Curhatkita: Kenapa Begini?

Oleh : Soezan

Sudah berapa bulan ini aku menjadi seorang yang pemurung cenderung menyendiri, jauh dari kebiasaanku sebelumnya, tiada teman untuk berbagi, ingin bercerita tapi aku malu rasanya. tepatnya bulan april 2009 aku diterima disebuah instansi perkantoran, betapa senang dan bahagianya aku bisa bekerja disana. 1, 2, 3 bulan semuanya aku jalani dengan baik-baik saja. Tapi bulan berikut dan berikutnya hingga sekarang, serasa keadaanku begitu tidak diperdulikan di ruangan, aku tidak kebagian tugas penting, hanya foto kopy, mengambil barang atk digudang, membersihkan ruangan, mencuci piring yah walaupun jarang, bolak balik mengantar surat, teman kerja yg kurang mendukung dan tidak mau berbagi ilmu, bos yang hanya baik padaku bila ada keperluan urusan tentang anaknya. Selebihnya aku hanya duduk melamun, main internet kadang cukup menghiburku.

Terkadang aku hanya melihat orang-orang lama bekerja, ingin membantu melakukan apa saja yang diperlukan, dilakukan, bertanya pada mereka, yg ada aku hanya diledek, didiamkan, dibentak dalam bentuk candaan, tidak dihargai mungkin terasa dalam lubuk hati. Sepertinya aku sudah cukup berusaha melakukan apa pun yang bisa kulakukan, tapi semuanya tidak berarti sama sekali.

Yang lebih tidak masuk akal lagi, ketika aku menolak cinta seorang kerabat kerjaku, aku melakukan itu semua dengan alasan. Dan pandanganku, jujur dia seorang pria yang sangat baik bagiku, dan semua orang tau itu. Alim, berpendidikan, setia, hidup mapan, pekerjaan yg tetap, hanya 1 kekurangannya, dia tidaklah tampan, tapi itu semua tidaklah penting bagiku, walaupun gelagat, omongan serta candaannya terkadang kasar, memang seperti itulah dy. Aku menolaknya karena dia seorang yg baik dan tidak pantas bagiku, dia tidak mengetahui latar belakang kehidupan dan keluargaku.

Berbagai usaha dan cara dia lakukan untuk mendapatkan perhatianku, namun tetap saja kutolak cintanya. Mungkin akhirnya iapun bosan melakukan itu, semenjak itu dy selalu menghindariku, tidak berbicara walaupun kita berdekatan, sllu menjauhiku, membuatku cemburu didepan teman-teman wanita. Terkadang aku hanya tersenyum dengan gelagatnya yang seperti itu, dan turut kasian padanya. Kenapa begitu tidak dewasanya dy menghadapi ini semua. aku mengerti ini semua terlalu menyakitkan bagi kami berdua.

Terkadang aku juga rindu akan canda tawa dan semua kebaikan yang biasa dilakukannya padaku, tapi sudahlah mungkin ini terbaik baginya. Karena kejadian sakit hatinya, semua teman-teman kantorku menjauh, khususnya pria, aku tak tau knp mereka bgtu, mungkin rasa solidaritas dan sepenanggungan teman, aku berusaha memahami.

Semakin lama rasanya aku semakin sakit, beberapa teman bilang kenapa aku menjadi pemurung, tidak ceria seperti biasanya, terutama di ruangan ku bekerja, sedih sekali diperlakukan begini, lebih baik aku dikasih tau, bagaiaman seharusnya berkelakuan, agar dapat diterima semestinya, dan tidak menjadi sampah diruangan, Jikalau memang aku mengganggu atau tidak berguna sama sekali.

Suasana begitu dingin, dan setiap pagi hingga sore aku hanya menunggu perintah dikursi pesakitan ini untuk melakuakn hal-hal yang tidak penting selain menunggu dan menunggu kerjaan yang datang padaku, rasanya ingin cepat kuselesaikan kuliahku, jika keadaan tidak berubah, ingin sekali mencari pekerjaan lain di lingkungan yang bisa menerima diriku apa adanya dan memberikan pekerjaan yg wajar (profesional) sesuai lulusanku tanpa harus tertekan maupun ditekan. Aku bingung harus bagaimana lagi?