Oleh Tarjum
Ada sebuah cerita menarik dari seorang teman.
Dia seorang pebisnis, juga seorang yang religius.
Dia cerita, ada seorang Pria kaya yang menderita sakit kronis. Sudah berobat ke dokter dan rumah sakit terbaik di dalam dan luar negeri, tapi sakitnya tak kunjung sembuh.
Lalu dia bertanya kepada seorang ulama, “Pak Kyai, saya sudah berobat ke mana-mana, bahkan kepada dokter terbaik dan rumah sakit terbaik. Tapi sampai saat ini penyakit saya tak kunjung sembuh. Bagaiman menurut Pak Kyai?”
Apa jawaban Pak Kyai?
“Anda salah!”, kata Pak Kyai dengan tenang, “Selama ini yang anda cari adalah rumah sakit terbaik, dokter terbaik, obat terbaik! Anda tidak mencari yang memiliki penyakit, yang memiliki obat, bahkan yang memiliki diri anda, TUHAN!”
“Maksud Pak Kyai?!”
“Harusnya yang anda cari Tuhan dulu! Yang menciptakan segala penyakit dan menciptakan segala obat dan penyembuhannya. Kalau Anda sudah mengenal Tuhan dan dekat dengan-Nya, tak ada yang sulit bagi-Nya, termasuk penyembuhan penyakit anda. Anda Faham?!” kata Pak Kyai dengan lugas.
Si Pria kaya mengangguk tanda mengerti.
Dia mengikuti saran-saran dari Pak Kyai, apa dan bagaimana yang harus dia lakukan untuk penyembuhan penyakitnya.
Akhirnya, setelah si Pria kaya tadi mengikuti semua saran dari Pak Kyai, atas izin Tuhan, dia sembuh dari sakitnya.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari cerita di atas?
Mungkin selama ini kita terlalu sibuk mencari berbagai macam obat, terapi, dokter, psikiater, psikolog dan rumah sakit terbaik untuk mengobati penyakit yang kita derita. Namun kita lupa mencari Tuhan!
Kita lupa meminta petunjuk-Nya! kita lupa memohon kesembuhan dari-Nya!
Bahkan kita lupa akan janji kita sendiri kepada-Nya. Janji untuk mengikuti segala petunjuk-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Saat Dia memanggil untuk menghadap, kita sering menunda-nunda bahkan melewatkannya, karena terlalu sibuk dengan urusan kita.
Saat Tuhan menyediakan waktu khusus untuk kita mengadu dan memohon kepada-Nya di sepertiga malam, kita terlalu malas untuk bangkit dari tempat tidur.
Bagaimana Tuhan mau memperhatikan kita, kalau kita malah menjauhinya? Bagaimana Tuhan mau mengabulkan permintaan kita, kalau kita mengingkari janji pada-Nya?
Benarkah demikian?
Mari kita sama-sama renungkan.
Mari kita sama-sama mencari, mendekati dan mengenal-Nya.
Kalau kita sudah kenal dan dekat dengan-Nya,
tak ada apa pun yang sulit bagi-Nya.
Karena Dia maha pengasih dan penyayang.
Apa dan bagaimana pendapat anda tentang pencarian akan Tuhan dan kaitannya dengan penyembuhan derita psikologis? silakan berbagi di komentar.
Jika menurut anda posting ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Tentang Tarjum
Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini. Ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
mantap, setuju banget dah :D
yaa..tidak semua orang memiliki tingkat keimanan yang sama, sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya fokus mengangkat tema "holistik sebagai solusi" untuk masalah psikologisnya.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)