Oleh : Tarjum
“Banyak orang yang sukses bukan karena kepandaiannya, tapi karena keberaniannya. Karena itu beranikanlah dirimu!”
Saya pernah mengikuti “Mental Training” di sebuah perusahaan network marketing. Waktu itu saya menjadi salah satu member perusahaan network marketing terkemuka. Tujuan saya menggeluti bisnis pemasaran jaringan bukan hanya untuk mengejar bonus dan reward yang menggiurkan, tapi lebih dari itu saya ingin bisa mengatasi “rasa takut menjual” yang menurut saya menjadi salah satu penghalang bagi saya untuk mencapai tujuan-tujuan hidup dan kesuksesan yang lebih besar.
Karena saking inginnya saya mengikuti training mental itu, saya berangkat dari rumah di Subang, Jawa Barat, menuju Kampung Melayu, Jakarta, dengan mengendarai sepeda motor dalam kondisi hujan cukup lebat sepanjang perjalanan. Sesampainya di lokasi training ternyata sudah banyak peserta training dari barbagai daerah yang dengan antusiasme tinggi bersiap mengikuti training mental itu.
Semua peserta masuk ke ruangan training, duduk melingkar dengan posisi leter “U”. Beberapa orang trainner sudah berdiri di bagian depan ruangan. Trainer utama yang akan melatih kami adalah seorang Top Leader sukses bertangan dingin dan terkenal tegas yang sudah berhasil melatih ribuan orang dan membangun jaringan bisnis yang besar. Dengan keteguhan mental dan keulitannya sang trainer yang asalnya cuma pedagang cendol keliling berhasil mengubah nasib menjadi seorang network merketter sukses.
Bebarapa orang trainer memberikan pepatah dan arahan tentang bagaimana mengatasi rasa takut, dengan penjelasan yang logis, sistematis, kadang penuh emosi. Setelah pelatihan dan pembekalan teoritis tentang bagaimana cara mengatasi rasa takut menjual atau mensponsori orang, selanjutnya adalah latihan praktik langsung di lapangan yang merupakan inti dari training mental ini.
Semua peserta diminta menyimpan handphone, dompet dan barang-barang berharga seperti perhiasan mas. Pokoknya semua peserta tak boleh menyimpan dan menggunakan barang-barang yang bernilai dan bisa digunakan untuk membantu aktivitas menjual. Trainer mengatakan kepada kami semua, bahwa saat ini kami adalah orang miskin yang tak punya apa-apa. Tak ada uang, tak punya barang atau perhiasan yang bisa dijual dan tak punya handphone sebagai alat komunikasi untuk meminta bantuan kepada seseorang.
Setiap peserta diberi satu pak produk seharga Rp. 80.000,- sebagai modal untuk dijual kepada konsumen. Semua peserta hanya diberi waktu sekitar 2 jam (dari jam 16.00 – 18.00 WIB) untuk menawarkan produk tersebut kepada minimal 20 orang dan harus bisa menjualnya. Lokasi penjualan di daerah sekitar lokasi training sampai sejauh yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Setiap peserta dipersilakan mendatangi rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi training untuk menawarkan dan menjual produk tersebut. Uang hasil penjualan produk bisa digunakan untuk makan atau ongkos pulang ke lokasi training. Coba anda bayangkan, tanpa uang dan fasilitas apa-apa, di daerah yang tidak dikenal dan tak ada seorang pun yang kami kenal, kami harus bisa menjual sebuah produk dengan harga yang cukup mahal. Bisakah kami menjual?
Setelah waktu yang ditentukan, semua peserta training yang berjumlah sekitar seratusan orang, bergerak menyebar menyusuri jalan, gang dan mendatangi rumah-rumah penduduk untuk menawarkan produk, meminta data, nomor telepon dan tandatangan orang-orang yang belum kami kenal. Kami menawarkan satu pak produk seharga Rp. 80.000, kepada siapa saja yang kami temui di jalan, di warung dan rumah-rumah penduduk yang kami datangi. Kami jelaskan keunggulan dan manfaat produk tersebut, kami merayu mereka untuk membeli produk yang kami tawarkan dengan berbagai cara agar mereka mau mambeli.
Ternyata, tak mudah memang menjual sebuah produk kepada konsumen walaupun hanya satu pak saja. Dibutuhkan keberanian, kuletan, kesabaran, semangat pantang menyerah, kemampuan komunikasi dan penguasaan produk untuk mempu menjual sebuah produk kepada konsumen.Adakah peserta training yang mampu menjual satu pak produk? Apakah saya juga mampu menjual produk tersebut?
Jawaban pertanyaan di atas, berikut pengalaman saya sendiri ketika menawarkan produk kepada orang-orang yang tak saya kenal, akan saya ceritakan pada posting berikutnya.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)