Oleh : Tarjum
Dini hari itu, sekitar jam 04.00 aku bangun dengan perasaan nggak enak. Aku mimpi buruk sekali malam itu, mimpi yang bahkan tak pernah aku alami sebelumnya. Mimpi itu seperti nyata. Saat bangun aku sampai beberapa kali menyebut nama Tuhan. Saat itu sebenarnya aku sudah bangun, tapi aku tetap berbaring telungkup dengan mata yang kupejamkan. Pikiran-pikiran negatif mulai merayapi pikiran dan perasaanku.
Tiba-tiba si kecil (baru berumur 6 bulan) terbangun dan merengek-rengek, tangan mungilnya menggapai-gapai ke arah ibunya yang masih terlelap. Si kecil rupanya haus ingin menyusu. Aku membangunkan istriku untuk menyusui si kecil yang rengekannya makin keras.
Aku bangkit dari tempat tidur menuju ruang tamu. Sejenak aku duduk termenung di kursi tamu, pikiranku masih tak enak. Aku hidupkan lampu lalu aku ambil sebuah buku selp-help di lemari. Aku buka sembarang halaman dan membaca beberapa halaman sekitar 15 menit. Sambil membaca sesekali aku merenungkan materi buku yang kubaca. Perlahan tapi pasti pikiranku mulai berubah, pikiran negatif mulai menyingkir. Pikiran positif mulai menggeser dan mengganti pikiran negatif yang sebelumnya menguasai pikiran dan perasaanku.
Dari jendela ruang tamu kulihat di luar sudah agak terang. Beberapa kendaraan bermotor dan mobil angkutan terlihat lalu-lalang di jalan raya. Aku bangkit dari tempat duduk, setelah menyimpan buku di lemari, aku ngeloyor ke kamar mandi. Sambil mandi aku bernyanyi-nyanyi kecil, menyongsong pagi dengan hati riang karena pikiran negatif telah hilang.
Dari ceritaku di atas, ada satu hal yang ingin aku sampaikan, buku-buku positif dan “bergizi” bisa menjadi santapan jiwa yang sangat baik. Buku bisa menjadi penasihat pribadi yang bisa diandalkan ketika suasana hati kita sedang labil dan diliputi pikiran negatif. Buku bisa menjadi senjata ampuh untuk menghalau pikiran negatif yang bisa menyerang dengan sangat halus namun berbahaya. Serangannya kadang tak kita sadari.
“Tapi, buku kan nggak bisa di ajak dialog, jadi komunikasi hanya terjadi satu arah!” Benar! Tapi, dialog terjadi di dalam diri kita antara pikiran positif melawan pikiran negatif. Buku (terutama buku-buku self-help dan buku-buku pengembangan diri) akan menajadi penasihat yang akan membantu pikiran positif mengalahkan pikiran negatif. Buku adalah hasil pemikiran terbaik dari penulisnya. Saat membaca buku kita seperti berdialog dengan penulisnya yang merupakan pemikir-pemikir terbaik di bidangnya saat ini maupun di masa lalu.
Jadi, saat pikiran negatif datang mengacaukan suasana hati, ambilah buku bermutu dan “bergizi “, bacalah dengan seksama selama beberapa menit, maka pikiran positif akan menggeser dan menghalau pikiran negatif.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)