Ditulis Oleh : whilikins
Umur saya 23 thn, saya punya masalah dengan perspektif hidup saya. dan mempengaruhi kepada kepercayaan diri dan tujuan hidup saya. entah faktor masalah itu harus dimulai dari mana, yang jelas saya bisa paparkan masalah terbesarnya, yakni kakak saya.
Masa Kecil
Tentang kakak saya (laki2), dari kecil saya sangat dekat dengannya, berbagi segala macam, tapi saya pun sadar dengan sikapnya yg otoriter dan kerap suka ikut campur. kalau saya berhasil dengan satu hal, dia sepertinya kurang senang, semata-mata karena dia merasa harus menjadi bagian dari keberhasilan itu.
Remaja
Hal seperti ini kerap terjadi, saat misalnya waktu remaja, saya sudah bisa mencari uang dengan menjual desain untuk kaos, sementara kakak saya belum bisa, dia benar2 bicara sama saya bahwa dia itu iri dengan saya, dan yg membuat saya tidak senang ialah, karena bakat dia sama hebatnya dengan saya, bahkan bisa lebih hebat... maka, ia pernah mencoba memaksa saya, bahwa kerjaan saya bisa dia selesaikan juga. "Sini gw aja yg ngerjain !!". saya benci sekali sikap yg kayak gitu... seakan2 saya gak patut dapat apa2 untuk diri saya sendiri, atas hasil usaha saya sendiri.
Masa Kuliah
hal seperti itu terulang lagi, saat saya sedang membuat kisah dalam bentuk komik, saya semangat sekali mengerjakan komik tersebut, karena komik itu menjadi semacam curhatan bagi saya menanggapi kehidupan di masa kuliah yang bagi saya kurang menyenangkan.
Dari awal pembuatan komik itu, saya dikritik gambarnya kurang ini kurang itu, padahal saya gak minta pendapat dia... tapi saya jalani terus aja, akhirnya saya mulai melihat potensi cerita yg akan berkembang dari komik saya, saya pun tak bisa berhenti membuatnya. dan SAYANGNYA, kakak saya juga melihat itu, dan mulai ikut campur...
Kata kakak saya, "sini gw aja yg gambar, elo bilang aja ke gw mo kayak gimana ceritanya...". Ngeselin banget, kenapa apa2 musti ada campur tangan dia, sementara saya bisa ngerjain sendiri, lagipula dari awal komik saya diledek terus, terus tiba2 kalo udah terlihat berhasil, dia mo ikut campur, mo ambil alih segalanya lagi.. tapi toh saya tetep bisa mengalah, untuk beberapa lembar, saya bisa izinkan kakak saya yang gambar.. (tentunya dengan paksaan)..
Selama ini saya hanya bisa sabar, apalagi kenyataannya adalah.. kakak saya itu bisa banyak hal, bahkan bisa dibilang, kakak saya bisa semua hal yang bisa saya lakukan, namun saya belum tentu bisa melakukan semua hal yang bisa kakak saya lakukan.
Saya melihat beliau sudah dianugerahi berbagai bakat yang jauh melebihi saya, tapi saya benci kenapa apa yang saya miliki harus dikuasai juga olehnya...
Masa akhir kuliah
Oke, beranjak akhir masa kuliah, akhirnya saya dianugerahi oleh Tuhan, sebuah prestasi yang membuat saya cukup percaya diri... saya berhasil memenangkan juara pertama lomba desain t-shirt, dan membawa pulang sebuah laptop (macbook).
saya sangat gembira.. karena pada akhirnya ternyata saya bisa melakukan sesuatu sendiri, dan menghasilkan sesuatu yang terhitung mahal... dan yg terpenting saya bisa membuktikan bahwa saya pun tidak bodoh-bodoh amat.
menjelang akhir masa kuliah, musibah menimpa kami, Ayah kami meninggal dunia. krisis keuangan kami derita.hubungan saya dengan kakak saya sangat dekat pada masa ini... saya lupa pernah membencinya..
Pada masa ini, Kakak saya yang sudah bekerja sementara saya yg masih kuliah, cukup memberi saya beban pikiran... saya seakan hanya menghabiskan duit rumah untuk ongkos kuliah, sementara kakak saya sudah bisa menghidupi keluarga.. saya sangat minder pada saat itu. tapi saya tetap teguh untuk terus menyelesaikan kuliah saya. dan akhirnya saya pun bisa menjadi sarjana.
Percintaan
Bersamaan dengan itu, sebenarnya faktor lain yang memanaskan hubungan saya dan kakak saya ialah masalah percintaan.. bukan karena kami berebutan satu cewek, tentu saja bukan..
tapi begini ceritanya,
saya belum pernah pacaran sebelumnya, karena saya memang melihat diri saya tidak menarik... badan gemuk, muka pas2an, tapi toh beruntungnya saya berhasil menjalin hubungan dengan salah satu wanita di kampus... (tentunya dengan proses yang kurang wajar, tidak ada pendekatan bla bla bla, tiba2 langsung jadi, namun alhamdulilah langgeng sampai sekarang, karena kami punya banyak pengertian, terutama dia terhadap saya)
Pada masa-masa awal jadian, sepertinya ada saja yg membuat ibu saya tidak senang dengan pacar saya tsb. Terutama karena rasnya dari Betawi, jadi cenderung dianggap kampungan, bodoh, gak bisa diajak susah dsb. Pokoknya terasa berat buat saya untuk menjalani hubungan ini, ada aja yg salah kayaknya dimata ibu saya. Sampai pacar saya diberi julukan “nenek2” lah. Terus kalau saya masih sms-an sama pacar saya di malam hari, Ibu saya selalu nyindir “Ah ibu dulu pacaran gak pernah ampe segitunya…” itu diomongin di depan Kakak saya, dan Adik saya. Pokoknya penghinaan itu diutarakan secara frontal deh. dan saya cuma bisa merasa bersalah terus dan terdiam.
Tapi, akhir2 ini kakak saya juga akhirnya berpacaran dengan seseorang. Anehnya, dia berpacaran dengan wanita yang sudah menikah… dan hubungan itu tidak akan terungkap kalau saya tidak iseng baca sms di HP kakak saya yang saat itu kebetulan masuk saat saya terbangun dan kakak saya sudah tidur. Akhirnya saya melapor ke Ibu saya. Dan bahkan saya juga sempat menyindir pacar kakak saya itu di Yahoo Messenger… menyindir tentang hubungan “rahasia” mereka. Tapi dengan sindiran itu saja, ternyata membawa dampak yang panjang. Kakak saya begitu marah, dan yang bikin kesel, ternyata Ibu saya ujung2nya malah menyalahkan saya karena saya dinilai terlalu lancang mencampuri hubungan mereka.
Saya hanya heran, dulu hubungan saya begitu dibenci oleh ibu saya, padahal Cuma masalah beda ras dan sebagainya, tapi kini, kakak saya menjalani hubungan yang terlarang, yang melibatkan penghianatan dan menyakitkan orang lain (suami cewek tersebut), dan Ibu saya seakan tidak masalah dengan hal itu. Karena setiap malam kakak saya sms-an tidak pernah ditegur seperti saya ditegur dahulu. Hal ini membunuh saya perlahan… saya tidak pernah sama lagi seperti dahulu. Pandangan saya tentang dunia kerja juga menjadi sangat skeptis setelah melihat hubungan kakak saya tersebut. Karena kebetulan, kakak saya sering bercerita dengan santainya tentang pacarnya itu sang wanita karir, yang berhasil memaksimalkan karir kakak saya, dengan berbagai nasihat bisnis, sehingga kakak saya sekarang bisa mendapatkan jabatan dengan gaji yang tinggi.
Hal ini sungguh menyiksa saya, mempengaruhi perspektif saya, bahwa menjadi maksimal dalam berkarir, adalah menjadi sama menjijikannya seperti hubungan mereka… dimulai dari konflik ini, persaingan saudara ini menjadi busuk. Dan saya sadar saya selalu kalah, karena saya masih menyimpan dendam, pikiran saya masih terselimuti tentang konsep keadilan yang tidak saya dapatkan, juga masih tersiksa oleh konsep persekutuan, dimana semua orang yang bisa merelakan hubungan kakak saya itu, atau semua orang yang menganggap orang munafik seperti kakak saya adalah orang hebat, itu adalah orang jahat. Semua hal itu seakan membebani saya untuk maju ke depan.. saya memang merasakan hal itu… saya menjadi ragu-ragu dalam memilih pekerjaan, saya menjadi lebih senang berkarir yang sifatnya bertentangan jauh dari bidang yang digeluti kakak saya, padahal saya tahu saya kan tidak perlu begitu.. tapi entah kenapa semua hal itu sangat mengekang karakter saya… dan saya sadar saya punya masalah yang begitu membusuk di dalam diri saya.
Tolonglah saya, apa saran yang baik untuk saya… saya sungguh merasa kesepian karena menghadapi masalah ini sendiri, sementara orang lain bisa merelakannya begitu saja.
Whilikins
Email : geewhilikins@gmail.com
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Whilikins, sungguh kisah yang menarik dan inspiratif. Hidup dalam bayang-bayang sang kakak dari masa kecil sampai dewasa, apalagi dengan karakter sang kakak yang otoriter dan suka ikut campur memang tidak mengenakan. Anda merasa selalu berada dalam tekanan prestasi sang kakak yang menurut anda menguasai apa yang anda kuasai bahkan memiliki kemampuan lebih dibanding anda.
Soal kemampuan sang kakak yang memiliki semua yang anda kuasai, saya kurang sependapat. Saya pikir setiap orang punya kelebihan, kekurangan dan keunikan masing-masing. Bahkan anak kembar pun punya keunggulan masing-masing. Saya percaya anda memiliki kemampuan dibidang tertentu yang lebih unggul dari sang kakak.
Setiap orang bertanggung jawab sepenuhnya atas dirinya sendiri, gagal atau sukses tergantung pribadi masing-masing. Kita tak bisa menggantungkan keberhasilan kita pada orang lain. Saudara, keluarga, teman adalah faktor di luar diri anda, di luar kendali anda. jangan biarkan orang-orang lain mempengaruhi diri anda, mengalihkan anda dari tujuan hidup anda. anda berkuasa sepenuhnya atas diri anda. Tak ada seorangpun yang bisa menyakiti anda, membuat anda sedih, membuat anda tertekan atau membuat anda bahagia tanpa izin anda. Tak mudah memang melepaskan bayang2 sang kakak dari kehidupan anda. tapi akan lebih sulit lagi jika anda selalu berada dalam bayang-bayangnya.
Saran saya simpel aja, lepaskan semua jerat yang mengekang diri anda, lemparkan semua beban yang menindih anda, lalu berlarilah dengan kecepatan penuh untuk meraih impian anda. tetap fokus pada tujuan anda, jangan biarkan siapapun memalingkan langkah dan pandangan anda dari tujuan anda. setelah anda berada di puncak kemenangan, ulurkan tangan anda pada mereka.
Mohon maaf jika ada yang kurang berkanan.
Semoga sukses.
Terima Kasih komentarnya Tarjum,
satu dukungan dari siapapun, benar2 membuat hati saya lega.
Jangan meminta maaf seakan2 komentar anda kurang berkenan, karena komentar anda amat sangat berharga dan saya butuhkan.
sekali lagi terima kashi banyak.
wah..ternyata hidup memang gak selamanya indah ya... Sy jg mengalamai kejadian pahit, sy tdk memiliki teman, sy tdk bisa kompromi dg lingkungan spt teman2 yg lain, mdh tersinggung...(sbb sy ingin smw orang baik..andai smw orang di dunia ini baik...indahnya).
Memang benar, saat kita memiliki sebuah kemampuan yg layak dibanggakan, dan itu hasil dari kemurnian jiwa, maksudnya...kita mendapatkan nya dengan cara mulia...orang akan menghargai kita...
Yakinlah Tuhan itu MAHA ADIL, DIA menyukai hambaNYA yg lurus dan teguh dijalanNYA.
Yg penting fokus sj...dan berserah diri padaNYA.
Dan berdoa tentunya...abolutely, pasti segalanya ada jalan terangnya kok..
Bukan sok menggurui..tapi sy pun pernah mengalami hal semacam ini..dalam bentuk yg berbeda tentunya...OK...kalau anda muslim...boleh dibilang Bismillah saja....ingat keadaan akan berubah, jika manusia itu sendiri yg merubahnya
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)