Cerpen Curhatkita
Cerpen ini merupakan karya Nisa, seorang gadis yang sedang berjuang untuk meraih impian-impiannya. Menghadapi beragam tantangan dan rintangan dengan keteguhan jiwanya. Dia suka menuangkan suara-suara hatinya dalam bentuk cerita pendek.
Rencananya cerpen-cerpen Nisa akan hadir di blog Curhatkita setiap akhir pekan. Semoga cerita yang lahir dari goresan-goresan pena Nisa ini bisa memberi warna dan menyegarkan jiwa anda.
Inilah cerpen pertama Nisa untuk blog Curhatkita :
"Jejak Langkah"
Oleh Nisa
"Kenapa kamu tertarik dengan penyakitku ? Kata dokter aku ini skizofrenia. Penyakit apa yah itu ? Dan kenapa aku harus minum obat dan di rawat di sini ? Kenapa kamu mau berteman denganku sementara semua orang menjauhiku ?" Kata gadis itu yang ternyata bernama Tiara.
Wajahnya kelihatan sedih. Dia berbicara dengan tatapan mata kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Dan entah apa juga yang telah menyeretku untuk menyelami dunianya yang kupikir begitu rumit untuk di mengerti.
Apakah aku terjebak dalam dunia Tiara ? Ah,tidak mungkin. Ini semua cuma rasa kasihan pada Tiara.Tidak lebih.
Aku memprotes pikiranku yang menurutku sudah berpikir terlalu jauh di luar jangkauanku. Dan aku harus menghentikan pikiran ini sebelum berkembang lebih jauh. Dan pilihannya adalah untuk sementara menjauh dari Tiara.
"Maafkan aku Tiara. Aku sayang padamu. Maafkan kalau aku mengecewakanmu. Aku tidak ingin ini terjadi. Tapi,ini demi kebaikanku. Aku hanya tidak mau diriku berakhir seperti dirimu."
Tanpa terasa air mata mulai berlinang membasahi wajahku.Tak lagi dapat kubendung. Sehari,dua hari, tak terasa sepuluh hari sudah hidupku mulai terasa sepi tanpa Tiara. Yah, aku sangat rindu Tiara hari itu.
Akhirnya, kuputuskan untuk pergi menemui Tiara. Setiba di sana,sebuah gedung tua tempat di mana Tiara di rawat selama ini. Alangkah terkejutnya aku tatkala mendengar kabar Tiara dari salah satu perawat yang merawat Tiara selama ini. Ia telah pergi jauh. Lagi-lagi,air mataku tak dapat ku bendung.
Mengalir tanpa bisa kucegah."Maafkan aku Tiara. Kau pasti sangat menderita dan kesepian. Maafkan kalau aku tak ada di sisimu justru disaat kau harus berjuang menghadapi penyakitmu yang lain.”
“Kau wanita hebat yang pernah aku kenal,Tiara. Meski kini hanya jejak langkah dari ketegaran dirimu yang patut kutiru. Terima kasih Tiara." Aku memandang langit biru di atas kepalaku. “Bisa kulihat sungguh Tiara tersenyum padaku. Oh,sungguh wanita hebat." Bisikku pelan.
Aku berusaha memandang wajahnya dan senyumnya yang sangat menawan di langit sana. Aku pun berusaha untuk tersenyum. Yah, tersenyum padanya.
Jakarta, Desember 2010
Anda bisa berteman dan mengenal Nisa lebih dekat di Facebook.
Bagaimana tanggapan anda mengenai cerpen ini? Kami tunggu komentar anda.
Jika menurut anda tulisan ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook dengan mengklik tombol share di bawah atau di atas posting ini. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Cerpen ini bisa dibaca dari ponsel anda. Masukan URL ini: http://mippin.com/curhatkita atau http://buzzcity.mobi/curhatkita di browser ponsel anda.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Nisa, cerpen-cerpen anda akan memberi warna dan kesegaran untuk blog curhatkita. Semoga cerpen-cerpen anda bisa memberi inspirasi kepada para pengunjung blog ini.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)