Oleh : Tarjum
Artikel ini merupakan lanjutan tulisan sebelumnya. Pada artikel tersebut dijelaskan bahwa gangguan emosi tidak langsung diakibatkan oleh masalah-masalah yang menimpa kita tetapi dari pendapat irasional dan keliru yang kita miliki. Untuk mengidentifikasi penyebab gangguan emosi, kita menggunakan toeri A-B-C.
A adalah peristiwa atau pengalaman yang menghidupkan.
B adalah sistem kepercayaan individu.
C adalah emosi yang menjengkelkan dan perilaku yang merusak diri.
Anda bisa menggunakan model A-B-C ini untuk mengetahui apa penyebab dari gangguan emosi seperti marah, kecewa, dendam atau sakit hati yang anda alami. Bagaimana cara mengidentifikasinya? Silakan simak contoh kasus berikut ini.
Anda membaca sebuah iklan lowongan kerja yang ingin Anda lamar. Anda merasa mempunyai kualifikasi untuk mengisi posisi itu. Itu adalah pekerjaan yang Anda tunggu-tunggu –menarik, menantang, gaji bagus dan prospek yang baik untuk kemajuan. Anda melamarnya, Anda diwawancarai, dan Anda ditolak.
Berkenaan dengan model A-B-C, A apa yang kita sebut activiting event, berarti penolakan. Kita andaikan Anda merasa sangat tertekan (depresi), kita menyebutnya C emotional consequences, yang berarti perasaan dan tindakan Anda. Anda ditolak pada titik A untuk pekerjaan yang hebat ini, dan pada titik C Anda merasa sangat tertekan. Anda kehilangan nafsu makan dan merasa terbuang.
Pandangan umum mengenai hal ini adalah bahwa Anda memburu pekerjaan yang menarik dan Anda gagal mendapatkanya dan tentu saja ini membuat Anda tertekan. Kebanyakan orang menganut pendapat itu. Dan mereka salah! Tidak, A tidak menyebabkan C. Depresi Anda berasal dari titik B. B berarti sistem kepercayaan Anda, dalam contoh ini, kepercayaan Anda tentang pekerjaan dan tentang diri Anda sendiri dalam hubungan dengan pekerjaan itu. Kepercayaan-kepercayaan ini, yang terdiri terutama atas evaluasi dan penilaian, terdiri dari dua macam: seperangkat yang rasional dan seperangkat yang tidak rasional.
Marilah kita membicarakan kepercayaan yang rasional dulu. Ingat, ini adalah kepercayaan yang waras yang Anda pegang tentang ditolak atas pekerjaan itu. Dan biasanya berupa: saya tidak suka ditolak karena penolakan mempunyai dampak yang merugikan. "Saya ingin diterima tetapi ternyata sitolak dan itu pasti tidak menguntungkan dan sangat membuat frustasi." Jika Anda diminta untuk membuktikan pernyataan Anda, Anda dengan mudah menyajikan fakta-fakta yang keras, yang dapat dicek setiap orang, untuk menunjukan bahwa adalah sayang Anda ditolak. Anda dapat menunjukan bahwa konsekuensi yang tidak mengenakan dari penolakan tidak memungkinkan anda bersuka ria.
Perasaan sedih, menyesal dan frustasi adalah pantas karena tidak mungkin untuk merasa gembira dan tidak frustasi bila Anda sebenarnya frustasi dan merasa tidak enak. Lebih-lebih, perasaan jengkel mungkin merangsang Anda untuk suatu yang konstruktif untuk meningkatkan kinerja dalam wawancara dilain waktu.
"Sejauh ini, semuanya baik!' kita dapat mendengar Anda berkata. Tapi Anda baru saja melukiskan suatu gambaran dari seseorang yang sangat tertekan.
Sekarang akan kita tunjukan kepada Anda bahwa jika pikiran Anda tentang penolakan pekerjaan terdiri hanya atas kepercayaan rasional, perasaan yang akan Anda alami sebagai akibat dari pemikiran yang waras dan berdasar realitas adalah kekecewaan yang hebat. Keadaan ini tidak akan menyeret Anda ke dalam depresi akut.
Depresi yang Anda alami tercipta dari perangkat kepercayaan yang lain --kepercayaan tidak rasional yang pada dasarnya merupakan pendapat yang keliru dan asumsi yang tidak dapat dibuktikan dan tanpa dasar realitas.
Umumnya, kepercayaan yang tidak rasional terwujud berupa: "Saya tidak tahan ditolak! Adalah mengerikan, menyeramkan dan bencana bagi saya bila tidak diterima! Saya sepantasnya harus diterima, bukanya ditolak dengan semua kualifikasi yang saya miliki dan fakta bahwa saya tidak diterima membuktikan saya tidak bagus atau pewawancara terlalu berat sebelah terhadap saya sejak dari awal!"
Jika Anda meyakinkan diri Anda sendiri tentang pendapat-pendapat yang tidak realistis dan asumsi yang tidak dapat dibuktikan, Anda hampir dapat dipastikan akan menciptakan dalam diri Anda perasaan jengkel yang besar seperti depresi, memalukan dan rasa bermusuhan.
Ingat, kepercayaan rasional yang kita singgung di atas adalah kepercayaan yang dapat dibuktikan kesahihanya. Anda secara logis dapat menunjukan bahwa kepercayaan itu dapat dibenarkan. Kepercayaan ini berdasarkan realitas. (Sumber : Think Your Way to Happiness, Dr Windy Dryden & Jack Gordon.)
Teori A-B-C ini, dengan cara yang berbeda sebenarnya sudah diajarkan dan dipraktikan (dicontohkan) dengan jauh lebih sempurna 14 abad yang lalu oleh seorang tokoh yang sangat agung dan mulia namun sangat sederhana dan rendah hati. Siapakah tokoh tersebut? Silakan baca lanjutan serial tulisan ini pada Bagian-3 (terakhir).
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)