BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Beban Siapa yang Lebih Berat?

    

Ditulis Oleh : Dindin Rus'adin

Dua bulan yang lalu saya ngobrol sama teman saya, saya ngobrol ngaler-ngidul. Di dalam obrolan itu saya katakan sama teman saya itu bahwa saya mengalami sakit kejiwaan / stress berat.

Teman saya lalu mengatakan pendapatnya, "Dins, sebetulnya saya mengalami apa yang lebih berat dari apa yang terjadi sama kamu dan saya tidak sampai masuk rumah sakit jiwa seperti kamu".

Sayapun mengamini saja perkataannya, lalu kami ngobrol lagi sampai saya pamitan sama teman saya itu. Obrolan itupun terlupakan. Lama setelah itu, saya ngobrol sama kakak saya dan ditengah obrolan itupun kakak saya melontarkan pendapat yang sama seperti yang dikatakan oleh teman saya, dan sayapun cuma bilang iya iya saja.

Dari pendapat tersebut saya jadi merenung dan saya teringat sesuatu pertanyaan. Bila ada seekor keong memikul batu seberat satu kilo dan ada seekor gajah memikul batu seberat sepuluh kilo, menurut anda siapakah yang memikulnya dengan susah payah? Dari pertanyaan tersebut saya ingin menanyakan apakah beban stress yang terjadi pada dua orang dapat diperbandingkan, sehingga seseorang berhak mengatakan bahwa beban stress yang satu lebih besar dari yang lain? he... he... he... serius amat sich bacanya.

Dindin Rus'adin
Email : Dinskizo@yahoo.co.id


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 2 komentar ke “Beban Siapa yang Lebih Berat?”
Anonim mengatakan...

Saya juga pernah berpikir seperti itu. Banyak orang yang masalahnya lebih berat, tapi mereka bisa menjalankan hidup dengan baik-baik saja dan tidak sampai mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan penjelasan psikiater, memang kepribadian seseorang terbentuk dari banyak faktor. Faktor-faktor itu dimulai saat kita baru lahir. Seperti kekurangan oksigen saat lahir bisa menjadi sebuah kerentanan untuk menderita gangguan jiwa pada saat dewasa. Ada juga faktor genetik.

Dan yang paling berpengaruh adalah bagaiamana kehidupan kita sejak balita sampai dewasa. Apakah ada trauma, beban, rasa tertekan dll. Semua memori kehidupan kita tersimpan dalam alam tidak sadar kita. Kadang saat dewasa, memori-memori itu muncul ke alam sadar kita dengan bentuk yang bermacam-macam, salah satunya berupa gangguan mood ( depresi, manik, bipolar ). Gangguan mood itu lebih berat lagi jika seseorang tersebut sedang mengalami masalah juga / stres.

Jadi menurut saya, jawaban pertanyaan "Apakah beban stress yang terjadi pada dua orang dapat diperbandingkan, sehingga seseorang berhak mengatakan bahwa beban stress yang satu lebih besar dari yang lain ?" adalah beban stres bisa saja dibandingkan. Tapi perlu diingat kepribadian itulah yang tidak bisa dibandingkan sehingga orang menganggap masalahnya lebih berat dari orang lain. Tentunya karena perbedaan kepribadian dan memori-memori yang tersimpan seperti yang saya jelaskan sebelumnya.

Tarjum on Senin, 25 Oktober 2010 pukul 10.58.00 WIB mengatakan...

Terima kasih atas atas komentarnya. Komentar anda cukup mendalam, sepertinya anda punya pemahaman dan pengetahuan yang luas tentang problem kejiwaan. Kami tunggu komentar-komentar anda untuk beragam topik di blog ini. Jika bersedia anda juga bisa menjadi Guest Post di blog ini.

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial