BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Homesick

    

Cerpen Curhatkita #18

Oleh Veronica

"Aduh, kenapa sih Papa maunya pergi yang jauh-jauh, mana baru pulang empat hari lagi. Bete deh. Kalo di rumah aku pengen jalan, kalo jalan aku pengen cepat-cepat pulang. Gejala apa sih ini, ya?" pikir Dewi saat itu, jam itu, detik itu juga.

"Apa ini yang di namakan gejala homesick? Yang sering orang bilang gejala yang muncul pertama kali adalah kangen rumah. Whaattt?? Sejak kapan, aku jadi dokter? Kok, bisa-bisanya mendiagnosa gejala penyakit sendiri yah??" pikir Dewi menyadari kebodohannya sendiri.

Ia tertawa kecil kala mengingat apa yang baru saja di keluhkannya. "Ah, itu sih nggak perlu dokter. Aku juga tau itu gejala apa. Whuaaa...Mamaaa, Paaapaaa, aku mau pulang. Aku kangen rumah." teriak Dewi tidak bisa lagi menahan gejolak rindu yang ada dalam dirinya.

"Hush, lagi apa non? Pagi-pagi, udah melamun. Kangen rumah lagi, yeh? Hehehe..." sapa Mona yang tiba-tiba muncul datang tak di undang pulang tak di antar kayak jelangkung. "Udah rumah nggak perlu di kangenin.”

“Tuh, rumah nggak akan pergi kemana-mana kok." kata Mona lagi sambil mencoba untuk menghibur Dewi.

"Aduh, bikin kaget saja, sih! Untung aku nggak jantungan bisa mati nanti. Gimana,ayo?" kata Dewi terkejut. "Ya, iyalah kangen rumah masa kangen cowok!" jawab Dewi sambil tersenyum lebar," Lagipula, ngapain sih tiba-tiba kamu tanya hal itu? Kangen rumah juga Mon?" tanya Dewi sambil tersenyum manis," Apa, kangen si Mr India itu?"

"Mr India? Ah, males mikirin cowok buaya darat kayak dia.”

Aku udah putus sama dia. Lho, ngomong-ngomong kok topik pertanyaan jadi di tujukan ke aku sih. Sekarang kembali, ke topik semula. Siapa tau, kamu lagi kangen sama itu tuh?" goda Mona sambil tertawa cekikikan." Pangeran impianmu, sedang menunggu kamu tuh, di Jakarta! Hmm...mungkin juga sekarang lagi memikirkanmu juga, kapan yah putri impianku pulang? Aku kangen nih. Tak sabar ingin bertemu dengannya." goda Mona sambil tertawa cekikikan.

Dewi mencubit lengan Mona, yang dibarengi dengan teriakan Mona. Meringis kesakitan."Aduh, sakit tau. Iya deh, ampun, ampun tuan putri hamba tidak sengaja menggoda tuan putri." pinta Mona sambil tertawa.

"Ih, awas yah kalo menggoda aku lagi! Tiada ampun bagimu, nona cantik. Hah?? Maksud kamu itu siapa?? Pangeran impian yang mana?? Mana ada yang mau sama aku." tanya Dewi pura-pura tidak tau. "Bukannya, pangeran impianmu sendiri juga sedang menunggu di Jakarta?”

Atau si Mr India itu Mon, yang tergila-gila padamu. Lautan akan ku sebrangi. Gunung pun akan kudaki, asalkan kau bersamaku putri cantikku!" balas Dewi sambil tertawa terpingkal-pingkal. Kalo mengingat si Mr India yang sibuk mengejar-ngejar Mona.

"Enak aja kamu, cowok aneh si buaya darat itu? Nggak level, ah!" kata Mona dengan wajah cemberut. "Ah, masa sih kamu nggak tau atau pura-pura nggak tau, nih! Itu tuh cowok bermata besar tetangga barumu, Dew.”

Yang tiap pagi, rajin menyapa kamu dengan logat bahasa mandarinnya. Ni hao ma? Apa kabar? Hehehe." goda Mona lagi." Tapi, aneh juga ya Dew, kok, tiap kali menyapa cuma Ni hao ma saja? Apa dia cuma bisa Ni hao ma saja, yah? Hihihi..." kedua alis Mona mengkerut bingung.

Pikiran Dewi mulai melayang. Ia teringat cowok Indo itu dengan sapaan khasnya. "Ni hao ma!" lucu juga plus bonus senyumnya yang sangat menawan.

Pertama kali, Dewi seperti orang bodoh. Dia sama sekali nggak mengerti Bahasa Mandarin. Sampai Dewi memutuskan untuk ikut les Bahasa Mandarin. Hingga suatu hari, Dewi terlibat percakapan di pagi hari dengan Greg cowok bermata besar itu.

"Ni hao ma?" kata Greg cowok bermata besar itu.

"Hah, apa makan? Oh, saya sudah makan tadi. Makasih." jawab Dewi dengan perasaan bingung.

"No...no eating. But, how are you?" kata Greg sekali lagi. Ia memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi kerennya miscommunication.

"Oh, how are you? Oh, aku mengerti maksudnya apa kabarmu. That's your mean, kan?" tanya Dewi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Greg mengangguk. "I'm fine. Thank you." jawab Dewi lembut.

Hmm...Dewi jadi teringat kata-kata Mona tadi, bener juga yah? Aneh, tiap kali menyapa cuma Ni hao ma saja. Jangan-jangan nih cowok, cuma bisa Ni hao ma saja. Dewi jadi curiga. Ah, tapi masa bodoh lah. Yang penting cowok itu sudah membuat dirinya tertarik ikut les Bahasa Mandarin yang amat sangat membosankan.

Dan nggak ada yang bisa di kecengin. Lao zhi-nya jelek. Nggak ada keren-kerennya. “Ya, iyalah lao zhi-nya kan,udah tua. Hihihi..” Dewi tertawa geli. “Cuma orang buta saja kali yah yang bilang kalo lao zhi-nya alias gurunya itu keren, ganteng, dan handsome.

"Hei, ditanya kok malah diam saja! Melamun lagi?" Mona menepuk bahu Dewi cukup keras. Seketika membuyarkan semua lamunannya. "Hmm...coba ku terka? Pasti, lagi mikirin si Ni hao ma itu, kan? Kangen yah, neng?”

“Hihihi...tuh, pake ketawa- ketawa sendirian lagi." tebak Mona sok yakinnya.

"Ih, bikin kaget saja sih! Sok tau, kamu Mon. Sejak kapan, kamu jadi peramal?" jawab Dewi kesal," Biarin lebih baik si Ni hao ma daripada si Mr India itu. Yang kepalanya botak udah kayak lapangan golf aja tuh, kepala. Pusing, gara-gara mikirin cintanya ditolak terus sama kamu. Hehehe... tapi salut dengan perjuangan dan tekadnya. Nggak pernah menyerah. Meski udah di timpuk panci 7 kali, di gigit anjing galak 7 kali, di siram air 7 kali, di lempar sandal 7 kali plus juga belum lagi di keroyok orang sekampung di kira teroris 7 kali juga. Salut, salut hahaha!" Dewi tertawa cekikikan membayangkan si Mr India itu.

"Ah, tuh kan kamu jahat Dew. Ngapain sih, bicarain si Mr India itu lagi. Udah jelek, bau, pelit, buaya darat itu lagi. Ah, aku benci deh." kata Mona ngambek. "Pake tertawa sendirian lagi, pasti deh lagi membayangkan aku dan Mr India itu,yah?" terka Mona lagi.

"Ih, malah ngambek!" kata Dewi sambil tertawa geli, "Kok, kamu tau sih kalo aku emang lagi membayangkan kamu dan si Mr India itu jadi pacaran denganmu. Lucu pasti yah!"

Bersambung...


Jakarta, April 2011
Jika menurut anda cerpen ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.

Tentang penulis : Veronica, tinggal di Jakarta. Anda bisa berkenalan lebih dekat dengan perempuan yang hobi membaca dan menulis ini di akun facebooknya.



Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial