.
Jika tugas rutin anda sudah selesai, segeralah pulang dan istirahat secukupnya. Bisa santai di rumah sambil mendengarkan musik-musik favorit anda, bisa juga melakukan aktivitas ringan atau tidur siang. Jangan lupa makan makanan yang bergizi, walaupun selera makan anda hilang. Tubuh anda tidak bisa kompromi, membutuhkan asupan nutrisi dengan gizi yang seimbang.
2. Lakukan Kegiatan yang Anda Sukai dengan Senang Hati dan Penuh Gairah
Jika tubuh anda sudah terasa segar kembali dan pikiran anda terasa tenang, sore hari saatnya anda melakukan hobi atau jenis kegiatan yang anda senangi. Sebelum ini anda sudah memilih jenis kegiatan yang paling anda sukai. Anda bisa berolahraga, bermain musik, menari, melukis atau melakukan kegiatan-kegiatan kreatif lainnya. Disini aku mengambil satu contoh kegiatan olahraga—sesuai pengalamanku sendiri—yaitu permainan bola voli. Namun, apa pun jenis kegiatan yang anda pilih, lakukanlah dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh.
Saat berada di lapangan berlatihlah dengan tekun dan penuh semangat untuk menjadi pemain yang baik, memiliki kemampuan teknik yang mumpuni serta ketahanan fisik dan mental yang kokoh. Ketiga hal tersebut harus dimiliki oleh seorang pemain. Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya adalah interaksi sosial di arena pertandingan. Ketahanan fisik yang prima dan penguasaan teknik yang sempurna akan membuat anda bisa bermain dengan cantik dan menawan. Dan mental yang tangguh akan membuat anda mampu mengontrol emosi dan tidak mudah diprovokasi, hingga anda bisa bermain sekaligus berinteraksi—dengan kawan, lawan maupun supporter—dengan elegan di arena pertandingan.
Kegiatan olahraga yang anda lakukan ini, berpengaruh positif terhadap setidaknya tiga aspek dalam diri anda, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial.
Pertama, Aspek Fisik
Secara sederhana bisa dijelaskan, olahraga apa pun jenisnya akan membuat tubuh anda bugar dan sehat. Otot-otot tubuh lebih lentur dan kuat, sirkulasi darah dan sistem metabolisme tubuh lebih lancar, serta organ-organ tubuh lebih sehat dan terawat. Termasuk salah satu organ tubuh paling vital yiatu otak.
Saat berada di lapangan, bukan hanya fisik anda yang aktif bergerak mengikuti arah pergerakan bola, otak anda juga dirangsang untuk berpikir dan mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan akurat. Seorang pemain yang terlatih bukan hanya menguasai teknik permainan, tapi juga harus menguasai ‘taktik’ permainan. Ini membutuhkan kerja otak yaitu kecerdasan dan kecerdikan. Gerak otot dan otak tersebut, anda melakukannya dalam satu set saja bisa sampai puluhan bahkan mungkin ratusan kali. Berapa kali dalam sehari, seminggu atau sebulan. Dan itu anda lakukan dengan penuh gairah dan senang hati.
Gerak-gerak otot dan otak secara intensif, teratur dan terus-menerus tersebut, selain membuat tubuh anda lebih sehat dan bugar, bukan tidak mungkin, mampu menetralisir ketidakseimbangan biokimia dalam otak yang merupakan salah satu kemungkinan faktor penyebab depresi dan gangguan dipolar.
Kedua, Aspek Mental
Dalam permainan apa pun termasuk bola voli, selain harus memiliki kemampuan fisik dan teknik prima, sebagai seorang pemain, anda juga harus memiliki mental yang tangguh. Seorang pemain yang bermental “baja” akan bermain dengan gigih, ulet dan pantang menyerah sampai “detik-detik terakhir” permainan. Dalam situasi kritis, kekuatan mental pemain dan tim secara keseluruhan akan sangat menentukan kalah menangnya sebuah tim.
Sebagai seorang pemain secara individu, sekaligus sebagai bagian dari tim, anda akan dilatih dan melatih mental anda, agar bisa bersikap tenang di lapangan, mampu mengendalikan emosi, mampu berpikir jernih dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dan akurat disaat-saat paling kritis sekalipun.
Bermain dan Ekspresi Diri
Saat sedang berlaga di arena, anda bisa mengekspresikan diri (kekecewaan, kemarahan, kepuasan atau kegembiraan) dengan lepas dan lugas. Saat anda meloncat lalu memukul bola dengan keras, sebenarnya anda bukan hanya melepaskan energi fisik, tetapi sekaligus melepaskan energi psikis.
Sebagai seorang pemain, anda harus mampu mengendalikan diri dan mengontrol emosi saat berada di lapangan, agar tidak mudah terpancing oleh cemoohan, ejekan atau provokasi pihak lawan. Tetap tenang dan tampil elegan di lapangan. Kematangan mental seorang pemain dan sebuah tim, akan tampak dari bagaimana caranya menyikapi kemenangan maupun kekalahan. Tidak meluapkan kegembiraan secara berlebihan ketika menang, dan sebaliknya mampu meredam kekecewaan atau kesedihan ketika kalah.
Latihan-latihan fisik dan mental serta pengalaman-pengalaman yang anda rasakan di arena pertandingan, akan berpengaruh positif terhadap kondisi kejiwaan anda. Anda akan lebih mampu mengendalikan emosi saat berada di arena maupun di luar arena. Saat anda mengekspresikan kegembiraan, kepuasan, kekecewaan, kekesalan bahkan kemarahan sebenarnya anda sedang membebaskan diri dari tekanan-tekanan mental yang selama ini membebani pikiran anda. Mengikis pikiran-pikiran negatif dan memupuk pikiran-pikiran positif. Kegembiran, kebanggaan dan kepuasan batin di arena pertandingan akan mendorong anda untuk lebih bangga dan menghargai diri sendiri dan orang lain. Menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Percaya pada kemampuan sendiri dan tidak memandang rendah diri sendiri dan orang lain.
Ketiga, Aspek Sosial
Di arena latihan maupun pertandingan, anda akan berinteraksi dengan sesama pemain, lawan main, pelatih, wasit dan para penonton atau suporter (suporter tim anda dan suporter tim lawan). Dalam olahraga permainan beregu seperti bola voli, anda tidak hanya dilatih dan melatih kemampuan diri sendiri, tetapi berlatih bersama anggota tim lain. Berlatih teknik dan taktik permainan, serta berlatih kerjasama dan kekompakan tim. Tim yang tangguh bukan hanya menonjolkan kemampuan individu pemainnya, tapi menunjukan kerjasama antar pemain yang kompak dan solid.
Di arena pertandingan, dua tim saling berhadapan sebagai lawan. Demikian juga suporter masing-masing tim, berada dalam posisi yang saling berhadapan. Tak jarang, di lapangan, anda dan lawan anda saling gertak dan saling memprovokasi, untuk menjatuhkan mental dan mengacaukan irama permainan lawan. Di sinilah kemampuan fisik, teknik dan ketangguhan mental anda diuji.
Namun semua itu hanyalah permainan. Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan usai, anda saling berjabat tangan dan saling memeluk dengan kehangatan dan suasana persahabatan. Yang menang mengekspresikan kemenangannya dengan wajar dan etis, sedangkan yang kalah menerimanya dengan jiwa besar dan lapang dada. Saat pertandingan usai, ketegangan mencair, lawan menjadi kawan, musuh menjadi sahabat. Ketika jumpa di luar arena, anda saling menyapa dengan senyum dan kehangatan. Sungguh sebuah interaksi sosial yang manis dan menyegarkan.
Lalu, apa kaitan dan pengaruhnya interaksi di arena olahraga dengan proses penyembuhan derita jiwa anda?
Saat anda berada di lapangan, bersama rekan satu tim, berhadapan dengan lawan main dan dikelilingi oleh para suporter, anda akan merasa diterima dan diakui sebagai seorang pemain dan sebagai bagian dari permainan itu sendiri. Apalagi saat tim anda memenangkan pertandingan, pemain, oficial, pelatih dan suporter akan memberi selamat dan mengelu-elukan anda. Anda merasa bangga dan puas telah memberi kebahagiaan kepada seluruh anggota tim dan suporter. Rasa berguna, rasa bangga, rasa diterima dan diakui, akan mengikis bahkan mungkin menghapus rasa kesepian dan keterpencilan sosial anda. Disaat yang sama, kebahagiaan, kepuasan batin serta kemampuan anda berkomunikasi yang semakin baik, seiring bertambah luasnya lingkungan pergaulan anda—tentunya teman dan kenalan anda semakin banyak— akan meningkatkan kepercayan diri anda. Dan seperti ditulis oleh David D. Burns dalam bukunya Mengapa Kesepian (terjemahan Bahasa Indonesia), “Sekali seseorang mulai merasa lebih percaya diri, orang lain akan merasa (menilai) lebih baik. Anda akan masuk siklus suasana hati yang positif. Dan meningkatnya harga diri berarti membuka peluang dalam sukses sosial yang lebih besar.”
Itulah, tiga aspek (fisik, mental dan sosial) dari aktivitas olahraga yang berpengaruh terhadap pemulihan kondisi kejiwaan anda. Seperti yang aku alami sendiri, aktivitas olahraga yang aku lakukan dengan senang hati dan penuh gairah, tanpa aku sadari ternyata berpengaruh besar terhadap proses pemulihan kesehatan mentalku. Itulah salah satu bagian penting dari terapi ini.
Hobi atau aktivitas fisik yang menyenangkan tersebut cukup anda lakukan 1-2 jam sehari, atau disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis anda sendiri. Setelah melakukan aktivitas yang cukup menguras energi, sekarang saatnya anda istirahat. Setalah membersihkan badan, anda akan merasa segar kembali. Mari kita lanjutkan langkah berikutnya (bagian-4).
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)