Oleh : Tarjum
Beberapa waktu yang lalu (sudah agak lama) saya mengirimkan kisah pengalaman saya secara serial di situs jurnalisme warga Wikimu.com. Pada seri ke-18 (Aku Hampir Gila : Aku Jadi Siswa Paling Bodoh), saya menceritakan pengalaman saat duduk di bangku kelas 2 SMA, saat saya sedang berada di puncak gangguan bipolar. Berikut kutipan ceritanya :“………memasuki kelas dua SMA, prestasi akademisku makin terpuruk, bahkan hancur-hancuran. Sekarang aku bukan lagi anak pandai yang selalu juara kelas, tapi aku sudah berubah drastis menjadi anak bodoh dan pemalas yang sering mendapatkan nilai 3 dan 4 saat tes. Saat belajar di ruang kelas, aku sama sekali tidak bisa konsentrasi. Aku malah sering tidur saat guru sedang mengajar. Aku tak bisa mencerna materi-materi pelajaran yang disampaikan para guru di ruang kelas……….”
Kisah lengkapnya bisa anda baca di e-book “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah” yang bisa diunduh di blog ini.
Beberapa hari yang lalu, ada seseorang yang membaca kisah pengalaman saya itu dan memberi komentar yang cukup unik dan menarik. Berikut komentarnya :Saya juga anak yang bodoh dan pemalas. saya bodoh sejak di lahirkan, saya tak berguna. saya pecundang, membuag-buang harta orang tua untuk menyekolahkan saya. Tapi saya bukan penjahat, pemabuk atau sejenisnya saya hanya orang yang ingin hidup ini santai. Dan saya ingin menjadi orang yang sukses di hari esok nanti. Apakah saya bisa? Ya allah, tolonglah hambamu ini, beri jalan keluarnya.
Cerita di atas sedikit mirip dengan kisah hidup saya. bedanya, saya bodoh dan pemalas sejak saya mulai duduk di bangku TK (taman kanak-kanak) sampai saat ini belum ada perubahan sedikit pun.
Kadang kita menilai terlalu rendah kemampuan kita sendiri, padahal menurut penelitian sebagian besar orang hanya menggunakan 15% saja dari kemampuan yang dimilikinya. Bagaimana mungkin kita menganggap diri bodoh jika kita sebenarnya belum menggunakan sepenuhnya kemampuan yang kita miliki? Mengapa kita tak menggali lebih dalam lagi, seberapa besar sebenarnya kekuatan yang kita miliki?
Bayangkan, jika saja Thomas Alfa Edison dan ibunya percaya dengan penilaian gurunya yang menganggap Edison kecil bodoh, mungkin saat ini kita tak akan menikmati terangnya bola lampu hasil temuan Edison. Mungkin saat ini kita masih menggunakan lampu minyak tanah (lampu cempor, lampu tempel atau patromak). Untungnya Edison dan ibunya tak percaya dengan penilaian gurunya, sehingga Edison menjadi salah seorang penemu terbesar dengan temuan bola lampu pijarnya yang fenomenal. Sang ibu percaya bahwa putranya bukan anak yang bodoh, dia mengambil Edison kecil dari sekolah dan mendidiknya sendiri.
Jadi, jangan berpikir negatif terhadap diri kita sendiri. Jangan pernah menganggap diri bodoh atau merendahkan diri-sendiri sebelum kita benar-benar mengetahui kemampuan kita yang sebenarnya. Bagaimana kita bisa mengetahui kemampuan diri yang sebenarnya? Dengan menggali dan mengembangkan bakat, potensi serta kemampuan yang kita miliki secara kontinyu dan konsisten. Sampai kita mengenal dan memahami siapa diri kita yang sebenarnya, bukan seperti sangkaan orang lain atau sangkaan keliru kita sendiri tentang diri kita.
Percayalah, anda bukan orang bodoh! Anda sebenarnya orang pintar yang belum menyadari kepintarannya!
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Tidak ada orang pintar dan bodoh tapi bgmn kita menyikapi hidup ini. dalam hidup kita harus punya rencana jangka pndek menengah dam panjang. sesuai dengan satus kita saat ini. sebagai pelajrkah. mahasiwa kah atau orang yg sudah bekerja. Tetapkan tujuan kita... kita tidak perlu berpikir apakh rencana-rencana itu akan tercapai tapi yang penting kita harus menjalankan rencana-rencana tersebut. dan kemudian kita Evaluasi.
Bukan hanya jika mendapatkan kesenanga dan kebahagiaan tapi Kalo kita mendapatkan kesukaran itulah saatnya kita harus lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Doa dan berserah diri dan terima segala Qodha baik dan buruk minta pada Tuihan kita diberi kekuatan untuk menerimanya. Tuhan pasti punya rencana dibalik semua itu.
Bertanyalah pada yg mengerti dan Iqra (Bacalah) semua apa yg bisa mendukung rencana hidup kita dan pahami .
Pengalaman saya saya bukan lah manusia yg pintar. dr SD sampai umur 50 tahun ini saya biasa-biasa saja. tapi kejadian-kejadian dalam hidup ini mebuat saya tahu ada rencana Tuhan yang lebih baik ternyata buat saya.
Sekarang saya sedang mempersiapkan diri untuk Ujian Seminar proposal tgl 23 Desember ini Pada Program Doktor. Yang penting Bersyukurlah apa yg Diberikan Tuhan. dan buat hidup ini bermanfaat bagi ditri dan Orang Banyak.
Manusia itu tidak sempurna dan punya keterbatasan.
Wassalam
rossy
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)