Oleh Tarjum
Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya. Langsung saja silakan simak lanjutan ceritanya sampai selesai ya :) Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Setelah sekitar tiga bulan menunggu, aku memperoleh jawaban. Aku menerima selembar amplop tipis dari penerbit. Dengan hati berdebar-debar aku membuka amplop tersebut, kali ini disaksikan oleh istriku. Segera aku baca suratnya. Isinya? Naskahku ditolak dengan alasan yang hampir sama, belum sesuai dengan tema penerbitan.
Setelah naskahku ditolak oleh empat penerbit, muncul sebuah ide untuk mengemas naskahku ini dalam format buku elektronik atau e-Book. Dalam bentuknya berupa format digital, e-Book ini bisa download via internet kapan saja dan dari mana saja. Proses distribusinya pun lebih cepat, praktis dan efisien. Maka jadilah kisahku ini aku buat dalam format digital berupa e-Book. e-Book yang aku promosikan di blog ini, ternyata cukup diminati. Beberapa orang pengunjung blog sudah mendownload e-book ini.
Seorang Staff Penerbit Memintaku Kirimkan Naskah
Hari itu pagi-pagi aku berangkat ke Jakarta. Aku akan menghadiri undangan seminar Psikiatri Komunitas di Hotel Borobudur. Sekitar jam 09.00 WIB, aku sudah sampai di Jakarta. Aku masih di metromini dalam perjalan menuju lokasi seminar. Tiba-tiba HP-ku berdering, seseorang meneleponku. Begitu aku buka panggilan telepon itu terputus.
Tak lama kemudian aku menerima sms dari nomor yang tak kukenal. Sms aku buka, ternyata dari orang yang barusaja teleponnya terputus. Sms-nya mengejutkan sekaligus menggembirakan. Dia mengaku dari penerbit Elex Media Gramedia, Jakarta. Dia meminta waktu untuk menelepon. Dengan segera aku balas ya! Kebetulan aku akan segera turun dan berganti angkutan.
Setelah turun dari metromini di depan Atrium Senen, aku mencari tempat yang tidak terlalu bising oleh suara kendaraan. Tak lama kemudian HP-ku berdering, aku buka dan aku terima telepon. Yang bicara ditelepon adalah seorang perempuan, dari penerbit Elex Media. Dia memintaku mengirimkan file e-book kisah pengalamanku yang aku promokan di blog. Dia memberiku alamat email untuk mengirimkan file naskah kisahku tersebut. Dengan perasaan sumringah aku mengiyakan dan berjanji akan mengirimkan file naskah esok harinya.
Keesokan harinya aku kirimkan file naskahnya via email. Dalam email balasannya dia berjanji akan mengabariku secepatnya setelah naskahnya selesai di review.
Beberapa hari kemudian saat aku online di facebook, ada seorang teman yang mengirimkan pesan melalui chat box facebook. Kami berdua terlibat dalam obrolan. Ternyata sang teman inilah yang merekomendasikan naskah e-book-ku kepada staff penerbit Ekex Media yang beberapa hari sebelumya memintaku mengirimkan naskah. Teman online yang baik hati ini bernama Titiana Adinda, seorang penulis buku True Story. Tak tanggung-tanggung, 8 buku true story karyanya sudah diterbitkan Penerbit Elex Media Komputindo, luar biasa! Dia mengaku sudah membaca sebagian cerita pengalaman bipolarku di e-book-ku.
Sebulan berlalu, sang teman yang baik hati ini kembali menyapaku lewat chat box facebook. Dia menanyakan tentang kabar naskah yang aku kirimkan ke penerbit. Dia menyarankan untuk menanyakan kepada penerbit tentang status naskahku, diterima atau ditolak.
Dua hari kemudian aku mengirim email kepada staff penerbit Elex Media, menanyakan status naskah true story-ku. Esok harinya, tepatnya hari Jum’at, 26 November 2010. aku menerima email jawaban dari staff Elex Media. Bagaimana jawabannya? Inilah emailnya :Pagi, mas Tarjum
Ya naskah Mas bisa diterbitkan, insya Allah buat bulan Januari, apa mau dikasih foto2, Mas?
Silakan kalo mau, kirimkan aja jpeg-nya, dan kasih keterangan satu baris di bawahnya, kejadiannya apa, tahun berapa?
Btw, Mas emang belum pernah ke psikolog/psikiater? Sekali pun?
Tq.
Alhamdulillah ya Allah, perjalanan panjangku akan segera sampai di tujuan. Impianku untuk menerbitkan buku akan segera terwujud. Setelah empat penerbit menolak, penerbit yang kelima ini menerima naskahku. Tak lama lagi bukuku akan segera terbit. Yang cukup membanggakan naskahku ini akan diterbitkan oleh salah satu penerbit ternama negeri ini.
Terima kasih untuk teman-teman pengunjung setia blog curhatkita dan teman-teman online-ku yang lain, yang telah membaca artikel-artikel dan e-book di blog ini. Berkat dukungan anda sekalian, aku tetap bersemangat untuk menulis dan terus menulis, membagikan pengalaman dan pengetahuan yang aku miliki. Berkat dukungan dan do’a teman-teman pula akhirnya naskah kisah pengalamanku diterima dan akan diterbitkan menjadi sebuah buku.
Mohon do’anya juga ya, semoga proses penerbitan bukunya berjalan lancar dan sukses. Aku percaya kekuatan do’a itu luar biasa.
Salam sejahtera,
Tarjum
Owner & Admin Blog CurhatkitaCurhatkita versi mobile, masukan URL ini: http://mippin.com/curhatkita atau http://buzzcity.mobi/curhatkita di browser ponsel anda.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Waaah, selamat ya Mas Tarjum.. ditunggu bukunya. Kemaren di Gramedia gw juga nemu buku tentang kisah nyata penderita bipolar judulnya ada Manik Depresif-nya lengkapnya gw lupa.
@Inilah diriku,
Makasih atas dukungannya ya. nanti klo dah terbit saya kabarin. klo mau sekalian jadi tim marketing bukunya..:D
Wah perjuangan yang pantang menyerah...
Hebat ...
@lovepassword, terima kasih atas komentar dan apresiasi positifnya.
Saya suka dengan kata “Pantang Menyerah” dan saya selalu berusaha untuk menerapkan kata luar biasa dalam tindakan nyata. Terutama saat menghadapi situasi sulit.
Saya selalu berusaha menasihati dan memotivasi diri-sendiri dengan kata-kata “Jangan Pernah Menyerah! Jangan Sekali-kali Menyerah!”
Ternyata kata-kata itu cukup ampuh.
Lha aku baru 2 penerbit aja udah mati rasa gini heheheheh....*jadi maluw
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)