Oleh Sati
“Satu hal yang aku yakin, bahwa ODS (orang dengan skizofrenia) juga punya hati dan rasa, berhak juga untuk bahagia.”
Tak terfikir olehku untuk menikah di usia muda.
Semula aku hanya berfikir akan tanggung jawabku terhadap Ibu dan adikku yang saat ini masih sekolah.
Aku tak mungkin membagi kasih sayang, perhatian, waktu dan juga tanggung jawabku sebagai tulang punggung keluarga sepeninggal Ayah. Namun Allah berkehendak lain, aku dipertemukan dengan seorang pria berusia 29 tahun dengan cara yang tak pernah aku duga sebelumnya.
Proses perkenalan yang begitu natural antara kami dan juga keluarga kami, mengalir seperti air. Seorang pria yang bisa menerima aku dan mengerti posisiku dalam keluarga, bahkan dia juga sangat menyayangi keluargaku.
Suatu saat, ia mengatakan ingin mengungkapkan kejujuran, saat itulah aku 'berkenalan' dengan SKIZOFRENIA, sesuatu yang sudah melekat di kehidupannya sejak bertahun-tahun lalu. Aku berusaha mencari tahu tentang skizofrenia dari berbagai sumber. Apa yang aku dapat dari artikel dan cerita nyata yang kubaca memang bukan sesuatu yang indah untuk dibayangkan.Dia bertanya dan bertanya lagi, yakinkah aku untuk menikah dengannya, tidakkah aku takut, bagaimana jika suatu saat ia tidak mampu mancari nafkah, bagaimana jika ia harus minum obat seumur hidupnya, apakah aku sanggup mendampinginya seumur hidup, ataukah dia hanya pantas menikah dengan seorang ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) juga.
Sambil tertawa, aku balik bertanya, "Kenapa mesti takut, Mas masih manusia juga kan?"
Dia hanya menjawab dengan senyuman dan tawa.
Aku yakin dia tak puas dengan selorohanku itu. Aku melanjutkan jawabanku, "Allah itu adil Mas, Dia mempertemukan kita, mungkin sudah takdir seperti itu. Siapapun di dunia ini, punya hak yang sama untuk mencintai dan dicintai, juga berhak untuk mendapat kebahagiaan, termasuk kita. Soal rejeki, Allah udah atur, ga akan ketuker yang penting kita berusaha semampu kita."
Aku pun memberikan penjelasan kepada keluargaku tentang hal ini. Beruntungnya aku memiliki keluarga yang bisa menerima orang yang akan menjadi suamiku, sekalipun dengan skizofrenia. Delapan bulan aku mengenalnya, dan aku merasa yakin untuk menerimanya menjadi suamiku.
Kamipun melangsungkan pernikahan. Sesuai dengan janjinya, tak ada yang berubah atas tanggung jawabku terhadap keluarga. Bahkan dia banyak mengingatkanku untuk lebih menghormati dan menyayangi Ibu, orang tuaku satu-satunya yang kumiliki. Dia juga sosok suami yang menjadi imam bagiku dalam agama.
Aku berusaha menyelami apa yang dirasakan suamiku selama ini, terkadang sulit kumengerti, tapi aku selalu mencoba untuk memahaminya. Aku banyak mendapatkan pelajaran untuk menjadi orang yang lebih sabar. Memang tidak semuanya bagian akan terlihat indah dan sempurna.
Hidup bersama ODS membuat hidupku lebih berwarna. Satu hal yang aku yakin, bahwa ODS juga punya hati dan rasa, berhak juga untuk bahagia. Semoga Allah senatiasa memberikan karunia cinta kepada kami berdua hingga kematian yang memisahkan pada waktunya.Luar biasa!
Saya salut akan keberanian, keyakinan dan ketulusan Sati untuk menerima seorang pria ODS menjadi pendamping hidupnya.
Cinta memang buta. Tapi saya yakin Sati tidak ‘buta’ saat memilih pria pendamping hidupnya. Dia mengambil keputusan bukan hanya berdasarkan emosi, tapi lebih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Bahkan sudah diperhitungkan dengan cermat segala konsekuensinya.
Semoga keluarga Sati selalu mendapat petunjuk, perlindungan dan limpahan kebahagiaan dari-Nya.
Saya berharap, mereka yang menjadi pendamping hidup ODS, ODB atau ODMK sempat membaca dan terinspirasi cerita yang luar biasa ini.
Tarjum
Inspirasi apa yang anda dapatkan dari cerita ini? Silakan sampaikan di komentar.
Jika menurut anda tulisan ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook dengan mengklik tombol share di bawah atau di atas posting ini. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Tentang Penulis : Sati (nama samaran), seorang perempuan berjiwa besar yang menjadi penamping hidup penuh cinta seorang ODS.
[Photo:stock.xchng]
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
subhanallah........I was speechless...
Kekuatan cinta yang akhirnya menyatukan mereka. Ingin berkenalan dengan Sati...bagaimana caranya ya..?
@Juminten,
Cerita ini memang membuat saya merenung dan kagum.
@Entik,
Nanti saya sampaikan kepada penulisnya.
Terima kasih atas komentar anda berdua.
Ingin baca lebih jauh...aku juga ingin kenalan.Trims
Anonim, silakan baca sepuasnya artikel-artikel di blog ini, gratis kok :D
Jika ingin kenalan dengan admin blog ini ada kontak yang bisa dihubungi, lihat di pojok kiri bawah halaman blog ini, gampang kan :D
Anda hanya perlu membayar untuk buku dan ebooknya, itu pun dengan harga yang sangat terjangkau :)
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)