Oleh Tarjum
Impianku untuk menerbitkan buku akan segera terwujud. Setelah ditolak oleh empat penerbit, akhirnya penerbit yang kelima menerima naskahku. Tak lama lagi buku psikomemoarku akan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Gramedia (KKG).
Impianku Menerbitkan Buku
Sekitar 20 tahun lalu, saat aku masih bergumul dengan gangguan bipolar atau manik depresif, aku membaca sebuah resensi buku karya David H. Burns. Dalam bukunya Burns menyimpulkan, 26 tahun pertama dalam kehidupannya, dirinya merasa sebagai manusia yang paling tersisih di dunia. Pasalnya sepele gara-gara ketidakmampuannya bergaul. Penampilan pisiknya yang tidak menarik, di samping latar belakang keluarganya yang agak kolot. Dan ia merasa semakin sulit saja menyesuaikan diri dalam lingkungan teman-teman sebayanya. Burns berpikir ia tidak akan pernah berkembang.
Lantas ia menghibur diri dengan berkesimpulan bahwa ia memang tidak ditakdirkan sebagai orang dari kalangan "menonjol". Namun ia tidak bepasrah diri terhadap kenyataan. Ia berusaha bangkit, belajar dari banyak kegagalan pengalaman orang lain.
Beberapa tahun kemudian orang mengenal David. H. Burns, sebagai ketua Behavioral Science Research Foundation dan Direktur The Institut For Cognitive and Behavioral Therapies di pusat kedokteran Universitas Presbyterian Pennsilvania.
Aku terinpirasi oleh kisahnya, dari orang yang merasa paling tersisih, bisa bangkit dan sukses menjadi orang yang mampu memberi sumbangan berharga terhadap masalah kejiwaan dengan karya nyata. Sejak itu aku punya sebuah keinginan atau impian, menerbitkan buku kisah pengalamanku selama bergumul dengan gangguan bipolar. Aku berharap kisahku nantinya bisa dibaca dan bermanfaat untuk orang lain.
Mengumpulkan Catatan Harian dan Coretan yang Berserak
Aku mulai mengumpulkan catatan-catatan di buku harian dan di lembaran-lembaran kertas yang masih aku simpan. Aku juga mencoba membuka kembali memori pikiranku bebarapa tahun ke belakang saat masih bergumul dengan bipolar.
Ingatan-ingatan masa lalu mulai aku tuliskan. Kalimat-demi kalimat aku susun sampai menjadi satu atau beberapa paragraf. Tak mudah ternyata mengumpulkan dan menuangkan ingatan peristiwa masa lalu ke dalam tulisan. Kadang aku bingung, dari mana harus memulai. Kadang muncul keraguan, bisakah aku melakukan semua ini? Bisakah aku mewujudkan impian ini?
Namun, keinginan kuat dari dalam diriku mendorongku untuk terus mengingat dan menuliskan cerita pahit masa laluku. Cerita derita psikologis yang telah menjeratku selama bertahun-tahun. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan fasilitas, aku terus menuliskan ingatan-ingatan masa laluku. Kadang aku menulis secara acak atau meloncat-loncat dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain.
Perkenalanku dengan Internet
Setahun setelah lulus SMA, aku bekerja di sebuah perusahaan keluarga. Di tempat kerja itulah aku mulai berkenalan dengan komputer. Aku belajar menggunakan komputer kepada seorang rekan kerja yang sudah cukup mahir mengoperasikan komputer. Waktu itu komputernya masih menggunakan sistem operasi DOS dengan perangkat lunak bernama Lotus.
Beberapa tahun kemudian aku mulai mengenal internet dan belajar bagaimana berselancar di dunia maya. Aku belajar membuat dan menggunakan email. Lalu aku belajar membuat website. Waktu itu aku belum mengenal blog. Aku jadikan website sebagai media untuk berbagi cerita dan pengalaman psikologis.
Cerita pengalamanku yang sebagian sudah aku susun, secara bertahap aku upload dan ditampilkan di halaman-halaman website sederhana yang aku buat.
Mengirimkan Naskah ke Penerbit
Menerbitkan naskah kisah pengalamanku adalah impianku. Aku tak pernah melepaskan salah satu impian terbesarku ini. Perjalanan cukup panjang dari sejak aku mulai mengenal internet sampai membuat website dan blog psikologi, aku anggap sebagai jalan memutar yang semakin mendekatkanku ke arah impianku.
Setelah sebagian kisah pengalamanku ditampilkan di situs pribadiku, kisah itu aku lengkapi dan aku perbaiki untuk format buku cetak. Karena tulisan untuk situs dengan format cetak sedikit berbeda. Setelah selesai direvisi, pada pertengaham tahun 2005, naskah kisahku tersebut aku cetak dan aku kemas sebaik mungkin, lalu aku kirimkan ke salah satu penerbit ternama di Jakarta.
Aku sangat berharap naskah itu akan diterima dan diterbitkan menjadi sebuah buku. Hasilnya? Setelah menunggu dengan harap-harap cemas selama kurang lebih tiga bulan, akhirnya datang juga jawabannya. Aku menerima amlop besar dari penerbit, naskahku dikembalikan. Artinya, naskahku ditolak!
Agak kecewa juga sih, tapi aku berusaha berpikir positif, mungkin naskahku memang kurang berbobot atau gaya tulisanku kurang menarik. Aku mencoba memperbaiki naskah tersebut dengan menambahkan beberapa tulisan baru yang masih berhubungan dengan kisahku.
Perbaikan naskah agak tersendat karena kesibukan kerjaku. Perbaikan naskah bahkan sempat terhenti karena aku dipindah tugaskana ke bagian lapangan, sehingga aku jarang menyentuh komputer. Perbaikan naskah kadang aku lakukan di warnet atau di komputer milik seorang teman.
Pada pertengahan tahun 2008, aku pindah kerja ke sebuah perusahaan modal asing di daerahku. Di perusahaan ini aku kembali bersentuhan dengan komputer. Aku punya lebih banyak waktu dan kesempatan untuk memperbaiki naskahku. Saat jam istirahat atau selepas jam kerja malam hari, biasanya aku menyempatkan diri untuk merevisi naskahku sedikit demi sedikit.
Akhirnya naskah kisah pengalamanku ini selesai juga aku revisi. File naskah itu aku bawa ke rental langgananku untuk di cetak. Dengan harapan besar dan keyakinan tinggi, amplop besar dan tebal berisi naskah lengkap itu aku bawa ke kantor pos terdekat. Dikirimlah amplop naskah itu kepada salah satu penerbit besar di Jakarta.
Aku sudah mengantisipasi, jika penerbit itu nantinya menolak naskahku, aku akan kirim lagi ke penerbit lain. Ditolak lagi, dikirim lagi ke penerbit lain, demikian seterusnya sampai naskahku di terima oleh salah satu penerbit dan jadi sebuah buku. Aku bertekad, tak akan menyerah untuk mewujudkan salah satu impian terbesarku ini. Karena aku percaya, naskahku ini layak untuk diterbitkan dan bermanfaat untuk orang banyak.
Setelah beberapa bulan menunggu, aku menerima pemberitahuan dari penerbit tersebut. Naskahku dikembalikan alias ditolak. Alasannya, tidak sesuai dengan tema penerbitan penerbit tersebut. Kecewa? Ya! Tapi aku belum mau menyerah. Aku mencoba menghubungi seorang teman yang beberapa bukunya sudah diterbitkan. Aku meminta bantuannya untuk memperkenalkan naskahku kepada penerbit yang sudah dia kenal baik di Yogyakarta. Dia menyambut baik niatku, naskahku aku kirim melalui dia ke penerbit tersebut.
Setelah beberapa lama menunggu, tak kunjung ada jawaban. Sepertinya penerbit ini juga menolak naskahku. Menurut penilaian temanku, cerita dalam naskahku ini terkesan datar, kurang greget dan kurang dramatis. Sejak itu aku tak pernah menanyakan lagi nasib naskahku itu. Aku tak ingin merepotkan temanku yang sangat baik hati ini.
Aku masih belum mau menyerah. Naskahku aku revisi lagi. beberapa bagian aku hapus, beberapa bagian yang lain aku tambahkan. Susunan ceritanya aku rombak agar lebih fokus dan punya greget. Setelah selesai direvisi, naskahnya aku print dan aku kirim ke salah satu penerbit ternama di Bandung. Bagaimana jabawannya?
Bersambung....Silakan simak lanjutan cerita ini pada posting berikutnya.
Silakan sampaikan pendapat anda di kolom komentar.Curhatkita versi mobile, masukan URL ini: http://mippin.com/curhatkita atau http://buzzcity.mobi/curhatkita di browser ponsel anda.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Selamat kang Tarjum. Dengan diterbitkannya buku kang Tarjum semoga menjadi inspirasi kebaikan buat rekan rekan yang lain dan membawa kebaikan untuk dunia dan akherat, menjadi ladang amal pencerah bagi orang orang pengidap bipolar.
Dinskizo.
@Dinskizo dan teman-teman curhatkita,
Terima kasih atas dukungan dan do'a anda sekalian.
Semoga proses penerbitannya berjalan lancar dan sukses.
Adakah diantara teman-teman yang berniat menerbitkan buku?
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)