Oleh Tarjum
Dari beberapa literatur yang saya baca dan dari pernyataan beberapa orang teman yang mengalami dua jenis gangguan kejiwaan ini menyatakan bahwa Skizofrenia (terutama) dan gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol.
Seorang teman menuduh saya “penipu” karena saya menyatakan sudah sembuh dari bipolar. Padahal menurut pemahaman dia gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol. Saya menyatakan sudah sembuh dari bipolar bukan tanpa alasan. Alasannya sudah saya jelaskan di posting ini : “Seseorang Menuduh Saya Penipu dan Menyesatkan” dan posting-posting lainnya tentang gangguan bipolar.
Benarkah skizofrenia dan bipolar tidak bisa disembuhkan?
Sebelumnya saya mohon maaf jika teman-teman ODS, ODB dan professional keswa tidak sependapat dengan saya. Saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa skizofrenia dan Gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol. Mengapa? Dasar keyakinan saya adalah firman Tuhan, bahwa semua penyakit ada obatnya kecuali satu yang tak ada obatnya, mati! Ini mungkin dianggap berlebihan, sesuatu yang ilmiah dikait-kaitkan dengan firman Tuhan.
Firman Tuhan adalah suatu kebenaran absolut yang tak bisa dibantah, walaupun kadang kita berpikir itu di luar jangkauan nalar. Hanya karena keterbatasan ilmu, pengetahuan dan kemampuan yang kita miliki, obat dari beberapa penyakit sampai saat ini belum ditemukan termasuk obat untuk skizofrenia dan bipolar. Belum ditemukan tak berarti tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan bukan? Artinya, ada harapan suatu saat nanti akan ditemukan obat atau metode terapi yag bisa menyembuhkan skizofrenia dan gangguan bipolar.
Jadi menurut saya skizofrenia dan bipolar bukan “tidak bisa disembuhkan” tapi lebih tepatnya “belum bisa disembuhkan”. Lha, ini kan hanya soal kata “tidak” dan “belum”? Ya, ini mungkin hanya soal kata dan kalimat, tapi bukankah dibalik kata dan kalimat ada makna yang terkandung. Kadang makna dari sebuah kata atau sebaris kalimat bisa sangat luas dan dalam.
Makna kata “tidak” dalam kalimat “Tidak bisa desembuhkan” bisa berarti tak ada harapan untuk sembuh. Berbeda dengan makan kata “belum” dalam kalimat “Belum bisa disembuhkan”, disini masih ada harapan dan optimisme untuk sembuh. Weh, kok kayak ahli bahasa aja ya? Nggak juga, saya hanya mencoba memahami sebuah kalimat yang selama ini memang masih menjadi pertanyaan bagi saya pribadi.
Jadi, saya tegaskan lagi, menurut saya skizofrenia dan gangguan bipolar bukan “Tidak bisa disembuhkan” tapi “Belum bisa disembuhkan”!
Bagaimana pendapat teman-teman sekalian mengenai hal ini? Silakan sampaikan pendapat dan pemikiran anda di kolom komentar.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Ini soal kebijaksanaan kita Mas Tarjum. Bukan soal penafsiran kata saja. Setiap kata yang kita ucapkan konsekuensinya seperti pedang bermata dua.
Yang satu bisa memberi semangat dan harapan bagi penderita untuk sembuh. Namun memang ada kondisi penderita yang begitu kompleks dan metabolisme tubuhnya tidak dapat merespon obat meski pada dosis tertinggi sekalipun. Pada mereka yang kondisi seperti ini saya kadang merasa lemas dan nggak bisa berkomentar apa2. Bila pada penyakit lainnya ada kondisi2 stadium yg sulit ditolong lagi, mungkin seperti itu kondisi mereka2, ODS yang kurang beruntung. Karena itu saya tidak ingin memberikan harapan kosong, yang saya takut malah membuat hati mereka patah suatu saat :(
Namun untuk jalan tengah, sebenarnya dunia medis sudah memilih istilah yang tepat dengan menyebutnya "Gangguan" atau "disorder". Jadi ini bukan sebuah "penyakit" atau "disease". Sehingga nggak ada yg harus disembuhkan. Tapi pulih.
Contohnya mas Tarjum sendiri, saya yakin perubahan mood masih akan ada sepanjang hidup anda. Tapi Mas Tarjum menemukan cara unik untuk mengenali dan mengelolanya. Serta berdamai dengan diri dan lingkungan. Sehingga kualitas hidup Mas Tarjum dan orang2 yang dicintai berada pada batas yang baik.
Begitu, hemat saya. CMIIW.
Saya setuju bahwa kalimat : Tidak bisa disembuhkan kurang tepat, karena seolah olah sudah menghukum si penderita. Abadi, permanen.Kadang suatu penyakit yang di katagorikan oleh Dokter "tidak bisa sembuh" ternyata bisa sembuh di luar nalar manusia. Itulah namanya Kehendak yang Tuhan yang maha kuasa, juga kadang dapat tersembuhkan oleh pengobatan tradisional.Disinilah perlunya kita curhat dan saling membagi pengalaman
@Ado,
Makasih atas sharing pemikiran dan pemahamannya. Derita psikologis emang kompleks pada setiap individu. Sesuatu yang cocok untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Namun, sekecil apa pun, selalu ada harapan. Harapan itulah yang bisa membuat kita bertahan dan terus berjuang.
@Alboin,
Karena keterbatasan manusia, beberapa penyakit sampai saat ini belum ditemukan formula penyembuhannya. Namun kuasa Tuhan kadang diluar jangkauan nalar manusia. Saya percaya tak ada yang tak mungkin bagi-Nya. Tugas kita hanya ikhtiar maksimal dan tak berputus asa mengharap karunia dan kuasanya.
@ado, Alboin, Terima kasih atas komentar bermakna anda berdua. Semoga ini bermanfaat untuk teman-teman yang lain.
benarkah skizofrenia belum dapat disembuhkan??
menurut psikiater skizofrenia dapat disembuhkan, asalkan minum obat secara teratur dlm jangka waktu tertentu. benarkah itu?
saudara saya divonis mendrita skizofrenia. bulan juli dibawa paksa ke rsj. setelah satu bulan dia mulai memperlihatkan sikap normal. dan boleh pulang, tetapi harus minum obat terus. Namun sejak pertengahan september, dia tidak mau minum obat lagi, dg alasan obat itu bisa membuat otaknya tambah rusak. Dan kita tidak terlalu memaksa dia utk minum obat dan sekaligus kita melanggar nasehat dokter yg meminta kita utk mengawasi pasien, agar minum obat secara teratur.
sejak 1 bulan terakhir kita melihat sikap dia mulai agak aneh. 2 minggu lalu kita meminta dia utk kembali ke dokter dan minum obat, tp dia menolak. minggu lalu mulai kelihatan secara jelas, kalau dia kumat lagi. dia menjawab pertanyaan kita secara kasar & emosinya tinggi. isi pembicaraannya mulai ngawur. awal minggu ini kita mau bawa dia secara paksa ke dokter, tp dokternya minggu depan baru mulai praktek lagi.
Adakah yang bisa memberi nasehat, bagaimana caranya membawa dia kembali ke dokter??
Bulan Juli dia dibawa secara paksa oleh tim dr RSJ dg cara "dikroyok" oleh lebih dr 5 org. Kita lihatnya ga tega, saudara kita "dikroyok" di depan mata kita.. Adakah cara lain yg lebih "manusiawi"?
mohon nasehatnya. trims
Cara persuasip memang yang terbaik untuk mengajak si penderita menjalani pengobatan. Namun dalam kondisi tertentu mungkin hal itu sulit dilakukan dan kadang harus menggunakan cara-cara yang terkesan kurang manusiawi.
Saya sangat menganjurkan anda bergabung di grup facebook Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), linknya lihat di sidebar sebelah kanan.
Anggota grup ini mayoritas penderita skizofrenia, keluarga penderita dan profesional kesehatan jiwa. Anda bisa bertukar informasi di sana.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)