Pengalaman Pribadi
Oleh : Dian Rahmawati
Hari ini saya sangat bahagia, yang mampu membuat air mata saya berlinang. Apa yang dilakukan Aziz anak saya, lebih dari cukup untuk membuat saya merasa begitu berharga sebagai seorang ibu. Bermula dari suatu malam lalu saat saya bertanya pada si abang,“Bang, celengan mobil abang kan dah penuh, mau buat beli apa Bang?” Saya menduga dia pasti akan mengatakan beli buku atau mobil-mobilan. Karena dia memang lagi menginginkan 2 benda itu. Tapi jawaban yang saya dapatkan sungguh luar biasa.
“Gak, Mi, Abang Aziz gak pengen apa-apa. Abang mau ngasih celengan Abang sama temen-temen palestin. Buat beli obat, biar mereka bisa sehat lagi terus bisa melawan Israel.” Saya tercengang mendengar kalimat yang meluncur dari anak yang belum genap 5 tahun. Saya ulangi pertanyaan saya. Lagi-lagi si abang menjawab dengan jawaban yang sama.
Saya putuskan untuk menunda pembicaraan tadi. Meski begitu, saya bahagia dan tidur dengan mengalirkan air mata haru.
Bakda subuh, si abang terbangun, pertanyaan pertama dia pagi itu adalah” Bunda…ayo…kapan ngasih celengannya ke palestin?”. subhanallah….abang….langsung saya peluk dia. saya bilang, apakah abang bener-benar ingin menyumbang ke palestin dan tidak ingin beli yang lain.Dia memastikan bahwa dia tidak menginginkan beli yang lain.
lagi2, saya menunda keinginan abang. Di satu sisi, saya sangat bahagia dengan pilihan dia, di sisi yang lain saya jg merasa ‘eman’, karena sudah berbulan-bulang dia kumpulin koin demi koin, dan sekarang secara kasat mata terlihat dia tidak menikmati jerih payahnya. Saya dilematis. Para ibu pasti paham apa yang saya pikir dan rasakan. Jika saya mencoba mencegahnya maka saya telah menggagalkan proses belajar anak saya tentang empati, kesediaan berbagi, kemampuan memilih keputusan, kemampuan menunda dorongan dsb. Akhirnya malam kembali berlalu.
Dan pagi ini, akhirnya kami memutuskan untuk mendatangi KNRP cabang batam untuk menyerahkan celengan mobil si abang. sebelum berangkat, kembali saya menawarkan 1 opsi, “abang, gimana kalo celengan abang untuk beli barang yang abang mau, tapi kita tetep menyumbang ke palestin dengan uang bunda. Lagi-lagi si abang menolak. Dia tetap dengan pendiriannya. akhirnya kami berangkat dari rumah setelah saya menelepon seorang pengurus KNRP Batam. Sepanjang perjalanan, saya menangis sambil menyetir mobil. perasaan kesyukuran dan keberlimpahan yang luar biasa saya rasakan memenuhi rongga dada ini. Ya Allah…semoga kebaikan selalu menyertai kehidupan kami. Semoga anak-anak kami menjadi manusia-manusia hebat di matamu, dan layakkan kami menjadi orang tua dari anak-anak yang hebat.
Akhirnya tanpa ba bi bu dan seremoni apa pun, aziz memberikan celengannya pada om dari KNRP. dan kami tidak menunggu kuitansi. karena jelas, akan terlalu lama kalo kami menunggu harus membuka celengan, memilah dan mengumpulkan masing-masing koin, menghitung dan memberi selotip. Kemudian kami pulang dengan perasaan yang masih terasa penuh dan meluap-luap. alhamdulillah.
Dian Rahmawati
Email : melukiswarna@yahoo.com
Blog : dionk.wordpress.com
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)