Pengalaman Pribadi
Oleh : Laily D. Nouha
Problem yang sering dialami oleh para ibu adalah anak susah makan. hmmm... inilah yang sedang aku alami. Fika memang hyperactive. tak ada sedetik pun ia lewati dengan tenang. Kalau lagi cerewet, bisa-bisa semua lagu yang dihafalnya ia nyanyikan, nonstop! kalo lagi malas bersuara, pasti dia sudah kesana kemari. bosen mainan A, ganti mainan B. Pas mainannya dah habis, giliran barang-barang rumah jadi korban. Kalau nemu pena, pensil dan kerabatnya, jangan harap dia anteng dengan buku gambarnya. Tembok-tembok rumah sudah jadi sasarannya sejak usia satu tahunan. Bosen dengan tembok, badannya jadi ajang eksplorasi. Malah, kini Adeknya pun tak luput dari coretan.
Perkembangannya memang cukup pesat. ketika masih 23 hari, matanya sudah bisa mengikuti jari kita yang bergerak pelan di depan wajahnya. 3 bulan dah bisa tengkurap. 10 bulan dah bisa nutup botol aqua sendiri (bukan asal nutup, pake diputer). 11 bulan, dia sudah bisa pegang pena layaknya orang gede mau nulis. umur 14 bulan, kata pertama yang dia ucapkan (bukan bubbling) adalah 'nggak mau' dan 'abu' (lampu). 18 bulan sudah bisa gambar lingkaran utuh (tapi masih mencong-mencong). dan masih banyak lagi. Dalam semua hal itu aku bersyukur.
Namun, keaktifannya itu berdampak negatif terhadap nafsu makannya. dia menjadi sangat sulit disuapin. sudah banyak cara dilakuin. kadang berhasil, kadang juga tidak. tenaga sampai terkuras habis, baru berhasil 3 suapan. sudah pake cara paling halus, seperti dibujukin ama mainan, dijanjiin jalan-jalan, dibecandain sambil nyanyi-nyanyi. tapi ya tetep saja susahnya minta tolong. pake cara halus nggak bawa banyak hasil. ganti cara kasar, seperti ancaman nggak boleh main, ancaman ditaroh diluar rumah, dipelototin, digertak2in. tetep aja ngaruhnya cuma satu suap.
Aku dan suami dibikin pusing, stress sudah barang tentu. apalagi, badannya yang kurus membuat neneknya ngira kita ogah2an ngasih makan. ujung-ujungnya kita dikira nggak bisa ngasuh anak. tapi pada akhirnya, diakui juga kalau Fika memang susah sekali makan.
"Ya Allah, Leli... Fika susah amat diajakin makan. kemaren-kemaren dibujukin diajak ke Mall masih mau dia. sekarang kok nggak lagi. Aduh... susah bener, ya... gimana tuh..." kata Umi mertuaku suatu hari.
Nah... baru nyadar... itu juga yang aku alami. Masa ada Ibu yang biarin anaknya kelaparan? yang ada, mah, anaknya yang ogah makan.
Dulunya sih aku sempet sering gorengin nugget. Fika mau. tapi kalo keseringan juga nggak mau lagi. Eh, dibilangnya, "jangan pake nugget... nggak ada nutrisinya. banyakan tepungnya...,"
Lah... anak bontotnya tiapa harinya makan nugget mulu, kalo nggak gitu sosis. anakku kok nggak boleh? jadi ngedumel deh...
pernah juga aku bilang sama suami. kalo emang Fika nggak suka makan... lebih baik kasih banyak2 buah. Fika kan seneng banget makan apel, jeruk, anggur... paling nggak, sebagian besar nutrisinya terpenuhi.
Jawabnya, "yang penting itu... gimana caranya dia mau makan nasi...,"
ya sudah kalo gitu. Aku nurut saja. pada awalnya. tapi.. saat suami berangkat haji, mulailah aku sering-sering beli buah. sebelumnya, suami nggak ngijinin aku keluar2 sendirian. dasar akunya memang nggak bisa nurut lama-lama, akhirnya aku sering-sering keluar, meski cuma beli buah. Buah yang aku beli saat itu buah jeruk yang kecil2 (apa sih jenisnya). rasanya sangat manis sekali. Fika dan Dhea, adeknya, dengan lahap makan buah jeruk. sehari bisa sekilo habis. lain waktu aku beli Alpukat. aku halus-halusin pake sendok (belum punya blender). eh... ternyata Fika doyan banget. nggak sampek situ aja. aku kembali membeli nugget. dengan catatan, makan nasi+nugget nggak setiap hari.
Lalu, tanpa perduli ama omongan kanan kiri yang nggak ngasih saran progressif, malah bikin tambah bete., aku lancarin cara-caraku sendiri. tak lupa juga aku kasih suplemen penambah nafsu makan n kekebalan tubuh. Fika mulai banyak makan. tapi progressnya belum kelihatan, Fika belum gemuk. akhirnya neneknya ngambil Fika buat nginep beberapa hari, menjelang suami balik. Dan ternyata, di rumah neneknya dia makan banyak.
"Si Fika untuk sementara biarin aja di Cilandak (rumah neneknya), biar gemuk dulu... sekarang makannya dah banyak nih...,"kata umi mertuaku.
Yah... hasil dari kerja kerasku jadi nggak berarti. karena pikirnya, Fika mulai makan banyak sejak di rumah neneknya. padahal kan sbelum2nya aku bersusah payah nyari cara biar dia mau makan.
Aku protes, "Fika sebelum ke sini (cilandak), makannya dah lumayan mau kok, Mi... Leli kasih dia Vitamin tiap hari..."
kalau aku nggak protes, sampai kapan pun usaha apa pun yang ku lakukan nggak akan dihargai. dan aku pasti akan tetap dianggap anak-anak. memang sebel kalau orang tua kita terlalu banyak ikut campur urusan kita. semoga saja aku nanti bisa memahami privasi dan urusan anak2ku saat dia sudah dewasa. biar aku harus menghargai mereka, agar mereka pun menghargaiku.
back to the topic.
setelah suami balik dari haji. aku nggak sering2 beli buah. malas kalau keluar sebentar aja diinterogasi. tapi kalau belanja ke carrefour, pasti aku akan minta beli buah hehheehe. aku nggak akan bilang itu untuk program makan anak2. lalu aku tetep beli nugget n bakso.
Fika kembali mbelet makannya sejak vitaminnya habis dan aku nggak beli lagi. suatu pagi, saat aku hendak mandikan anak-anak (anak2 dah di kamar mandi), aku punya ide untuk nyuapin anak2 di kamar mandi. dan ternyata... Fika makan banyak banget. sepiring (porsi cewek dewasa makan) habis berdua (Fika n Dhea). bahkan, yang paling banyak makan Fika.
Lalu aku bialng ke suami. Suami sebenarnya nggak setuju dengan caraku.
"Masa' makan di kamar mandi?! Jorok, ah!"
"Emang kenapa? masih kecil ini... lagian juga makannya jadi banyak, nggak banyak keluar tenaga yang nyuapin. Fika nggak bisa lari2 nolak. Fikanya juga malah nyodorin mulutnya buat disuapin...."
"Pokoknya jangan sering-sering... ntar keterusan sampek gede. jelek!"
"Oke-oke," kataku. Fika makan banyak lagi (kalo makan sambil mandi). suatu pagi, aku nggak nyuapin dia di kamar mandi.
Fika lalu bilang ke aku "Ambil makan, Ma..." Gubrakkk!!! perasaan aku baru tiga kali ngasih makan dia di kamar mandi. dan itu nggak setiap mandi. sekarang malah dia enjoy banget makan sambil mandi.
suatu hari, lagi, aku beli buah pas aku n suami lagi keluar rumah. ketika melihat betapa lahapnya anak2 makan buah. suami pun heran dan senang. mungkin pikirannya mulai berubah. apalagi sejak Umi bialng ke suami kalo anak2 sering2 kasih makan alpukat, biar gemuk. yah... itu mah jurusku... umi aja yang telat ngasih tahu suami. dan dulu, ketika suami aku kasih tahu begitu, suami nggak mau langsung percaya. pikirnya... alpukat itu mahal. suami paling nggak suka beli yang mahal2, kecuali duren. soalnya pernah beli duren yang murahan, nggak tahunya banyak yang busuk. \'mending yang mahal sekalian, bagusan...,\' gerutunya suatu hari. hahaha... nggak semua yang mahal itu nggak bawa nikmat. yang mahal dan tentunya bagus bisa bikin kita puas. hehehe
back to the topic again... suami akhirnya percaya dan sering-sering beli alpukat. lalu aku kasih doktrin suami.
"Kalau nggak salah, Pa... Buah itu juga bisa merangsang nafsu makan, tuh... buktinya... Fika makan banyak sekarang..." suami membenarkan. dan akhirnya kita makin rajin beli buah. padahal, statementku tuh nggak bersumber ilmiah sama sekali. alias asbun. tapi justru suami malah percaya. aneh, sungguh aneh. Yang aku tahu, buah-buahan juga termasuk sumber nutrisi. di dalamnya nggak hanya terdapat vitamin2 yang diperlukan tubuh. tapi juga mineral dan glukosa. yang cukup penting untuk pertumbuhan anak. bahkan orang dewasa pun dianjurkan makan buah untuk menu dietnya. karena nggak mengandung kolesterol. (hm... bener nggak ya statementku... yang ini aku rasa bener, tapi ini kesimpulanku dari banyak artikel2 yang pernah ku baca. atau rubrik konsultasi kesehatan yang sering menganjurkan makan buah).
ketika Fika makannya mulai banyak, suami berujar, "Andai Fika makan 10 suap saja tiap kali makan, pasti bisa gemuk."
"Dan jangan lupa buahnya, biar makannya jadi rajin," kataku menambahkan.
Akhirnya, trik kami untuk makan Fika, yaitu:
1.Makan makanan berat minimal 10 suap.
2.tiap hari makan buah
3.jajan harus yang ngenyangin (kue brownis dan donat jadi favorit).
4.sekali-kali makan di kamar mandi
5.dan lainnya (menyusul kalo ada ide lagi)
End of the topic... kalo untuk makan anak, orangtua harus kreatif. bukan saja dalam memasak dan menyajikannya, tapi juga cara nyuapinnya. yang jelas... Fika sampai sekarang masih susah makan. tapi bukan berarti nggak bisa makan banyak.
Dan sekarang, setiap suami pulang kerja, dia akan bertanya, "Hari ini udah makan buah, belum, Ma?"
Laily D. Nouha
Email : k_0ne1jati@yahoo.com
Blog : lamankawan.blogspot.com
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)