Oleh Tarjum
Beberapa waktu yang lalu ada seorang istri yang curhat tentang masalah keluarganya. Dia suka merasa khawatir bahkan curiga berlebihan setiap kali suaminya berada jauh dari rumah. Dia suka berpikir negatif tentang suaminya, jangan-jangan suaminya di luar sana selingkuh dengan perempuan lain. Saya mengangkat tema ini, karana menurut saya apa yang dialami sang istri ini mungkin juga dialami istri-istri yang lain. Semoga tulisan ini bisa memberi solusi atau paling tidak menjadi bahan perbandingan dalam mencari solusi terhadap masalah serupa.
Berikut saran saya untuk sang istri.
Saya menilai kecemburuan atau kekhawatiran berlebihan sang istri dari sudut pandang sang suami. Dari sudut pandang itu pula saya mencoba memberikan saran.
Saya pernah bertanya kepada teman curhat saya yang sudah paruh baya. Waktu itu saya baru menikah beberapa bulan. Dia termasuk kepala keluarga yang menurut penilaian saya cukup berhasil membangun keluarga yang harmonis dan secara ekonomi pun cukup mapan.
“Saya butuh waktu 5 tahun!”, jawab dia.
“Benarkah perlu waktu selama itu untuk membangun keluarga yang harmonis, membangun saling pengertian antara suami dan istri?” saya bertanya-tanya dalam hati, setengah tidak percaya.
Setelah saya menjalani perkawinan beberapa tahun, saya baru percaya ucapan teman saya tadi, butuh waktu untuk membangun saling pengertian, saling percaya antara suami dan istri. Bahkan ini merupakan usaha terus-menerus dan tanpa akhir.
Pertengkaran memang kadang terjadi karena hal-hal sepele. Jika antara suami dan istri sama-sama egois, tak ada yang mau mengalah dan bersikukuh pada pendiriannya masing-masing, masalah kecil bisa memicu pertengkaran besar dan berkepanjangan. Pada dasarnya memang antara suami dan istri berbeda dalam banyak hal, tetapi cobalah cari titik-titik persamaanya.
Coba cari hal-hal kecil yang sama-sama anda sukai, cari bagian dari diri suami yang anda sukai. Tunjukan rasa suka tersebut padanya dengan kesungguhan dan ketulusan, bukan kepura-puraan atau basa-basi. Jangan pelit untuk memberi pujian padanya atas apa yang dia lakukan untuk anda, walaupun itu hanya hal sepele. Orang kadang melakukan seperti yang dipujikan padanya.
Kalau anda merasa khawatir saat suami jauh dari rumah, sebenarnya itu hal yang wajar. Itu bukti rasa sayang anda pada sang suami. Tapi kadang muncul pikiran-pikiran negatif dalam kekhawatiran itu, misalnya: jangan-jangan dia selingkuh atau tergoda teman kerjanya atau wanita lain.
Sebenarnya suami pun nggak masalah jika anda menunjukan kekhawatiran padanya. Yang masalah jika kehawatiran itu berlebihan dan berubah menjadi kecurigaan tanpa alasan. Itu bukan hanya akan berpengaruh negatif kepada sang suami, juga akan berpengaruh negatif terhadap kondisi psikologis anda sendiri. Suami merasa tak tenang berada jauh dari rumah, anda pun merasa tersiksa dengan perasan anda sendiri. Jadinya anda berdua sama-sama merasa tersiksa bukan?
Saya pernah mengalami hal seperti itu. Jika istri terlalu curiga dan kadang sampai menuduh yang tak wajar, saya kadang merasa jengkel, karena memang saya tak merasa melakukan yang dituduhkannya. Saya kan tipe suami setia..he..he….
Saya ngomong gini ke istri, “Saya gak akan dan gak mungkin melakukan hal itu….!”
Jawaban istri saya, “Belum aja..!”
“Hmh…?!”, saya garuk-garuk kepala, bingung mesti ngomong apa.
Jadi khawatir atau cemburu boleh-boleh saja, tapi ya jangan berlebihan. Apa pun kalau berlebihan kurang baik. Tunjukan kecemburuan atau kekhawatiran anda dengan takaran yang tepat, tidak kurang tidak lebih. Salah seorang teman saya malah bingung sendiri karena istrinya tak pernah menunjukan kecemburan atau kekhawatiran padanya. Pupuklah rasa saling percaya antara anda berdua. Jika anda memberikan kepercayaan padanya, dia pun akan menjaga kepercayaan anda.
Saya tak bermaksud mengajari atau menggurui, sama sekali tidak! Saya hanya sharing pengalaman pribadi yang mungkin bermanfaat untuk orang lain. Saya sendiri masih belajar dan terus belajar bagaimana membangun keluarga yang harmonis, saling menyayangi, saling percaya dan saling pengertian.
Jika anda sekalian punya pengalaman serupa dan punya solusinya, silakan share di sini. Pengalaman anda akan sangat bermanfaat untuk orang lain. Tuliskan komentar, saran dan masukan anda di kolom komentar posting ini atau kirim ke email sivalintar@yahoo.com.Curhatkita Mobile, akses blog Curhatkita dari ponsel. Silakan masukan URL ini
[ http://buzzcity.mobi/curhatkita ] di browser ponsel anda.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Dulu papa saya kerja diluar kota selama 6 tahun. Jadi kami terpisah sementara waktu. Saya sebagai anak diyakinkan bahwa semua baik-baik saja. Tapi kenyataannya, setelah dewasa, mama saya baru cerita bahwa selama 6 tahun itu tidak baik-baik saja.
Setiap suami berbeda-beda. Tapi ya setiap keputusan ada konsekuensinya. Cemas berlebihan tidak baik, percaya begitu saja juga tidak baik. Keputusannya terserah anda.
Kalau yang terjadi pada mama papa saya, imbasnya sampai saya depresi dan seterusnya.. : (
Saya bukan tipe org yg suka curiga. Tapi kadang ada sifat ato kejadian di masalalu yang bikin saya akhirnya jadi tukang curiga. Semua krn lengalaman yg tidak mengenakan yg saya alami.karena butuh waktu untuk sembuh dari sakit hati.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)