Oleh : Tarjum
Nah, teman-teman sekalian, setelah anda membaca dua tulisan sebelumnya, saya berharap anda bisa mengidentifikasi penyebab kekecewaan, kemarahan, dendam, sakit hati dan perasaan-perasaan negatif lainya dengan menggunakan model teori A-B-C. Setelah mengetahui penyebabnya, anda bisa menyikapi masalah atau peristiwa yang anda alami dengan cara yang lebih rasional dan wajar, bukan dengan sikap yang emosional dan berlebihan.
Jika anda mampu menghadapi setiap masalah atau peristiwa yang menekan dengan hati yang jernih, pikiran yang rasional dan sikap yang positif, anda akan bisa mengambil langkah-langkah penyelesaian yang proporsional dan elagan dari setiap masalah. Selain itu, anda juga akan lebih mampu mengendalikan diri dalam menghadapi peristiwa-peristiwa negatif dalam kehidupan anda. Anda tak akan mudah didikte oleh sikap dan perlakuan negatif seseorang. Tak ada siapa pun atau peristiwa apa pun yang akan membuat anda marah, kecewa, sedih, sakit hati atau gangguan emosi lainya, kecuali anda mengijinkannya.
Mengenai toeri ini, 14 abad yang lalu, dengan cara yang lebih sempurna sebenarnya sudah diajarkan bahkan dicontohkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang anak manusia. Seorang manusia pilihan yang memiliki ahklak yang mulia dan agung. Kemuliaan akhlaknya bahkan diakui oleh musuh-musuhnya. Seorang insan yang sangat dikasihi Tuhannya dan dicintai miliaran pengikutnya sampai hari ini. Dialah Muhammad sang nabi. Saya selalu terharu ketika mendengar atau membaca kisah-kisah hidupnya yang luar biasa.
Anda mungkin sering membaca atau mendengar kisah sang nabi ketika beliau dihina, dicaci maki, diludahi, dilempari kotoran hewan bahkan dianiaya secara fisik dan psikis. Beliau sama sekali tak terpengaruh oleh sikap dan tindakan negatif orang-orang yang membenci dan memusuhinya. Dia memperlakukan orang-orang yang memusuhinya sama seperti dia memperlakukan orang-orang yang mencintai dan menghormatinya. Tak ada dendam dan kebencian di hatinya yang penuh cinta dan kasih sayang.
Anda mungkin berpikir, “Ya, beliau kan manusia pilihan, nabi dan rasul Allah, lha kita kan manusia biasa…” Benar! Tapi bukankah Allah mengutus para rosulnya untuk diikuti dan dijadikan tauladan dalam kehidupan? Artinya kita juga bisa menjadi seperti beliau, bisa bersikap dan bertindak seperti yang beliau contohkan. Paling tidak kita bisa berusaha untuk berpikir rasional, bersikap dan bertindak positif dalam menghadapi peristiwa-peristiwa negatif di sekitar kita. Untuk itu memang perlu pembelajaran, latihan terus-menerus, kesabaran, keuletan dan keteguhan mental, sehingga nantinya menjadi sebuah kebiasaan dalam berpikir bersikap dan bertindak.Teman-teman, jika Anda punya trik lain yang lebih jitu dalam menyikapi peristiwa-peristiwa negatif di di sekitar anda? Silakan sampaikan di kolom komentar posting ini.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
kecerdasan emosi Rasul emang luar biasa:)
Betul sob, keluhuran ahlak dan kesederhanaannya emang luar biasa. Beliau teladan bagi umat manusia sepanjang masa.
Allahumma sholli 'ala sayyyidina Muhammd.. wah bagus sekali ni mas artikel nya..
Back to suri teladan kita Nabi Muhammad :-)
Nabi diutus utk dicontoh
Diikuti perbuatan/akhlaknya
Ga bisa 100% ya sebisanya kita aja berapa persen
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)