BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Perjalanan Pemburu

    

Pengalaman Pribadi

Oleh : Johan Bhimo Sukoco

Kuberanikan diri menghampiri gerumunan Bapak-Bapak yang masih masyuk di warung tenda itu. Ada tiga orang di sana. Kesemuanya meyambutku dengan pandangan yang kuyakin siap untuk memberondong pertanyaan.
“Maaf, pak. Rumah Pak RT disini di mana?”
Bapak bertubuh kurus pun balik bertanya. Keperluan apa, dari mana, dan beberapa rumusan 5W 1H lainnya. Dua orang lagi juga siap mengomentari bak polisi menginterogasi maling saja. Kutata nafasku baik-baik. Kujaga emosiku agar tidak meledak. Penjelasan demi penjelasan kulontarkan dengan hati-hati. Bibirku bergetar menahan dinginnya malam. Dari siang tadi aku belum makan, tapi nafsu makanku telah menghilang meski di depanku tersaji gorengan hangat di warung ini. Si kurus mengurungkan niatnya mengantarkanku karena hujan masih deras. Entah berapa lama lagi aku tersiksa dengan dinginnya malam ini.

Setelah sekali lagi kupinta, akhirnya Bapak itu mengantarku juga. Tidak berapa jauh dari pemberhentian tadi, sampailah kami di rumah Pak RT. Pintu diketuk beberapa kali.
Aku disambut baik oleh Tuan rumah. Bapak bertubuh tinggi besar itu mempersilahkanku duduk tanpa menghiraukan kondisiku yang basah-kuyup.
Kata tanya pun juga mengawali pembicaraan kami.
“Adik dari mana?”.......

Sejenak aku teringat perjalananku dari Solo tadi. Berhenti dari emperan toko satu ke emperan yang lain. Hujan seakan-akan mempermainkanku. Saat hujan mulai reda dan perjalanan tinggal setengah jalan, di depanku tertera jelas beberapa kalimat yang intinya: Banjir. Jalan dialihkan. Duh Gusti Allah, cobaan apa lagi ini?
“Mau kemana?,” tanya seorang polisi yang mengatur macetnya arus jalan.
“Sragen.”
“Lewat Kerjo!”
Motor kualihkan ke arah yang dimaksud Bapak polisi ini. Semakin ke selatan, semakin gelap saja. Kucoba mengendarai motor dengan felling untuk menentukan arah. Semakin jauh dan gelap. Hujan pun bukannya bertambah reda malahan dengan santainya menyapaku lagi. Logikaku berjalan cepat. Kalau kuteruskan melewati jalanan ini, tentu akan memakan jarak yang teramat jauh tentunya. Apalagi sudah malam dan jalanan licin. Kesemuanya itu menjadi pertimbangan sendiri bagiku untuk mengurungkan perjalanan ini. Kubelokkan motor untuk mencari penginapan di rumah penduduk. Sepi. Mungkin mereka memilih tidur dan menutup pintu rapat-rapat saat hujan berkepanjangan seperti ini. Kuteruskan pencarianku dan mentok ke: Kuburan. Disitu nisan-nisan berjajar rapi (seperti layaknya kuburan lain). Aku masih ingin hidup, Tuhan!

Kubalikkan arah, dan kembali ke jalur sebelumnya. Lurus, lurus,dan...dubrag...!!! motorku terjatuh karena selip di lubang jalan yang cukup lebar. Tubuhku tertimpa motor. Mataku memang agak kabur di malam hari dan kurang fokus. Aku jatuh, dan aku berdiri sendiri. Kutahan ngilunya tubuh ini. Dengan hati-hati kuteruskan perjalanan, dan di warung tenda itulah aku berhenti.

.......“Adik dari mana?”
Kujawab pertanyaan Pak RT itu. Kujelaskan maksud kedatanganku disini dengan ragu. Agh, mana ada orang baik di jaman komputer seperti sekarang ini?, pikirku sesaat setelah mengutarakan permintaanku untuk menginap semalam. Bapak itu memanggil isterinya yang tengah hamil. Kebetulan Si isteri berasal dari Sragen dan bekerja pula di kota yang sama. Pertanyaan demi pertanyaan pun mencuat. Kuserahkan KTP-ku sesuai permintaan Pak RT. Beliau mempersilahkanku masuk setelah menyuruh memasukkan motorku di dapurnya. Asumsiku bahwa tidak ada orang kaya yang baik di jaman modern ini pun membuyar.

Sebuah kamar yang cukup besar di peruntukkan bagiku. Kasur empuk ala spring bed dipersiapkan Si Ibu. Rasa-rasanya kamar ini terlalu bagus untuk seukuran tamu tak dikenal sepertiku. Belum cukup kebaikan itu berhenti, Ibu ini membuatkan segelas susu hangat untukku. Sementara Bapak mengimbuhkan roti kering sekedar pengganjal perutku, setelah kutolak halus penawarannya makan malam.

Di depan TV, obrolan-obrolan ringan mulai terbangun. Aku menceritakan perjalanan panjangku tadi. Bapak menimpali dengan pertanyaan mengenai latar belakang keluargaku, sementara Ibu nampaknya telah mengenal orang-orang yang kuceritakan padanya. Di rumah yang cukup besar itu, tinggal Bapak, Ibu, dan anak kecil yang kurasa masih balita. Menurut Bapak, seorang anaknya lagi tinggal bersama eyangnya di Sragen, kota yang sama dimana tempatku tinggal.
“Masih kelas enam SD,” ucap Bapak tersenyum.

Perbincangan kami layaknya pengganti setiap iklan yang menyela sinetron tontonan keseharian mereka itu. Saat mereka khusyuk menonton adegan demi adegan di layar, aku tak berani mengganggu mereka. Tapi setelah iklan mulai muncul, obrolan pun kembali menghangat.
Semakin malam, aku minta ijin untuk masuk ke kamar. Kurebahkan tubuhku di kasur empuk itu. Mataku memang tak kunjung tertidur. Di sela-sela mengistirahatkan pikiran, kudengar suara halus dari ruang keluarga tadi,
“Itu teman Ibu ,jangan di ganggu!,” ucap Si Ibu ketika anaknya bertanya siapa aku.
Ehm...ternyata masih ada orang baik untukku.
Detik terus berjalan, berganti menit, berubah pula jarum jam. Akhirnya aku tertidur juga. Pukul 22:08:54, aku terbangun saat ponselku bergetar dua kali menandakan sebuah pesan masuk.
Dear Allah..
Please take care someone who read this message,
always happy in her life,
spirit in her soul n peace in her heart.
Not only today,but 4ever..
Amiin..
Hatiku gerimis membaca pesan dari seorang sahabat ini.Doamu datang di saat yang tepat,kawan!

Usai subuh, aku bersiap-siap untuk berkemas. Semakin lama aku disini, tentu akan merepotkan pemilik rumah. Apalagi kutahu jam tujuh nanti Sang Bapak harus mengantar isterinya berkerja di Sragen. Sebenarnya mereka menyarankanku untuk menunggu agak siangan dulu atau pulang bersama mereka saja. Tapi aku harus tahu diri, siapa aku. Aku hanyalah seorang tamu tak dikenal yang numpang di rumah mereka. Sudah cukup kebaikan itu bagiku. Tak lupa kuucapkan dua kata penting dari dalam hati: Terima Kasih. Aku pamit pada Ibu dan Bapak.
Terima kasih,Tuhan yang akan membalas kebaikan kalian....

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love purpose hard to find
While I recall all the words you spoke to me
Can’t help but wish that I was there
Back where I’d love to be, oh yeah…(Dear God-Avenged Sevenfold)

(In Memory: Desa Nangsri; 30/01/2009; Bapak Giyanto; Ibu Sukini; dan perjalananku yang indah)

Johan Bhimo Sukoco

Email : johanbhimo@yahoo.co.id
Blog : porospemburu.blogspot.com
Phone: 085642317178.


logo sivalintar


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Perjalanan Pemburu”

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial