Sebuah Pengalaman Pribadi
Oleh : Tarjum
Teman-teman sekalian, berikut lanjutan cerita dari tulisan sebelumnya berjudul “Bagaimana Mengatasi Rasa Takut Menjual”. Yang akan saya sharing pada posting ini adalah pengalaman saya sendiri ketika mengikuti Mental Training. Langsung saja silakan simak ceritanya.
Setiap peserta Mental Training termasuk saya, diwajibkan mengenakan pakaian bisnis resmi (Jas lengkap dan dasi). Dengan mengenakan pakaian perlente, jas dan berdasi, kami menawarkan satu paket produk dari rumah ke rumah kepada calon pembeli. Awalnya terasa sangat canggung dan kikuk dan malu memang, namun karena kami semua dituntut untuk bisa menjual, kami memaksa diri untuk melakukannya, mengalahkan rasa takut, canggung dan malu. Setelah melakukan beberapa kali penawaran, rasa malu dan takut mulai berkurang dan keberanian mulai tumbuh.
Orang pertama yang saya tawari adalah, seorang perempuan paruh baya yang sedang memarkir sepeda motornya di pelataran gedung tampat training. Walaupun menolak untuk membeli, dia bersedia memberikan data diri dan nomor telepon. Berikutnya saya menawarkan produk kepada beberapa pedagang kaki lima yang mangkal di pinggir jalan yang saya lewati. Tak satu orang pun yang berminat membeli.
Selanjutnya saya masuk ke pemukiman penduduk terdekat yang cukup padat penghuni. Saya tawarkan produk kepada para penghuni rumah yang kebetulan sedang berada di teras rumahnya. Saya tawarkan juga kepada sekelompok anak muda yang sedang bergerombol di ujung gang perumahan. Sampai saat itu belum ada satu orang pun yang berminat membeli produk yang saya tawarkan. Saya hanya berhasil meminta data dan nomor telepon atau HP mereka.
Saya melanjutkan perjuangan mengatasi rasa takut dan malu menawarkan produk kepada para penghuni rumah lain di pemukiman padat tersebut. Di salah satu rumah yang dihuni seorang wanita paruh baya dan ibunya, saya punya sedikit harapan, karena tampaknya dua orang wanita itu berminat terhadap produk saya, atau mungkin dia hanya kasihan melihat saya menawarkan produk dengan setengah memohon. Saya agak lama duduk di teras rumah tersebut, sambil terus merayu pemilik rumah untuk membeli produk saya. Harapan saya untuk bisa menjual produk pupus, karena yang punya rumah tak bersedia membeli dengan alasan tak ada uang. Saya kembali melangkah menyusuri gang perumahan, mencari calon pembeli lain yang mungkin bersedia membeli produk saya.
Karena waktu sudah makin mepet, sebelum kembali ke gedung tempat training, saya mencoba sekali lagi menemui sekelompok muda-mudi di ujung gang perumahan yang tadi sudah saya tawari. Dengan setengah memohon saya kembali menawarkan produk yang belum juga terjual. Secara halus mereka menolak dengan alasan tak memiliki cukup uang untuk membeli produk saya.
Akhirnya saya kembali ke lokasi training dengan perasaan agak kecewa kerana tak berhasil menjual produk. Saya hanya mendapatkan 20an lebih biodata, nomor telepon dan tanda tangan calon pembeli. Di perjalanan saya bertemu rekan-rekan peserta training yang ternyata juga tak berhasil menjual produknya. Waktu itu saya belum tahu siapa yang berhasil menjual produk.
Pada waktu yang telah ditentukan, semua peserta kembali berkumpul di ruangan training. Trainer menanyakan kepada semua peserta yang sudah menjalankan praktik nyata di lapangan, siapa saja yang berhasil menjual produknya. Ternyata ada 5 orang yang berhasil menjual produknya, bahkan salah seorang diantaranya menjual dengan harga yang lebih mahal dari harga standar yang sudah ditentukan. Mereka yang berhasil menjual produk diminta menceritakan pengalamannya masing-masing, bagaimana mereka bisa menjual.
Salah seorang peserta yang berhasil menjual produk adalah seorang gadis. Ternyata dia berjalan sampai ke sebuah pasar yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi training. Di pasar itulah, dengan usaha keras dan kegigihannya dia berhasil menjual produknya kepada seseorang. Dia berhasil meyakinkan si pembeli bahwa produk yang dia tawarkan sangat bagus dan bermanfaat.Dari praktik nyata di lapangan pada training mental tersebut, saya mengambil sebuah kesimpulan, bahwa TINDAKAN bisa mengalahkan RASA TAKUT. Setiap tindakan yang kita lakukan akan membuat kita setahap lebih berani. Semakin sering kita bertindak untuk melawan rasa takut akan membuat kita semakin berani, sebaliknya rasa takut walaupun tetap ada akan semakin lemah dan berkurang. Sehingga rasa takut itu tak akan lagi menghalangi kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan untuk mencapai tujuan-tujuan kita.
Jadi mari kita BERTINDAK, BERTINDAK dan TERUS BERTINDAK untuk mengalahkan ketakutan-ketakutan yang ada di dalam diri kita dan meraih impian-impian kita.
Jangan tunggu besok atau nanti, SAAT INI JUGA BERTINDAKLAH!
SUKSES UNTUK ANDA!
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
True that & this method could probably be used for therapy for people who have hard time to socialize & have low self-esteem. That said, I can't stand the "seller" type, at some point they stop being a human & become complete douchebags. They tell you any lie just for the sake of making a sale.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)