Pengalaman Pribadi
Oleh : Muhammad Ali
Entah sejak kapan aku merasakan akan adanya kehidupan dalam hidupku, kapan dan di mana aku dilahirkan secara pasti ?? "akupun tak tahu". Yang kudengar hanya buah bibir dari orang orang yang dahulu sempat dekat denganku, tapi sampai detik ini aku tak bisa yakin dengan hal itu. Karena, seringkali ku dapati data tentang diriku yang memiliki perbedaan dalam tanggal dan tahun kelahiranku. Ada yang bilang aku lahir tanggal 3 Maret 1991 ada pula yang bilang aku lahir tanggal 14 Desember 1990. "Ah... Bingung, percuma aku bahas tentang itu sampai saat ini aku tak punya bukti yang bisa meyakinkanku. Dulu aku sempat merasakan masa kecil di Sumatra tapi dalam tanggal lahirku aku di lahirkan di Banyuwangi, makin bingung aja,,,,,,,,,mau bertanya pada Ibu percuma beliau juga tak punya kemampuan untuk menjawab pertanyaan itu, omongannya pun semakin tak karuan, kadang berkata begitu dan kadang begini.
Sejak kepindahanku ke Pulau Jawa tahun 1996, dan meninggalnya Ayah di perjalanan saat mau menjemputku, duniaku bagai panggung sandiwara yang sulit untuk di tebak dan juga di percayai, aku seperti mimpi di dalamnya namun ketika aku membuka mata "oh Tuhan,,,,ini nyata.....!!!"
Di Jawa, tepatnya di Tegalpare, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur aku sempat menjadi anak terlantar tanpa masa depan, kesana kemari memungut kayu bakar dengan sesekali gembira karena mendapati kelapa jatuh yang dapat ku jual dan bisa digunakan untuk membeli Tape (makanan kesukaanku kala itu) seharga Rp 500,00. Ibu pun mulau terlunta lunta karena harus pisah dengan nenek karena masalah beras yang ku sendiri tak tahu seluk beluknya. Dulu aku yang masih duduk di bangku TK mulai banyak mengenyam hidup susah. Ibu pindah pindah rumah karena tak punya biaya untuk menetap, rumah rumah itu pun adalah pinjaman para tetangga yang iba melihat kami yang tiap hari harus keluar masuk kebun orang untuk cari uang.
Namun ternyata Tuhan memberikan jalan padaku, tak lama aku menderita karena hal itu akhirnya ada seorang Kyai dan juga sebagai Wirausaha yang mau mengangkatku menjadi anaknya dan hiduku pun mulai berwarna kala itu, dimana mana di segani orang, di hormati dan juga di cintai karena masih merupakan famili Kyai yang amat sangat disegani, panggilan kecilku juga di beri gelar, semula Ali yang diambil dari nama belakangku yakni Muhammad Ali menjadi Gus Ali, sebuah nama yang indah dan cukup membanggakan. Tapi entah mengapa aku suka keluar dari rumah keluarga baruku dan ingin tetap bersama Ibu kandungku, dan tentunya meninggalkan kemewahan, kenyamanan dan juga kehormatan yang selama ini ku dapat dari rumah keluarga angkatku. Dan walau Abah (sebutanku untuk memanggil Ayah angkatku) seringkali membujukku untuk kembali bersamanya aku tetap saja pada kemauanku hingga suatu ketika entah berwal dari mana (seingatku, aku ingin mondok kala itu) sehingga aku di letakkan di Panti Asuhan karena kebetulan Abah sekeluarga juga mau pindak ke Surabaya.
Singkat cerita, aku melewati hari hariku dengan keramaian anak anak Panti Asuhan, Waktu pindah di Panti Asuhan itu aku masih kelas 3 SD.
Dan lambat laut akupun mulai mencari jati diri dan terus melakukan yang terbaik di sini, awal masuk sekolah aku sudah menduduki peringkat 5 menyingkirkan beberapa teman sekelasku lalu mulai naik menjadi peringkat tiga hal itu hampir ku raih hingga 4 kali caturwulan kira kira, hingga ada seorang guru yang berkata " Al..Al,,,,kamu ini kok ya betah menjadi rengking tiga" Lalu ku mulai terpacu untuk belajar dan terus belajar Caturwulan berikitnya aku berhasil meraih pringkat 1 dan disamping itu aku juga berhasil membawa Piala juara tiga berturut turut dalam lomba baca pusi tingkat Kabupaten, keesokan waktunya prestasiku mulai menurun hingga rankingku menurun menjadi pringkat dua, dan terus bergantian satu dan dua karena saingan dengan sahabat karibku Rozikin, dan waktu itu aku juga berhasil meraih juara 1 lomba baca puisi dan juara 3 lomba MTQ seBanyuwangi. Stelah itu ketika kelas 6 SD aku pun berhasil mengalahkan temanku hingga ku meraih pringkat 1 dan merupakan lulusan terbaik seangkatanku di SD tempatku mengkaji ilmu.
Mulai saat itu duniaku serasa berubah, dan kepribadianku mulai terlihat aslinya.
Aku pun melanjutkan di SMP dan kebetulan juga SMP idola di kotaku, namun prestasiku di sini mulai menurun dan masalah pun mulai silih berganti datang menghampiriku, aku yang dulu senang mengikuti banyak kegiatan positiv kini mulai jarang dan ujungnya saatku mulai masuk SMA, aku tak di perbolehkan masuk SMK yang ku idamkan dari kecil yakni TI, aku pun di paksa oleh pengurus Panti Asuhanku untuk masuk SMA, aku semakin hampa di buatnya, apalagi kegitanku yang semula, Siaran Radio, menjadi Pembina Pramuka, dan juga Teater harus ku hentikan karena kemauan pengurusku, aku pun akhirnya menggunakan alternatif lain yang memang ku gemari untuk mencari uang jajan yakni mengarang cerpen, namun tetap saja tak ada kemudahan dalam hal itu karena kini hatiku hampa di buatnya, uang sakukun juga mulai menipis karena tak bisa mencari tambahan seperti biasa dan ku hanya bisa menunggu jatah uang saku yang perminggunya Rp 5000,00 "yaa...walau ternyata itu juga amat menyiksa diriku". Namun ternyata Tuhan masih mengasihiku, Ku kini masuk SMA yang juga masih merupakan SMA terbaik di Kota Banyuwangi dan mendapati orang-orang yang amat menyayangiku, kebutuhan sekolahku di tanggung oleh guruku dan uang jajanku juga di ringankan oleh Ibu Kantin langgananku yang kini menjadi orang tua ku di banyuwangi ini dan ia mengisi hari hari kekosonganku.
Dan kini aku sudah kelas 3 SMA, dan rencana kedepan mau lanjut.........ke fakultas Psikologi, namun aku tetap saja was was karena perekonomianku esok harus ku tanggung sendiri, kasihan Ibu juga sudah tua, ya....semoga aku bisa....!!
Muhammad Ali
Email : muh_ali_bwi@yahoo.com
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
lekas ketemu aja yaw, he he
ass. sy Rossy. sebenarnya ingin memberi comentar dalam "post coment "
tp kok ndak bisa masuk? ada yg salah ya?
yg sy pertanyakan mengapa kamu tidak mau menghargai " jasa baik bapak Angkat mu".
coba kalo kamu jadi anak baik, bisa hidup layak dan bisa meneruskan studimu, kalo kamu sayang ibu biarlah berpisah tapi kau saling meyayangi.
tapi sekarang sdh menjadi bubur. tidak usah disesali.
sayangi ibumu.... usahkan kerjakan apa yg bisa dikerjakan, belajar tunda dulu. bukan berarti sekolah dan kuliah bukan yang utama , tapi..... apakah untuk hidup ..... hanya gelar yang kau utamakan. semua didunia ini sudah ditakdirkan oleh Allah. bagaimana kita bisa menyikapinya.
saya juga punya nasib yang sama dengan mu, ..... tapi apakah sy hanya menangis....... Tuhan tidak akan merubah nasib kita kalo kita mau mengubahnya. usaha dan berdoa. kerjakan apa saja yang penting halal... menderita awalnya. mudah2an nanti kita bahagia.
kita tidak seumur tapi aku bisa merasakannya. apa yang ingin kita capai didunia ini. ' KEMAJUAN DAN KEBAHAGIAAN.'
kerjakan apa yang kamu bisa.
wassalam
Rossy
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)