Cerpen Curhatkita #16
Oleh Veronika
"Tia, ini cucian bersih jangan di campur dengan cucian kotor. Tia, kamu belum bayar biaya listrik, komputer, tv, kulkas, kipas angin. Satu lagi, kamu masih nunggak biaya kost satu bulan kemarin." Tante Reni selaku ibu kost di rumah itu yang terkenal killer alias menyeramkan, alias gualakknya minta ampun..dan banyak lagi alias-aliasnya yang lain.
"Ii..iya Bu nanti saya telpon bapak saya dulu untuk segera kirim uang. Maklum Bu, kucing saya kecelakaan bulan kemarin jadi, harus dibawa ke dokter hewan. Harus di operasi dan biaya operasi kan mahal Bu. Belum biaya perawatannya. Belum.." kata Tia panjang lebar.
"Sudah, sudah.. saya pusing mendengarnya. Kamu kalo di tanya satu jawabnya seratus. Panjang-lebar, tinggi-pendek. Bikin darah saya naik, aja." kata tante Reni sambil mengurut-urut keningnya. Kepalanya, tiba-tiba pusing tujuh keliling. Ia jadi merasa ada bulan dan bintang berputar-putar di kepalanya.
Tia memang kurang suka bila harus berhadapan dengan tante Reni yang pelit dan galak itu. Hmm.. bayangkan makan nasi putih saja bayar, apalagi plus sayur dan yang lainnya. "Huhuhu.. bisa bangkrut!" tante Reni amat sangat amat matre apalagi dengan yang bernama money, alias uang. Semua di uangkan. Kecuali dirinya. "Aduh, kepala pusing banget, sih! Belum bayar uang kost, bayar listrik. Heran. Kenapa, semua pake uang sih.. nggak ada yang gratisan apa?" pikir Tia kesal.
"Whatt?? Gratis?? Zaman sekarang?? Mana ada. Kamu tidur di kolong jembatan saja bayar. Apalagi, di sini ranjang yang super empuk,lengkap dengan bantal kepala, guling, kaki, mata, mulut dan masih banyak lagi. Lengkap, kan?" kata tante Reni suatu kali. Ketika Tia mempertanyakan kepada si tante matre itu.
"Kenapa semua harus bayar sih, tante? Wuah..hiks..hiks..emak,kenapa sih, Tia yang cantik jelita begini di lahirkan jadi anak orang miskin. Jadi begini nih. Emakkk, Tia pusing nih!" Tia menjerit sejadi-jadinya.
Tante Reni terburu-buru datang untuk melihat, apa gerangan yang terjadi pada Tia. Anak kost-nya yang paling suka hutang itu. "Wuah, what happen, aya naon. Kumaha euy..dengan anak satu ini. Apa dia kerasukan setan, ya? Atau, pusing mikirin belum bayar kost takut aku usir keluar. Lalu, jadi kayak begini. Kayak, orang- orang yang naik histeria, di Dunia Fantasi. Jadi histeris kayak begini. Tia tenang, tenang Tia. Cup! Cup! Cup!"
Tia merasa aneh, "Kenapa nih, si tante Reni? Mukanya seperti ketakutan begitu. Ah, jarang-jarang lihat tante Reni seperti ini. Kesempatan nggak datang dua kali, betul kan?" Tia tak berlama-lama tenggelam dalam pikirannya. Ia segera memanfaatkan kesempatan yang ada di depan mata.
"Whuuuaaa..."Tia menjerit lebih keras. Sampai seluruh pelosok, rumah kost-an itu bergoyang seperti di landa gempa bumi, akibat tangisan Tia.
"Hua..kenapa ini? Kenapa goyang? Apa ada gempa, ya?" jerit tante Reni panik. Ia sangat ketakutan. "Sudah, sudah Tia. Tenang, tenang ya. Udah kamu,nggak usah mikirin uang kost. Tante kasih gratis untuk bulan ini. Tapi, udah ya. Jangan nangis lagi!" bujuk tante Reni.
Whattt?? Gratis?? Yes!! teriak Tia penuh kemenangan. Tapi, hanya dalam hati. Rasanya, Tia pengen meloncat-loncat gembira. Andai saja, tante Reni tidak ada di kamarnya sekarang. Tia pasti sudah meloncat-loncat kegirangan.
Jakarta, April 2011
Jika menurut anda cerpen ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Tentang penulis : Veronica, tinggal di Jakarta. Anda bisa berkenalan lebih dekat dengan perempuan yang hobi membaca dan menulis ini di akun facebooknya.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
mbk vero, tulisannya makin asik aja..seru mbk..
terus berkarya ya!!
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)