Cerbung
Curhatkita
Oleh Tarjum
Cerita sebelumnya
.....Akhirnya malam itu Jaka duduk sendiri di teras depan rumah Rina dengan perasaan tak menentu. Jaka mencoba menebak-nebak, kemana gerangan Rina pergi. Apakah dia pergi ke rumah temannya atau pergi dengan seseorang?
Malam semakin larut. Belum ada tanda-tanda Rina pulang. Jaka bangkit, melangkah ke rumah Yanti, kakaknya Rina.
“Kak, mau pamit pulang, salam aja buat Rina,” kata Jaka.
“Lho kok, pulang? Kan belum ketemu Rina?”
“Gak apa-apa Kak, nanti aja, Rina nya belum pulang juga sih. Salam aja buat Rina.”
“Ya, nanti kakak bilangin ke Rina.“
Dengan hati kecewa Jaka meninggalkan rumah Rina.
Empat hari kemudian, Jaka berniat menemui Rina di rumahnya. Sudah hampir 2 minggu tak ketemu dan tak mendengar suaranya. Rasa rindu menggelora di dadanya. Tapi, Jaka ragu, maukah Rina menemuinya? Jangan-jangan Rina menghindar seperti malam Minggu kemarin.
Sambil duduk di jok motornya, Jaka merenung, masih belum faham apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Rina menghindarinya?
“Ke rumahnya jangan ya malam ini? Tapi rasa rindu ini terus mengganggu pikiranku. Aku tak kuasa mengendalikannya. Aku hanya ingin melihat wajahnya, senyumnya dan mendengar tawanya,” gumam Jaka, dalam kegalauan suasana hatinya.
Jaka menghidupkan motornya. Perlahan motor Honda Tiger warna hitam itu melaju pelan ke rumah Rina.
Sesampainya di depan rumah Rina, suasana tampak sepi. “Jangan-jangan Rina gak ada di rumah?” Pikir Jaka.
Ketika motor berhenti di depan rumah Rina, yang keluar Esti, kakaknya Rina. Belum sempat Jaka nanya, Esti sudah ngomong duluan, “Rina tadi keluar, katanya sih, mau ke rumah temennya.”
Oh…, ya, gak apa-apa, aku tunggu aja di sini, siapa tahu bentar lagi dia pulang,” jawab Jaka, menyembunyikan kekecewaannya.
“Kangen ya, lama gak ketemu?” tanya Esti setengah bercanda.
“Iya sih, aku kangen banget, udah dua minggu gak ketemu.”
“Ditemenin ngobrol sama kakak mau gak?” tanya Esti.
“Boleh!” jawab jaka singkat
Saat ngobrol dengan Esti, Jaka lebih banyak diam. Esti lah yang lebih banyak bicara. Pikiran Jaka nggak konsen, masih melayang kemana-mana, membayangkan wajah Rina, sang kekasih yang mulai menghindar darinya.
5 bulan sebelumnya…
Kembali ke masa-masa awal hubungan Jaka dan Rina. Ketika prahara cinta belum menerpa jalinan kasih mereka berdua.
Pertemuan Pertama Jaka dan Rina
Rina memang cantik dan sexi. Dia juga ramah, murah senyum, gaul dan mudah akrab dengan siapa saja. Karena itulah mungkin banyak pria yang menyukai dan mengincarnya. Jaka harus bersaing ketat untuk mendapatkan cintanya.
Anehnya, Jaka tidak jatuh cinta pada pandangan pertama. Justru saat pertama kali melihat Rina, di mata Jaka dia terlihat biasa-biasa saja. Gadis hitam manis yang sexi dan sintal dengan rambut sebahu.
Sebaliknya, Rina jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Jaka. Rina melihat Jaka sebagai cowok atletis dan sexi.
Jaka, orangnya pendiam, cenderung tertutup dan terkesan dingin kepada perempuan. Tapi justru karena Jaka yang tampak dingin dan misterius itulah yang membuat Rina jatuh cinta dan penasaran ingin mengenal Jaka lebih dekat.
Setiap malam minggu Jaka dan teman-temannya suka ngadain acara makan bareng. Biasanya mereka masak nasi liwet dan ayam bakar. Setelah masak, mereka makan rame-rame.
Malam itu, saat Jaka dan teman-temannya sedang asyik ngobrol sambil nunggu nasi matang, Rina datang dengan seorang temannya. Rina tampak cantik, berkulit sawo matang, berambut pendek sebahu.
Jaka sudah tahu dari Eka, teman dekatnya tentang gadis hitam manis itu. Menurut Eka, Rina sudah kenal dengan Rudi, teman Jaka.
Jaka tak terlalu memperhatikan Rina, malam itu. Jaka hanya melihat sekilas ke arah Rina yang berdiri tak jauh darinya. Sambil makan nasi liwet, beberapa kali Rina melirik ke arah Jaka. Yang tak menyadari kalau Rina diam-diam memperhatikannya.
Tamu Tak Di Undang
Malam itu, beberapa hari kemudian setelah berkenalan dengan Rina, belum ada rasa apa-apa di hati Jaka. Meski demikian, Jaka merasa bahagia dan merasa lebih percaya diri, karena dia bisa mengalahkan rasa takutnya untuk berkenalan dengan cewek.
Saat Jaka sedang santai nonton TV, tiba-tiba datang sahabat dekatnya, Eka.
“Je, sini bentar! “Ada yang mau ketemu kamu tuh!”
“Mau ketemu aku? siapa?” Jaka tampak kaget dan penasaran.
“Cewek cakep!” ujar Eka sambil cengar-cengir, bikin Jaka tambah penasaran.
“Sini! Ikut Aku!” tanpa menunggu jawaban Jaka yang masih melongo bingung, Eka ngeloyor pergi menuju rumah Dodo yang bersebelahan dengan rumah Jaka.
Dengan hanya mengenakan celana Jeans dan singlet, jaka mengikuti langkah Eka, menuju rumah Dodo, teman Jaka. Di ruang tamu sudah duduk menanti Nani, istri Dodo dan seorang gadis. Siapakah gadis manis itu?
Bersambung...
Jika menurut anda cerita ini cukup menarik dan memberi inspirasi silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.
Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini dan ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)