BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Saya bukan Apa-apa...pada Awalnya (Bagian 2)

    

Oleh : Budi Yuniarsa

Mungkin cerita ini bisa ada manfaatnya...bagi yg mau belajar menulis dan berhadapan dengan Penerbit berskala besar (Gramedia grup).


Keyakinan saya waktu menunggu penantian presentasi di penerbit Elexmedia adalah pesanan fotocopy draft buku saya. Mereka berani membeli 30.000 rupiah untuk penganti uang fotocopy. Kurang lebih 100 fotocopian telah tersebar. Sewaktu saya tanyakan komentar mereka, mereka menjawab,"Saya baru mengerti tentang Aset dari sudut pandang pribadi, setelah baca buku mas Budi".

Mungkin kalau orang yang berkomentar itu adalah seorang yang berpendidikan minimal SMA, tidak menimbulkan keyakinan pada saya. Tetapi yang membuat saya yakin adalah seorang yang bernama H. Mastur, seorang Betawi berumur 60 tahun dan tidak lulus SD (kelas 3). Beliau saya anggap seperti seorang Bapak bagi saya dan kebanggaan serta pemebelajaran saya dari beliau adalah keinginannya untuk tidak berhenti belajar pada usia senja. Sekarang beliau dapat memahami aset dan berdiskusi dengan orang-orang yang berpendidikan. Jadi sekolah adalah bukan jaminan bahwa seseorang memiliki ilmu dan mau belajar. Belajar tidak sama dengan sekolah. Tetapi sekolah adalah salah satu bagian tempat belajar. Belajar adalah sebuah keinginan tanpa henti dari diri sendiri untuk mengetahui sesuatu bagi kehidupan kita. Belajar adalah pada saat "melakukan", bukan pada saat menerima". Artinya, tidak ada kata "Berhenti" untuk belajar di kehidupan kita, karena hidup adalah "melakukan". Salah satu cara melakukan belajar adalah dengan membaca buku.

Saya bukan apa-apa...pada awalnya
Buku, banyak orang menilai bahwa buku adalah sekumpulan lembaran kertas yang berisi tulisan-tulisan yang memusingkan mereka. Sering saya mendengar,"saya mau belajar, tapi kalau disuruh baca buku saya males dan tidak suka membaca". Buku garatisanpun mungkin tidak akan mereka baca serta bermanfaat, kalau sudah males dan tidak suka baca buku.

Buku, banyak orang menilai bahwa membeli buku adalah biaya, biaya yang tidak perlu. Ada juga orang yang berpikir bahwa buku adalah spekulasi, "kalau buku gw beli bagus gw untung, kalau jelek gw rugi". Kadang saya bertanya,"Mengapa kita tidak berpikir bahwa membeli buku adalah Investasi?". Ilmu yang dapat kita serap dari buku dapat bermanfat bagi kehidupan dan masa depan kita. Buku adalah gudangnya informasi dan solusi. Kita terlalu sering memberi makan "Leher kebawah", tetapi lupa memikirkan memberi makan "Leher keatas". Tidak ada buku yang jelek, yang ada seberaoa banyak kita melakukan sesuatu dalam kehidupan?. Karena kalau kita banyak melakukan, kita akan tahu seberapa bagus itu buku. Semua ini adalah masalah PARADIGMA.

Orang seharusnya melhat keilmuan seseorang dari buku-buku yang dia baca, bukan dari sekolahnya atau seberapa tinggi dia sekolah. Sekolah adalah tempat melakukan banyak kesalahan, dan kita tahu tempat bertanya atau ditegur kesalahan kita dari seorang guru. Apa lacur, budaya di Indonesia , sekolah adalah tempat dimana kita harus benar. Guru kita akan marah, jika kita melakukan kesalahan, bukan mendidik kita untuk memahami apa makna kesalahan dan mencari kebenaran serta solusinya. Kesalahan atau kegagalan adalah proses seseorang menjadi dewasa, sebelum dia berhadapan dengan sekolah yang lebih besar yaitu kehidupan bermasyarakat. Sekali lagi inilah Paradigma.

Saya bukan apa-apa...pada awalnya
Persiapan saya selama semingu menunggu hari H adalah mencari buku dan bertanya dengan orang yang pernah berhasil presentasi dengan penerbit. Padahal setelah menjadi penulis, saya baru tahu ada sekolah/kursus yang menyediakan semua fasilitas seperti latihan cara menulis, mempersiapkan presentasinya, berhubungan dengan penerbit dan sebagainya. Saya menyesal tidak membaca buku dan mencari informasi mengenai ini. Jika kita tahu informasi ini sejak awal, mungkin saya dapat memangkas waktu lebih cepat.

Hari H telah tiba. Saya datang ke kantor Gramedia pusat di jalan Palmerah jam 11.00 siang. Gedung yang megah dan membuat saya deg-degan. Teman saya yang belum memiliki penerbit sebesar ini sudah menolak saya, bagaimana dengan penerbit sekelas Elexmedia (Gramedia Grup)?
Saya coba menarik nafas dalam-dalam dan melangkahkan kaki lebih cepat, supaya otak saya ini tidak memikirkan yang lain-lain selain fokus pada apa yang akan saya presentasikan. Sambil mengafirmasi diri dengan mengatakan pada diri sendiri,
"Emang gw mati kalau ditolak mereka?"

Saya bukan apa-apa...pada awalnya
Saya Menunggu di lobi kurang lebih 5 menit, karena mereka harus mempersiapkan ruang dan orang-orangnya. Kemudian saya diundang masuk kedalam sebuah ruang rapat. Terkejut, ini kata pertama yang tersirat dalam diri saya. Ruang rapat dipenuhi kurang lebih 7 orang. Apakah mereka penulis yang dikumpulkan sekalian dengan saya? Apakah mereka??...siapa?

Tunggu tulisan saya berikutnya...Salam Aset..Makmur

Tulisan terkait : “Saya bukan Apa-apa...pada Awalnya”

Budi Yuniarsa, Penulis buku “Seri Paradigma Baru: Harta Vs Aset, Pilih Kaya Atau Makmur”

Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Saya bukan Apa-apa...pada Awalnya (Bagian 2)”

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial