Oleh : Tarjum
Hari ini tanggal 20 Mei 2009, bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, aku mengirimkan naskah buku (kisah pengalamanku selama bergumul dengan gangguan bipolar) ke sebuah penerbit besar di Jakarta. Naskah ini aku beri judul : “Merubah Mimpi Buruk menjadi Mimpi Indah”. Sebenarnya aku tak merencanakan untuk mengirim naskah buku ini bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, hanya sebuah kebetulan saja, tapi kebetulan yang syarat makna. Aku akan jadikan hari ini sebagai hari kebangkitan diriku, bangkit untuk meraih impian-impianku, bangkit untuk membuat diriku lebih baik dari hari kemarin dan hari ini.
Beberapa waktu yang lalu naskah ini pernah aku kirimkan ke salah satu penerbit ternama di Jakarta, namun waktu itu naskahku dikembalikan karena dianggap belum layak untuk diterbitkan. Walaupun agak kecewa juga, naskah itu aku perbaiki. Beberapa bagian aku hapus, beberapa bagian aku perbaiki dan aku tambah dengan tulisan baru. Halaman demi halaman aku periksa ulang. Tata bahasanya dan beberapa kesalahan ejaan aku perbaiki. Beberapa sub judul juga aku ganti dengan judul yang lebih relefan dan lebih menarik. Setelah aku rasa naskahnya cukup baik, aku cetak di rental (maklum gak punya komputer) dan hari ini aku kirim ke penerbit.
Tak mudah memang menembus penerbitan besar, apalagi aku hanya orang biasa yang belum dikenal di dunia penerbitan. Kalau aku selebritis, tokoh politik atau penulis terkenal mungkin tak akan kesulitan menerbitkan buku, ..he..he...(belum tentu juga sih). Tapi aku yakin, tulisanku ini layak untuk diterbitkan dan akan laris di pasar perbukuan. Ya, memang aku harus selalu optimis dalam segala hal yang aku lakukan. Klo aku sendiri nggak optimis, siapa lagi yang bisa membuatku optimis. Aku selalu membayangkan bahwa naskah bukuku ini akan diterima dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Saat membayangkan ini, aku selalu merasa bangga dan bahagia. Inilah salah satu impian besarku sejak aku menderita bipolar. Aku tak pernah melepaskan impianku ini, bahkan aku terus memupuknya agar semakin tumbuh subur dan berkembang.
Impian membuatku bersemangat dan antusias menjalani hari-hariku. Impian membuat langkahku lebih mantap, karena aku punya arah yang jelas dan pasti untuk dituju. Setiap saat aku selalu mengevaluasi apakah aku semakin mendekat ke arah tujuanku atau sebaliknya, semakin menjauh. Aku tak akan pernah membiarkan apa pun atau siapa pun memalingkan aku dari impianku. Apa pun yang terjadi aku akan berusaha tetap focus pada impianku, sampai impian itu terwujud menjadi kenyataan.
Wah, agak negelantur nih, maklum lagi bersemangat. Balik lagi ke soal naskahku.
Walaupun aku optimis, namun aku sudah siap kecewa jika naskahku ternyata ditolak penerbit. Kalau penerbit yang satu ini menolak, aku akan kirim lagi ke penerbit lain. Ditolak lagi, kirim lagi, begitu seterusnya. Aku bertekad tak akan berhenti sampai naskahku diterbitkan. Aku terinspirasi oleh seorang penulis besar dan ternama yang naskahnya ditolak oleh 27 penerbit dan baru diterima oleh penerbit yang ke 28. Dan ternyata penjualan bukunya sukses, luar biasa! Nah, aku baru ditolak satu penerbit, jadi belum apa-apa dan baru mulai. Aku mohon do’anya dari teman-teman sekalian, moga-moga naskahku ini bisa diterima dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang bisa memberi manfaat kepada orang banyak, amin. Aku pernah mendengar perkataan seorang ustad, “Banyak-banyaklah minta do’a, karena kita tak pernah tahu do’a siapa yang akan dikabulkan.” Siapa tahu ada di antara do’a teman-teman yang dikabulkan.
Oke, teman-teman sampai disini dulu curhatnya. Curhat berikutnya, aku akan cerita sedikit soal naskahku.
Salam sejahtera untuk semuanya.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Luar biasa, Kang Tarjum. Saya juga berharap buku Kang Tarjum dapat segera terbit. Mengenai penolakan jangan pernah patah semangat, orang sehebat J.K. Rowling saja pernah ditolak oleh berbagai penerbit besar, tapi akhirnya meraih sukses besar, setelah ada yang menerimanya. Saya ingin deh seproduktif Kang Tarjum dalam menulis, akan tetapi penderita skizofrenia nampaknya memang agak tersendat-sendat dalam berkata-kata. Saya sangat menghargai usaha Kang Tarjum dalam membentuk webpage psikologis. Usaha Akang layak diteladani oleh siapa saja yang peduli terhadap kesehatan jiwa. [Lili Suwardi alias Anta Samsara]
Kang Tarjum kalau naskahnya diterbitkan tolong beritahu aku, aku akan berusaha menjadi kelompok yang pertama membeli bukunya (dinskizo).
Salam optimis selalu!!!
@Kang Lili,
terima kasih atas do'a dan dukungannya yang membesarkan hati. Salam untuk rekan-rekan Perhimpunan Jiwa Sehat.
@dinskizo,
wah, terima kasih nih atas kesediaanya membeli buku saya nanti. Do'ain aja ya, naskahnya diterima dan bukunya cepat terbit.
promosi....promosiii....maklum pemula
di tunggu kang, karya nyatanya.....
maju terus Kang, Allah pasti memberi jalan terbaik.
keren nih info nya sob mantap
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)