BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 5 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Kurasakan tangan mas Doni di pinggangku, dia menarikku, dan memelukku dengan erat.

Aku memutuskan untuk memejamkan mata dan pasrah saja dengan apa yang akan dia lakukan nanti… aku akan mencobany.

Kutunggu detik demi detik… 10,9,8,7,6,5,…. Cup….. dia mencium keningku.
Huuuuuuuuuuuft, jantung ini yang tadinya naik hingga ke otak, tiba-tiba turun kembali ke tempatnya..hehe…. aku mulai berani membuka mataku, dengan bibir mas doni masih menempel dikeningku.

Aku terharu dengan suasana ini, dengan kegelapan ini. Tiba-tiba dia membungkuk, dan matanya menapat mataku, hidungnya menempel di hidungku, dan bibirnya, dengan lirih dia mengucapkan, “mas sayang adek…” spontan aku langsung memeluknya… dia benar-benar special… semua yang dilakukannya tidak bisa kau duga… dia benar-benar memperlakukanku dengan istimewa…

Ketika aku masih hanyut dipeluknya, byaaaaaaaak, tiba-tiba lampu menyala dengan sangaaaat terangnya…. Melebihi terangnya tadi ketika kita pertama ada disini. Ternyata setingan ini memang disengaja untuk mengejutkan para pedansa yang sedang bersiuman..hehehe. Benar saja, kulihat banyak teman-teman mas doni yang masih bersiuman. Mereka terlihat lucu dengan ekspresi mereka yang sangat kaget. Aku dan mas doni hanya bisa memandang sambil tertawa terbahak-bahak.

Nggak terasa waktu menunjukka pukul 00.30, tapi mata ini sama sekali ngga merasakan kantuk… ternyata acara sudah mau selesai… lagu terakhir yang di dendangkan bersama sama adalah lagu kenangan berjudul “kesemraan”… sambil bernyanyi dengan setingan lampu yang redup berwarna warni, kami berpegangan tangan dan bernyanyi… “kemesraan iniiiii, janganlah cepat berlalu… kemesraan ini, inginku ulang selalu… hatiku damai, jiwaku tentram disampingmu… hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu…..”

Dan tibalah saatnya kita pulang… aku berpamitan dengan teman-teman dan sesama rekanitanya.

Sampai aku di bus yang tadi mengantarku, mas doni menyerahkan topi dan tas nya kepadaku, dan dia segera berlari keluar. Setelah aku lihat, ternyata ada apel pembubaran makrab di lapangan. Kami sesame rekanita menunggu di dalam bus… selang 15 menit, para taruna selesai di apel kan dan berlari menghampiri pasangannya masing-masing ke dalam bus..

Mas doni datang, dengan nafas terengah-engah, dia menghampiriku dan bilang, “maaf ya dek lama nunggunya ?”

Aku tak menjawab pertanyaannya, aku tarik tangannya dan membiarkannya duduk di sebelahku.. aku bukakan aqua botol kecil yang aku bawa, lalu aku berikan padanya sambil tersenyum… ^^

Dia membalas senyumku, lalu meminum habis aqua kecil yang aku berikan padanya… aku heran melihat cara minumnya, lalu aku bertanya “haus apa doyan sih mas? Kok gitu banget minumnya??” hehe…

Dia tidak menjawab pertanyaanku, dia malah langsung memegang kepalaku, dan membiarkan aku bersandar di bahunya… dengan nada lirih dia bilang, “dah bobok, adek pasti ngantuk kan…”

Ya ampuuun, romatis banget…^^ diperjalanan dia terus memegangi tanganku, dan kepalaku kubiarkan terus bersandar dibahunya… perjalanan ini sungguh indah… malam yang hening, tangannya yang hangat, dan bahunya yang terus memberikanku kenyamanan…

Jika malam ini aku boleh berdoa dan pasti akan dikabulkan, aku ingin ini bisa terus terjadi…aku nggak ingin dia meninggalkanku lagi ke asrama, yang akan membuat kita bertemu hanya di akhir pekan.. aku ingin terus bersamanya, dalam peluknya.

Sampai di rumah, aku dikejutkan oleh berita bahwa papanya mas doni masuk rumah sakit. Papanya mas doni adalah sosok yang pendiam, dia terlihat sangat tegas, sebelumnya aku tidak terlalu dekat sama papanya, aku lebih dekat dengan mama dan kakaknya… walaupun sekilas beliau terlihat kurang ramah, tapi hatiku bilang, beliau adalah sosok yang baik..hangat dan aku yakin, beliau juga menerimaku dengan senang.

Mama dan kakaknya bilang, jangan sampai doni tau kalo papa nya masuk rumah sakit, aku juga berfikir, benar juga, jangan rusak kebahagiaan mas doni malam ini… dia sudah sangat menderita dengan rutinitasnya di asrama… kegiatan nya, latihan2, tekanan serta tindakan2 didalam asrama.

Saat ini malam dimana dia bisa terus tertawa bahagia, malah yang romantis juga buat kami berdua, aku harus bisa menjaga malam ini. Turun dari bus, mas doni mengantarku pulang ke rumahku, kemudian dia menyerahkanku ke papa mama ku, dan dia segera bergegas kembali ke asrama. Setelah pulang, masih dengan gaun malamku hanya ditambah memakai jaket, aku dan papa mama ku langsung menuju ke rumah sakit tempat dimana papa mas doni dirawat. Sampai disana, ternyata papa nya terkena serangan jantung.

Aku Tanya ke mama nya mas doni, “ada masalah apa tante kok om sampe kena serangan jantung?”

Dengan gugup dia menjawab, “nggak ada apa-apa kok, om memang sering seperti itu, jantungnya memang lemah.”

Melihat ekspresi tante yang seperti itu, aku sedikit ragu. Tapi malam itu, suasana sedang ngga begitu bagus buat kata ragu, aku simpan dalam-dalam keraguanku dan mencoba memikirkan bagaimana caranya besok memberi tau mas doni kalo papanya masuk rumah sakit… karena mama dan kakaknya tadi bilang, minta tolong sama aku buat besok bilang ke mas doni, kalo papanya masuk rumah sakit.

Duh, malam ini padahal aku dah mbayangin bakal ga bisa tidur gara-gara kesenengan tadi menghabiskan malam sama mas doni, eh bener ajee… ga bisa tidur tapi gara-gara mikirin besok mesti ngomong apaan ni ma mas doni. God,,,, hidup memang ngga boleh sempurna ya.. meski hanya sehari aja… hehehee…

Pagi hari, minggu yang cerah berkabut menyambutku… pukul 09.00 ku sudah harus ada dirumah mas doni, nyiapin sarapan buat dia karena orang serumahnya ada dirumah sakit semua. Dan keluarganya mempercayakan dia padaku. Dengan mata yang masih sangat tebel, aku buru-buru ke supermarket beli sayur N lauk buat aku masak di rumah mas doni.

Setelah semua siap, aku langsung ke rumah mas doni… disana aku masak makanan kesukaannya, setelah semua matang, nggak lama kemudian mas doni datang.

Dia tersenyum heran melihatku mencuci piring di dapurnya… sambil menggodaku dia bilang, “eh nyonya doni udah luwes aja didapur…” duuuh mas mas, kamu kok masih bisa bercanda, aku disini lho bingung mau ngomong apa… hik hik…

Dia datang ke arahku sambil mencium pipi kiriku. Baru setelah itu dia Tanya serius ke aku… “ada apa sih dek? Kok serius gitu ? biasanya kalo mas goda kamu pasti langsung hebooh. Ni kok diem aja?? Mama mana? Kakak? Papah? Pada kemana sih? Apa jangan-jangan kita disengajain berduaan ya? ah si mama ni pinter aja.hahaha…”

Denger dia nerocor trus ga jelas, aku langsung nyeret dia duduk di meja makan. “ayok cepet buka mulutnya, adek suapin, makan yang banyak !”

Masih dengan tampang lugunya, persis kayak anak kecil…. “ iya mamaaa… aaak aak aakk…. Eeehm, enak mah” ^^ dengan manjanya dia makan dari suapanku dan dengan senyum penuh kebahagiaan dia trus menatapku…

Setelah makan sepiring penuh habis, aku ambilkan minuman kesukaanya. Lemon tea hangat.. setelah dia minum, dan mengajakku keruang keluarga buat nonton tv, aku menahan nya. Aku genggam tangannya, dan aku beranikan diri untuk bilang… “ mas, papa masuk rumah sakit.”

Dia langsung diam dan tertegun… tapi saat itu dia belum sadar kalo yang masuk rumah sakit tu papanya. Dia masih ngira kalo papaku yang masuk rumah sakit.

Dia langsung memegang erat bahuku, dia bilang dengan penuh kekhawatiran “lho? Kok bisa? Papa sakit apa dek? Adek tu gimana sih? Papa sakit kok malah adek disini? Kenapa adek nggak bilang dari tadi? kan kita bisa sama-sama kerumah sakit”

Lalu aku membalas memegang lenganya, “Mas, yang masuk rumah sakit tu papanya mas doni, bukan papaku. Dan aku disini untuk menunggu mas doni dan memberitahu mas doni.”

Tangannya langsung lemas, dia langsung terduduk dan tertegun. Dengan nada lirih dia bertanya, “Papaku kenapa dek? Dia sakit apa?”

Aku bilang, ‘papa kena serangan jantung mas, semalem sudah masuk, tapi mama bilang untuk memberitau mas doni hari ini, karena semalem kita nggak ingin merusak kebahagiaan mas doni.

Mas doni terlihat sangat sedih, selama ini dia memang kurang dekat dengan papanya, karena sifat papanya yang sangat keras. Sebenarnya dulu mas doni bercita-cita jadi seorang arsitek, tapi karena kemauan keras papanya, dia harus masuk ke akademi kemiliteran yang penuh dengan latihan fisik.

Akhirnya kami bersiap-siap menuju rumah sakit. Sampai disana aku melihat mama dan kakaknya sedang memperbincangkan sesuatu… ketika kami datang, mereka langsung berhenti bicara dan membahas topic lainnya dengan mengkhawatirkan keadaan mas doni.

Tapi mas doni cukup kuat, dia juga terlihat tabah. Kami berdua masuk ke kamar papanya mas doni, dia masih tertidur pulas setelah sarapan dan diberi obat oleh dokter. Nafasnya masih menggunakan oksigen, dan didadanya masih terdapat banyak kabel yang aku nggak tau apa itu namanya.

Siang hari om terbangun, dan waktunya untuk minum obat, makan siang, serta diperiksa oleh dokter. om melihatku dan mas doni. Kami berdua menghampirinya dan mas doni menanyakan kondisinya. Dia hanya diam, sambil memegangi dadanya.

Makan siang datang, entah dimana mama dan kakaknya mas doni, tiba-tiba mereka menghilang. Lalu aku inisiatif aja, untuk menyuapi papanya mas doni… sebelumnya aku minta ijin ke mas doni, dan dia tersenyum sambil menyediakan kursi untuk aku duduk… kemudian aku minta ijin ke papanya mas doni, untuk menyuapi dia, dan dia minta mas doni, untuk menaikkan tempat tidurnya.

Akhirnya aku suapi papanya mas doni… awalnya terlihat sangat kaku, tapi aku mencoba untuk mencairkan suasana… aku bercandain aja papanya mas doni.. aku bilang, “ayo om, cepetan dihabisin, ntar keburu mas doni pengen lho…” akhirnya dia bisa senyum juga.. hehehe. Trus aku becandain lagi.. ‘mas doni, jangan cemburu ya sama papa” wkwkwk.. mas doni tertawa sambil mengelus rambutku, papanya juga ikut tertawa bahagia… alhamdulillah, akhirnya papanya mau menghabiskan makan siangnya, buah dan susu juga habis dilahapnya.

Mama datang, dan dia terheran-heran..kok papa udah bisa bangun? Makan siang juga habis lagi… dan dengan bangga mas doni merangkulku sambil berkata “ ni mah, berkat suster icha” hehehe….

Aku bahagia banget… akhirnya aku bisa membuat keluarga ini tertawa bahagia, lega walaupun papa masih sakit, dan yang bikin aku lebih bahagia, sekarang aku jadi makin dekat dengan papanya mas doni.

Malam datang kembali, dan itu membuat mas doni harus kembali ke asrama… aku mengantar dia kembali ke akademi, di dalam mobil, sebelum dia keluar, dia kembali memegang tanganku… dia berkata.

“Makasih ya dek, adek sudah mau menemani mas… mas seneng banget kemarin malam, dan hari ini, meskipun papa sakit, mas juga senneg banget liat perhatian adek ke keluarga mas. Mas berharap, sampai tua nanti kita bisa terus seperti ini…”

Aku bahagia banget mas doni bilang kayak gitu… aku terharu, melihat tatapan matanya yang penuh kepercayaan memandangku… aku bicara dalam hati, sebisa mungkin, aku akan terus menjaga cinta, sayang dan kepercayaannya padaku.. Aku Berjanji.

Senin telah tiba, aku harus kembali bersekolah…. Sepulang sekolah, seperti biasa aku mengikuti bimbingan belajar & ekstra kulikular lainnya… sore itu, ketika aku pulang dari bimbingan belajarku, tiba-tiba mamanya mas doni telfon ke HP ku.. dia menanyakan keberadaanku.. dan aku bilang bahwa aku dalam perjalanan pulang kerumah. Lalu tiba-tiba dia bilang, kalo dia dan kakaknya mas doni mau ada urusan keluar sebentar, dan dia minta tolong aku buat jaga papanya dirumah sakit… dengan senang hati aku bergegas pergi ke rumah sakit. Masih mengenakan seragam SMA ku.

Tiba di sana, aku langsung masuk ke kamar inap papanya mas doni. Mama dan kakaknya terlihat sudah siap akan meninggalkan ruangan.. kemudian mereka pamit dan minta tolong aku untuk menjaga papanya mas doni.

Ketika aku tiba disana, papanya mas doni masih tidur… aku nggak tau mesti ngapain… ya udah, aku ambil aja novel dalam tas ku, dan aku duduk disebelah papanya mas doni sambil membaca novel ku… sekitar 30 menit, papanya mas doni terbangun dari tidurnya… dia memandangiku, dan aku menyapanya… dia hanya tersenyum sambil menahan rasa sakit di dadanya. Aku menawarkannya minum, dan dia mengangguk sambil mengedipkan mata… aku ambil kan air putih mineral, sambil menggunakan sedotan, aku Bantu papa mas doni untuk minum…

Dengan nada lirih dia berkata, makasih ya nak… aku tersenyum, senang karena dia memanggilku nak… kemudian aku menawarkananya untuk makan buah, dan dia mengangguk menandakan mau lagi… aku kupaskan apel dan aku bersihkan anggur merah untuk nya…

Sambil aku mengupas, dia bertanya, “buku apa yang tadi kamu baca?” kemudian kau bilang, “novel om…” dia bertanya lagi, “bercerita tentang apa?”

Aku menjawab, “tentang seorang ayah yang rela berkorban menjual ginjalnya demi kelangsungan hidup keluarganya… seorang lelaki yang di PHK dari pabrik dimana tempat dia bekerja. Dia memiliki 1 istri dan 3 orang anak. Ketiga anaknya masih duduk di bangku sekolah.. dan kebetulan anak ke 2 nya mengidap penyakit leukemia, yang mengharuskan dia untuk cuci darah setiap minggunya. Dia bingung, harus mencari uang kemana lagi untuk menghidupi keluarga dan menyelamatkan anaknya…

Dia mencoba untuk melamar ke toko-toko,pabrik-pabrik, dan semua perusahaan yang ada di daerahnya. Dari tukang batu, office boy, hingga pelayan di restoran dia coba kerjakan, tapi belum juga tercukupi kebutuhan hidup dan perawatan untuk penyakit anaknya. Kemudian dia bertemu dengan seseorang yang membutuhkan donor ginjal, dia menawarkan diri dengan imbalan uang yang cukup untuk menyambung hidup keluarganya serta untuk biaya pengobatan anaknya.

Tanpa pikir panjang, dia segera melakukan operasi pengambilan ginjal dan terjual lah ginjalnya… dan selanjutnya, icha belum meneruskan om, karena om tadi bangun trus icha sekarang kupasin buah deh buat om… hehehe”

Papa mas doni nampak senang dengan ceritaku tadi, dia berkomentar, “ hebat ya, andai saja benar-benar ada sosok ayah yang seperti itu”.

Aku kemudian menjawabnya “om juga hebat kok, bisa mendidik anak seperti mas doni dan kakak menjadi seperti ini” dia tersenyum padaku lagi.

Bersambung...


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 5 )

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial